Lomba Hidroponik SD se-Surabaya Segera Digelar
Hasil rapat penentuan mekanisme lomba pengel0laan hidroponik Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerjasama dengan Tunas Hijau akan menggelar Lomba Pengelolaan Hidroponik untuk tingkat sekolah dasar negeri dan swasta sekota Surabaya, Selasa (8/5). Ratusan sekolah dasar negeri akan diwajibkan mengikuti kompetisi yang direncanakan dilaksanakan pada tahun ajaran baru 2018 – 2019. Diakhir program akan ditentukan 3 sekolah terbaik lomba pengelolaan hidroponik.
Durasi lomba berkisar dua bulan atau sesuai dengan satu musim tanam seperti satu musim tanam tanaman sawi-sawian, selada dan bayam. Setiap sekolah yang menjadi peserta wajib menggunakan dua sistem hidroponik yaitu sistem sumbu (wick) dan Nutrient Film Technique (NFT). Sedikitnya 50 lubang tanam yang dibudidayakan di sekolah. Peserta bisa menambahkan pemanfaatan sampah plastik seperti botol dan gelas plastik bekas.
Setiap sekolah yang terdaftar wajib memiliki tim hidroponik sekolah (THS) yang terdiri dari siswa, guru pendamping dan kepala sekolah. Lomba pengelolaan hidroponik yang pertama diadakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pelestarian lingkungan hidup khususnya pada inovasi budidaya tanaman dengan hidroponik. Kepala sekolah dan guru pendamping diharapkan dapat mengarahkan tim hidroponik sekolah agar dapat memahami sistem hidroponik itu sendiri.
Menurut Nila Eka Yuniartha, Staff Bidang Sekolah Dasar, bertani dengan sistem hidroponik merupakan pengalaman yang menyenangkan dan dapat menjadi bekal ketrampilan siswa. “Harapannya nanti bisa menjual hasil panennya atau mengolah dalam bentuk makanan dan minuman,” ujar pegawai yang telah mengabdi lebih dari 3 tahun di Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Perempuan yang akrab disapa “Mbak Nila” secepatnya akan membagikan info lomba pengolalaan hidroponik pada 15 Mei melalui website Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
Salah satu yang menjadi penilaian adalah partisipasi siswa dalam merawat tanaman yang dibudidayakan. “Dipastikan mulai dari proses penyemaian, pembesaran sampai panen siswa harus dilibatkan sedangkan guru pendamping mengarahkan. Jangan lupa untuk mengedukasi ke warga sekolah dan diluar sekolah agar semakin banyak orang yang tahu manfaat hidroponik di perkotaan,” terang Bram Azzaino, Senior aktivis Tunas Hijau. (One)
Bgmn ya pak..sekolah kami msh dibongkar,tdk ada trmpat kosong..
cara ini sagat baik, bagaimna pemanfaatn seperti untuk lahan yg sempit
Alhamdulillah dengan adanya lomba pengelolaan hidroponik sekolah dari dispendik sby dan tunas hijau Indonesia menunjukkan kalau dispendik dan tunas hijau telah benar meletakkan dasar dan eksistensinya sebagai pelopor dan teladan wujud nyata jaga bhumiku bagi tunas-tunas bangsa melalui siswa-siswi yang nantinya mereka menjadi penyangga masa depan pendekar-pendekar jaga bhumiku untuk Indonesa Jaya dan kemaslahatan umat di dunia…aamiin barokah manfaat (mas kevin pembina eco school, eco preneur, hidroponik, dan pembina gudep sby 03.033 pangkalan SDN BUBUTAN 4 SBY)
Dengan adanya lomba pengelolaan hidroponik sekolah kami berharap di SDN BUBUTAN 4 SBY tercipta keluarga hidroponik yg mandiri dan lebih sejahtera terutama dalam pemanfaatan hidroponik mereka bisa mengonsumsi sendiri kebutuhan sayurnya dan bisa menjual hasil budidaya hidroponiknya untuk dijual ke pasar sehingga bisa menambah income keluarga yg lebih baik.aamiin barokah manfaat (mas kevin subroto adalah pembina LH dan Gudep sby 03.033 SDN BUBUTAN 4 SBY)
Semoga dengan lomba ini dapat diikuti dengan penuh semangat, kejujuran, sportifitas, dan dapat dilakukan secara berkelanjutan.