Vito Egi N, Juru Bicara Lingkungan Hidup SMPN 3 Surabaya

Kerja keras dan totalitas adalah dua kata yang cocok untuk menggambarkan sosok siswa SMPN 3 Surabaya di bidang keteladanan. Alasannya, setiap aktivitas atau kegiatan yang diikuti, selalu dilakukan dengan penuh sungguh-sungguh tidak dengan niatan yang setengah-setengah. Sosok tersebut adalah Vito Egi Nandriansyah, siswa kelas 9 sekolah yang berada di Jalan Pacar Nomor 3 ini sudah terlihat aktif mulai dari kelas 7. Karawitan menjadi salah satu  kegiatan awal yang membawa namanya dikenal oleh guru-guru bahkan kakak kelas pada waktu itu.

Sosok pelajar yang mempunyai karakter aktif, percaya diri dan loyalitas yang tinggi terhadap sesuatu ini berdampak pada organisasi ekstrakurikuler Karawitan. Sosok tinggi berkaca mata ini memang sejatinya sejak awal mempunyai ketertarikan mengembangkan kegiatan karawitan sebagai kegiatan yang tidak hanya bermain gamelan, nembang melainkan kegiatan yang bisa dijadikan wadah untuk bertukar informasi budaya.

Memiliki kemampuan berbicara atau public speaking yang baik dimanfaatkannya untuk melakukan sosialisasi mengajak teman-temannya yang lain agar bergabung pada ekskul Karawitan. Disampaikan oleh Vito Egi, dulu memulai Karawitan, masih sepi peminatannya karena tidak tertarik, tetapi saat ini kami sudah memiliki dua grup yakni grup A dan grup B. “Yang saya lakukan adalah sosialisasi kepada anak-anak tentang nilai-nilai budaya pada karawitan, selain itu saya juga menunjukkan prestasi yang pernah diraih. Hal ini membuat mereka banyak yang tertarik ikut masuk karawitan,” ucapnya.

School Farming yang memuat pengelolaan tanaman sayur hidroponik menjadi ikon sekolah yang paling senang bagi Vito Egi untuk dipresentasikan kepada tamu-tamu yang berkunjung ke sekolahnya, SMPN 3 Surabaya. Kemampuan ublic speakingnya yang bagus membuatnya dipercaya sebagai juru bicara lingkungan hidup di sekolahnya

Dalam kegiatan lingkungan, keteladanan sosok siswa yang pernah meraih prestasi juara 1 lomba public speaking pelajar se Surabaya 2017  tidak hanya pada kemampuannya berbicara. Lebih jauh, siswa yang tinggal di Jalan Sidotopo Wetan Baru Nomor 58 ini juga tidak segan melakukan aksi lingkungan seperti bersih-bersih pantai, pembuatan lubang biopori, perawatan tanaman hidroponik, hingga school farming. “Apapun yang saya pilih dan kerjakan haruslah totalitas, tidak boleh setengah-setengah. Karena kalau hanya sekedar menjadi kader lingkungan itu biasa,” ujar Vito.

Pelajar yang pernah menjadi delegasi pertukaran pelajar di Korea Selatan dengan tajuk Asian Youth Education Forum dalam programm Student Youth Exchange di Busan ini mempunyai peran penting dalam bergeraknya roda organisasi yang diikuti. Tidak hanya Karawitan, Vito Egi juga tergabung dalam kader lingkungan, kader anti narkoba, kader hemat energi dan kader UKS.

Disampaikan oleh Nanik Irawati, guru pembina lingkungan, sosok Vito membawa perubahan besar bagi dinamika kegiatan lingkungan di SMPN 3 khususnya untuk Komcil (Komunitas Cinta Lingkungan) SMPN 3. Keaktifan tersebut membawanya meraih penghargaan pada program Tunas Muda Pemimpin Indonesia pada tahun 2017 dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Riau.

Sosok siswa kelahiran Surabaya, 26 Januari 2003 ini menjadi garda depan kegiatan sekolah yang berkaitan dengan sosialisasi kepada pihak dalam maupun luar sekolah. “Hanya dia sosok yang mempunyai keunggulan public speaking dibandingkan anak-anak lainnya, dia juga yang sudah mempunyai pengalaman untuk berani berbicara di depan umum. Untuk anak seusianya itu adalah bentuk capaian luar biasa,” ujar Nanik kepada Tunas Hijau.

