Kami Tidak Takut Teroris
Bom meledak di 3 gereja di Surabaya, Jawa Timur pagi ini. Tiga gereja itu adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Ngagel, Gereja Pantekosta Pusat Surabaya atau GPPS Jemaat Sawahan dan di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Diponegoro 146.
Hingga pukul 14.40 WIB, polisi menyatakan ada 11 korban tewas. Sebanyak 41 orang korban luka saat ini dirawat di RS, 2 di antaranya adalah polisi. Polisi menyatakan pelaku ledakan di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela tewas di tempat. Di gereja tersebut, seorang anak tewas.
Di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, saksi bernama Samsia melihat ada 2 orang yang masuk ke dalam gereja menggunakan ransel dan langsung meledak. 2 orang tersebut meledak dan langsung mengenai satpam dan polisi yang berjaga di depan. Saksi lain bernama Yudi mengatakan getaran yang dirasakan seperti gempa bumi. Dia juga mencium bau kimia.
Vikjen Keuskupan Surabaya Romo Tri Budi Didik Pr mengatakan peristiwa terjadi jelang dimulainya misa kedua pukul 08.00 WIB. Ada orang pakai sepeda motor dihalang-halangi oleh satpam, lalu meledak.
Di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Jemaat Sawahan, ledakan terdengar 2 kali di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna, Surabaya. Seorang saksi bernama Wahyudi menyebut ledakan itu dari mobil. Akibat ledakan itu, 5 mobil dan 30 motor terbakar. Setelah itu, diduga masih ada 1 bom di GPPS. Gegana kemudian menjinakkan bom dengan diledakkan.
Di GKI Surabaya, saksi bernama Antonius menyebut seorang perempuan membawa 2 anak meledakan dirinya di depan halaman. Awalnya, petugas menghadang ibu tersebut di depan pagar halaman gereja sekitar pukul 07.45 WIB. Namun ibu itu tetap mencoba masuk. Tiba-tiba saja ibu itu memeluk petugas. (sumber detik.com)
–
Tunas Hijau mengajak masyarakat umumnya untuk mengheningkan cipta sejenak untuk saudara kita yang menjadi korban. Semoga keluarga korban juga diberikan ketabahan atas terjadi musibah ini. Kami kuat dan tak gentar. Rasa kebangsaan dan kebhinekaan kami semakin kuat dan mengakar.
Duka Surabaya adalah duka Nusantara. Duka Surabaya adalah duka dunia. Bangsa ini akan terus berdiri kokoh dan tak akan tumbang. Negara Kesatuan Republik Indonesia harga mati. #KamiTidakTakutTeroris #SuroboyoWani #NKRIHargaMati
Sementara itu, ucapan bela sungkawa dan keprihatinan diterima Tunas Hijau dari mitra lingkungan hidup dari Australia, Millennium Kids. Melalui Catrina, CEO lembaga ini, mereka mengutuk aksi terorisme. “Kami sangat bersedih atas yang terjadi pada rumah kedua saya. Hati-hati, Kawan-kawanku. Mari menjadi kuat bersama,” tulis Catrina. (ron)
Surabaya yang damai telah dicemari oleh kebiadaban manusia bengis tanpa prikemanusiaan. Agama mana yangbolehkan membunuh orang lain tanpa dosa meskipun beda keyakinan??
Selayaknya kita mengheningkan cipta dan itu suatu keharusan kalau memang merasa Arek Suroboyo.
Sebuah kekuatan yang kokoh, sebuah kedamaian yang syahdu, sebuah kesatuan yang harmonis tentu akan muncul pihak-pihak yang tidak sepaham berupaya untuk memecah belah persatuan dan kesatuan. Seperti halnya yang terjadi di Surabaya bumi Nusantara Indonesia. Mereka salah, mereka keliru! Salah dan keliru dalam mengartikan ‘cinta’. Cinta kepada Allah, kepada Nabi Cinta Muhammad SAW, kepada negeri, kepada sesama, dan kepada alam.
Kembalilah ke jalan yang benar teroris, kalau kamu manusia dan memang muslim, kami mengutuk perbuatanmu, sadarlah akibat dari perbuatanmu kami umat Islam kena getah dari perbuatanmu padahal agama Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Kalian adalah penjahat yang tidak beradab dan tidak manusiawi, sadarlah bahwa jihad tidak boleh dilakukan dengan cara dan tujuan yang jahat, kasihan pada anak-anak kecil yang punya harapan besar menjadi tonggak bangsa yang tidak berdosa menjadi korban kebiadabanmu teroris dan orang-orang yang tidak berdosapun ikut jadi korban meninggal dunia padahal mereka mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya, sungguh kamu kejam teroris. Salah apa dengan mereka? Ya Allah, pemahaman agama yang salah memang berpotensi besar membuat orang menjadi susah dan kekerasan harus dihentikan.Kita semua percaya bahwa jika Allah sudah berkehendak, sejahat apapun anak manusia, pasti akan kembali ke fitrah-nya jua. Sadarlah kau teroris dan jadikan dirimu orang yang berguna bagi bangsa Negara dan agama. Tidak ada sejengkalpun ruang untuk kekerasan dalam ajaran Tuhan (mas imam subroto Pembina dan pegiat LH SDN BUBUTAN 4 SBY)
SURAT TERBUKA UNTUK TUAN TERORIS DI MANAPUN KALIAN BERADA
Maaf tak mengucap salam , karena aku tidak tahu apa agamamu dan apa yang kau percayai
Kitab apa yang kau baca hingga kau merasa paling benar , kitab mana yang mengajarkan membunuh orang diluar peperangan ?
Pemimpin mana yang kau ikuti hingga langkah yang kau ambil melampaui ajaran para nabi ?
Ibu mana yang melahirkanmu hingga mati rasa belas kasihmu ?
Ayah mana yang membimbingmu sehingga rasa ketakutan yg kau ciptakan dalam aksimu ?
Makanan apa yang mengalir ketubuhmu sehingga kau merasa terpilih sebagai mesin pencabut nyawa.
Pakaian apa yang kaupakai hingga kau merasa gagah, tak tersentuh neraka
Kalau kau pikir tindakanmu akan mencapai mimpimu, kupastikan jauh dari itu … tumpuan kebencian terarah pada kelompokmu
Bagaimana mimpimu membangun peradaban tanpa ada simpati dari manusia ?
Alih alih menegakkan kebenaran … yang lahir justru antipati … ketakutan … makin lama generasi ini makin jauh dari agama … takut dengan agama … saat itu tiba, kau ikut bertanggungjawab meng-atheis-kan dunia ini !!!
Pastinya kau bukan representasi islam , pastinya juga bukan representasi nasrani , hindu atau budha
Agama yang kutahu mengajarkan cinta kasih sesama manusia , kelembutan , kesabaran
Sembah pada Tuhan seharusnya menghindarkan perbuatan keji dan munkar.
Broadcast sebanyak- banyaknya surat terbuka untuk teroris ini ke semua group yang anda gabung , setidaknya teroris berkurang satu.
Salam Perang Lawan Teroris
Jaya Indonesiaku.
NKRI HARGA MATI.
terorisme adalah musuh kita bersama, jangan biarkan mereka menebar ketakutan pada kita semua, bangsa indonesia, semoga kejadian kemarin adalah yang terakhir. tetap tenang dan selalu waspada