Beragam Proyek Anak Dipresentasikan pada Hari II Seleksi I Pangeran Putri LH 2018 SD
Lebih dari 100 orang peserta mengikuti seleksi I hari kedua Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2018, Minggu (5/8/2018) di Bappeko Surabaya. Proyek peserta seleksi I hari kedua Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2018 tidak kalah beragamnya dengan proyek pada seleksi I hari kedua.
Amar Al Bukhori, siswa SDI Annur yang berlokasi di kawasan Simo, melaksanakan proyek penanaman tumbuhan dalam media pot. “Saya menanamnya di sekolah dan rumah. Ada tanaman sansievere, lidah buaya dan lainnya,” kata Amar Al Bukhori. Dia memilih proyek itu karena semakin tingginya polusi udara dari knalpot kendaraan bermotor.
Banyaknya sampah plastik kemasan produk di sekitar sekolah dan rumah menginspirasi Uus Maulana, siswa SDN Babatan IV, memulai proyek pemanfaatan sampah plastik. “Saya memanfaatkan sampah plastk kemasan produk untuk dibuat menjadi tas dan dompet,” kata Uus Maulana.
Faiz Dwi Yulianto, calon pangeran lingkungan hidup 2018 dari SDN Manukan Kulon II, menarik perhatian dengan proyek panggung boneka jarinya. “Perlu cara yang keren untuk menyampaikan ajakan peduli lingkungan kepada warga sekolah dan sekitarnya. Saya menggunakan panggung boneka jari ini untuk mengajak mereka,” kata Faiz.
Kegemaran masyarakat minum kopi menginspirasi Arya Galih, peserta dari SDN Ujung IX, melaksanakan proyek pemanfaatan ampas kopinya. “Banyak ampas kopi dari warung-warung sekitar sekolah dan tempat tinggal saya. Saya memanfaatkan ampas kopi untuk sabun,” terang Arya Galih.
Satuman, salah satu juri, menyarankan agar sabun ampas kopi yang dibuat oleh Arya Galih berbentuk yang khas. “Jangan berbentuk hati karena identik dengan coklat yang sudah umum di masyarakat. Khawatirnya sabun ampas kopi dimakan,” kata Satuman, yang juga aktivis senior Tunas Hijau ini.
Sementara itu, Eka Ellisha, calon putri lingkungan hidup dari SDN Sidotopo Wetan II, memilih budidaya tanaman okra sebagai proyeknya. “Budidayanya mudah. Tanaman okra juga bisa langsung dimanfaatkan untuk sayuran dengan gizi yang tinggi,” kata Eka Ellisha. Dia mengaku telah membudidaya tanaman okra di rumah dan sekolahnya. (*)
Pewarta: Mochamad Zamroni
Proyek-proyek yang diluncurkan dalam seleksi Pangput tingkat SD/MI sejak hari pertama & kedua sangat bervariatif. Namun tetap penuh kreativitas, dan inovatif. Seakan jadi ajang adu karya kreativitas dari para bocah pejuang lingkungan hidup. Kepada para pangeran & putri lingkungan hidup 2018, di pundakmu kami titipkan kelestarian bumi ini.