Perusahaan Siswa SMPN 19 Kembangkan Es Sari Pepaya Dari Kampung Hingga Hotel
Produk unggulan perusahaan siswa di sekolah-sekolah biasanya terdiri dari dua produk atau lebih yang terdiri dari olahan makanan dan minuman. Hal berbeda justru dilakukan oleh perusahaan siswa SMPN 19 Surabaya, hanya mengandalkan dua buah produk olahan minuman yang berasal dari pohon sukun dan pepaya di hutan sekolah. Kedua produk tersebut adalah es sari pepaya dan es krim sukun. Kedua produk ini mampu membuat warga sekolah dengan sekejap menjadikannya primadona dan alternatif jajanan selain di kantin.
Keuntungan yang besar diperoleh oleh mereka hanya dengan memasarkan kedua produk dalam tempo lebih 10 minggu. Keuntungan tersebut sebesar Rp. 2.443.700 yang didapatkan setelah 20 kali melakukan penjualan di dalam sekolah. Disampaikan oleh Dian Rahmawati, guru pembina lingkungan, selain dua puluh kali jualan, tim pemasaran juga hampir setiap hari melakukan penjualan saat jam istirahat.
“Dengan menggunakan media poster, banner kecil dan beberapa kotak tempat kedua produk disimpan, anak-anak biasanya ada yang sudah standby di dekat kantin dan sebagian lainnya keliling ke kelas-kelas,” ujar Dian. Dengan intensiatas penjualan yang tinggi, wajar perusahaan siswa bernama Eco Nineteen menyiapkan proses produksinya dengan jumlah modal yang tidak sedikit pula. Modal yang didapatkan dari penjualan sampah anorganik, penjualan baju bekas hingga minyak jelantah.
Modal yang digunakan untuk memproduksi kedua produk tersebut sebesar Rp. 1.725.000, modal awal ini sejalan dengan pencapaian pendapatan yang diterima oleh perusahaan dalam kurun waktu 3 bulan. Pendapatan mereka sebesar Rp. 4.168.700. “Sebagian besar pendapatan dihasilkan dari penjualan produk sari pepaya, karena saat itu buah sukun yang ada di pohon sukun masih belum berbuah,” ucap Dian kepada Anggriyan, aktivis Tunas Hijau.
Mengatur strategi penjualan produk menjadi penting dilakukan oleh perusahaan siswa sekolah yang berada di Jalan Arif Rahman Hakim 103B. Tidak berbuahnya sukun, membuat mereka harus memproduksi secara banyak produk sari pepaya. Momen tersebut disampaikan oleh Satriya, salah seorang anggota perusahaan siswa sebagai momen yang tidak bisa dilupakan selama Ecopreneur. “Bagaimana harusnya kami memasarkan dua produk menjadi hanya satu produk itu menjadi tantangan tersendiri sekaligus momen langka bagi kami,” ucapnya.
Disinggung mengenai perkembangan produk, Dian sapaan akrab guru berkarakter tegas ini mengatakan produk sari pepayanya sudah dikenal di beberapa tempat seperti Kampung Deles, Kampung Kendalsari, Hotel Bisanta Bidakara, SDN Ploso V, SDN Penjaringan I, MAN Wonorejo, TK Deles. “Tempat yang saya sebutkan itu juga menjadi lokasi kampung dan sekolah adopsi yang kami lakukan, salah satu kegiatannya selain memperkenalkan sari pepaya adalah membuat lubang biopori dan pengomposan dengan keranjang,” imbuh Dian.
Sementara, kegiatan lingkungan yang dilakukan sembari mengembangkan produk bisnis seperti pengomposan. Sebanyak 500 kg sampah organik yang berasal dari dua media pengomposan yakni tong dan keranjang komposter. “Kami sering kali menggelar grebek pasar, pengumpulan sampah daun dan sisa makanan di kantin. Hasil pengolahan bahan baku itu, kami berhasil panen sebesar 350 kg kompos yang dikemas dalam kemasan 5 kg,” ujar Satriya, direktur perusahaan siswa.
Rencana kedepan, guru yang loyalitas terhadap lingkungan ini berencana untuk menambah jumlah menu baru dengan tetap memanfaatkan hasil panen sukun dan pepaya. “Ya biar warga sekolah tidak bosen dengan produk es krim sukun dan es sari pepaya, makanya kami ingin membuat menu baru entah nanti makanan atau produk minuman lagi,” pungkas Dian. Sebagai bagian dari aksi lingkungan, mereka juga melakukan penambahan tanaman baru sebanyak 500 tanaman jenis puring, buah naga, tanaman TOGA dan hidroponik. (ryn)
Keterangan foto : Tim perusahaan siswa SMPN 19 Surabaya mempromosikan produk es sari pepaya kepada tamu hotel Bisanta Bidakara dalam upaya mengembangkan produk unggulan sekolah dalam program Ecopreneur.
Suatu pebelajaran yang luar biasa untuk anak SMP, inilah ecopreneur yang betul-betul mengembangan potensi sekolah dan berani menembus pasar hotel yang biasa di kunjungi kelas menengah ke atas.
Semoga Sukses Selalu
Salam Bumi Lestari
MashaAllah, kerenn
Nama: Raisha Almira Naazneen
Sekolah: SDN Gayungan 1 /422 Surabaya
No. Peserta: 062
Judul proyek yang dikembangkan: Cara Cerdas Mengolah Sampah Organik Menjadi Eco Enzyme
Penjelasan singkat tentang proyek yaitu bahwa proyek eco enzyme merupakan solusi pengolahan sampah yang ramah lingkungan dan hemat biaya dan berdampak baik pada lingkungan