Momen yang tidak bisa dilupakan bagi siswa yang pernah meraih juara nembang Macapat se Surabaya 2018 adalah saat dirinya menjalankan dua program secara bersamaan. “Saat penerimaan penghargaan di Riau 2017 bersama Pak Presiden, waktunya bentrok dengaan keberangkatan saya ke Korea. Alhasil, setelah ditelepon langsung oleh Walikota Surabaya mengatakan mendukung keputusan saya untuk jalan keduanya dan atur akomodasinya,” terang Vito Egi, siswa kelas 9A. (ryan/ron)

 

8 thoughts on “Vito Egi N, Juru Bicara Lingkungan Hidup SMPN 3 Surabaya

  • Mei 13, 2018 pada 09:51
    Permalink

    Pembina Lingkungan hidup atau pegiat lingkungan hidup sosok yang berprestasi bukanlah pembina lingkungan hidup atau pegiat lingkungan hidup yang memiliki banyak sertifikat penghargaan pribadi saja tetapi pembina atau pegiat lingkungan hidup yang kehadirannya dinantikan, aksi nyatanya jadi teladan, keberadaannya memberikan kebaikan dan perubahan lingkungan hidup alam sekitarnya serta karyanya memberikan kebermanfaatan bagi bagi makhuk hidup dan terutama kemaslahatan umat manusia untuk kejayaan jaga bhumiku Indonesia (mas Imam subroto sang pembina pegiat lingkungan hidup SDN BUBUTAN 4 SBY)

    Balas
  • Mei 13, 2018 pada 10:09
    Permalink

    Dik Vito Egi yang multi talenta masih tetap punya kepedulian terhadap program LH. Asah terus kemampuan, potensi, dan kopetensi, minat, dan bakat di berbagai bidang. Suatu saat nanti akan ada yang muncul paling menonjol itulah yang membawamu menuju kesuksesan. Aamiin.

    Balas
  • Mei 14, 2018 pada 09:26
    Permalink

    SDN BUBUTAN 4 SURABAYA yang Zero Waste. Plastik sudah menjadi barang yang dipakai setiap hari oleh manusia untuk segala kebutuhan, plastic sangatlah bermanfaat dan selalu digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia dan kini dampaknya sudah terlihat dan membahayakan. Sampah plastik mulai menumpuk dan mencemari lingkungan barang yang susah diuraikan dan membutuhkan waktu selama 300 tahun untuk teruraikan. Sudah saatnya manusia untuk mengurangi penggunaan plastik demi menuju kehidupan yang lebih baik dan sehat, karena dampaknya sudah memengaruhi seluruh makhluk hidup yang ada di planet bumi tercinta ini.
    Sudah saatnya kita mengurangi penggunaan plastik. Hal ini wajib dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja berada. Warga Sekolah SDN BUBUTAN 4 Surabaya sudah menerapkan pengurangan plastik (ZERO WASTE) di setiap harinya. Sekolah kami juga membuat peraturan untuk mengurangi sampah plastik, yaitu dengan membawa botol minum isi ulang dan tempat makan sendiri (tepak makan). Untuk mengurangi sampah botol plastik, siswa wajib menggunakan botol minum isi ulang saat membeli minuman dan tepak makan untuk membeli makanan di kantin. Jika ketahuan melanggar maka baik pihak kantin maupun siswa mendapat teguran kalau masih tetap melanggar maka ada sanksi buat kantin dan siswa. Untuk kantin mungkin tidak diperpanjang masa kontraknya dan untuk siswa wajib mengambil botol plasti atau sampah plastik dan mengumpulkannya di bank sampah untuk dijual atau didaur ulang. Untuk mengakkan aturan ini Tim polisi lingkungan pun ikut berpartisipasi untuk melakukan razia sampah plastik dibantu oleh kader lingkungan Adiwiyata SDN BUBUTAN 4 Surabaya.
    Sampah plastik yang masih ditemukan di sekolah dipilah kembali. Dengan bimbingan Bapak Ibu Guru pendamping LH, sampah plastik di sekolah dipilah untuk dijual kembali dan ada yang di daur ulang menjadi barang-barang ketrampilan serta untuk pembuatan media pembelajaran. Setiap bulan penjualan sampah botol plastik slalu menurun hasilnya. Hal ini menandakan bahwa warga sekolah SDN BUBUTAN 4 Surabaya mulai peduli terhadap lingkungan khususnya sekolah yang Zero Waste (mas imam subroto Pembina dan pegiat LH SDN BUBUTAN 4)

    Balas
  • Mei 12, 2019 pada 19:32
    Permalink

    Assalamualaikum wr.bt
    Mungkin ada yg punya nomer keluarga atau sanak familiy yg bisa saya hubungi terkait sosok vito?

    Balas
    • Mei 13, 2019 pada 08:05
      Permalink

      Ini dari mana ya?

      Balas
      • Mei 14, 2019 pada 12:48
        Permalink

        Saya syaiful dari LPM Universitas Nurul Jadid Probolinggo. Kebetul saya penjab dari rubrik mutiara remaja. Dari beberapa literasi yg ada di internet saya menemukan sosok vito sebagai remaja prestasi yg mamou menginspirasi. Oleh karena itu sebelum saya rapatkan di meja redaksi saya oerlu data lagi dari bbrp informen. Terinakasih

        Balas

Tinggalkan Balasan ke Ipunks Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *