Dicari, Sekolah Zero Waste Surabaya Eco School 2018

Lomba lingkungan hidup bagi Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, serta SMP dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) se Surabaya akan segera digelar kembali. Lomba yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya tersebut adalah Surabaya Eco School 2018, yang tahun ini menjadi tahun kedelapan.

“Kendalikan Sampah Plastik” atau “Beat Plastic Pollution” menjadi tema yang diangkat pada pelaksanaan Surabaya Eco School 2018 ini. Tema tersebut adalah tema nasional dan tema internasional lingkungan hidup tahun 2018 ini. Sengaja diangkat untuk sebagai upaya mendukung gerakan tersebut agar melokal.

Tema tersebut diangkat menjadi tema Surabaya Eco School 2018 juga agar gerakan peduli lingkungan hidup sekolah-sekolah Surabaya lebih mendunia dan dikenal secara internasional.

Lantas, apa target yang disasar dengan tema “Kendalikan Sampah Plastik” atau “Beat Plastic Pollution”? Melalui Surabaya Eco School 2018 ini, diharapkan jumlah sekolah yang bisa merealisasikan zero waste bisa lebih banyak. Targetnya, pada akhir tahun 2018, atau pada penghujung Surabaya Eco School 2018 bisa mencapai 50 sekolah.

Sekolah zero waste yang dimaksud adalah dari variabel kantin sekolah yang tidak lagi menyediakan makanan dan minuman dengan menggunakan wadah sekali pakai. Tidak pula dengan menggunakan potongan kertas minyak untuk tempat kue atau gorengan. Jadi hanya sampah organik yang dihasilkan dari kantin sekolah.

Sampai dengan akhir semester lalu, tahun ajaran 2017-2018, sekolah Surabaya yang telah merealisasikan zero waste adalah SDN Kaliasin I, SDN Bubutan IV, SDN Dukuh Menanggal I, SDK Santa Maria, SMPN 1, SMPN 11, SMPN 15, SMPN 40, SMPN 23, SMPN 24, SMPN 25, SMPN 26 dan SMPN 28.

Bagaimana  dengan sekolahmu?? (*)

Pewarta: Mochamad Zamroni

9 thoughts on “Dicari, Sekolah Zero Waste Surabaya Eco School 2018

  • September 10, 2018 pada 09:45
    Permalink

    Lhoo… Kedinding I/251 kok ndak termasuk Mas, kan fotonya itu anak-anak Arkensi dan para gurunya???

    Balas
  • September 10, 2018 pada 09:49
    Permalink

    Sekeco Siji siap berproses menjadi lebih zerowaste.

    Balas
  • September 10, 2018 pada 10:11
    Permalink

    Kami warga SMPN 40 dengan tim kader LH yang tidak asing lagi yaitu Si Cilung Spenforty selalu siap merealisasikan program Zero Waste dengan beraksi nyata untuk “Kendalikan Sampah Plastik” atau ^Beat Plastic Pullution^, bersama Tunas Hijau Indonesia. *Saya Bisa, Kita Bisa, Semua Bisa, Luar Biasa*

    Balas
  • September 10, 2018 pada 20:08
    Permalink

    Siap menuju sekolah zerowaste

    Balas
  • September 12, 2018 pada 19:45
    Permalink

    Keindahan pagi hanya akan bisa dirasakan oleh individu yang merasakan gelapnya malam KARENA Indahnya keberhasilan hanya akan bisa dirasakan oleh individu yang merasakan perjuangan pantang menyerah.

    SUKSES itu butuh PROSES bukan PROTES,, EcoSpenSix goes to Zero Waste School 2018,, kami SIAP menjadi lebih baik untuk diri, sesama & lingkungan,, memberikan yang terbaik untuk bumi bersama TUNAS HIJAU

    EcoSpenSix,,,??? YES, WE CAN,, Bismillah

    Balas
  • September 15, 2018 pada 17:03
    Permalink

    Spentwosix is ready for #beatplasticpollution

    Balas
  • September 25, 2018 pada 09:08
    Permalink

    Langkah langkah pengolahan dan pengurangan sampah plastik di sekolah kami adalah ;
    1. Mengharuskan siswa membawa tempat makan dan botol minum sendiri dari rumah
    Dan juga digunakan untuk tempat membeli makan dan minum dikantin sehingga mengurangi pemakaian alat makan dari kantin selain higenis dan juga dapat mengurangi sampah bungkus makanan
    2. Sekolah kami juga melakukan kerja sama dengan pedagang kantin untuk tidak memakai bungkus makanan dalam upaya mengurangi sampah
    3 . Disekitar kantin di siapkan takakura untuk mengumpulkan sisa – sisa makanan sehingga sampah itu berkurang dan dapat dijadikan pupuk kompos ( pokja kantin dan pokja takakura bekerjasama )
    4 . sekolah kami SMPN 37 SURABAYA untuk mengurangi sampah kertas waktu ujian PTS & PAS kami malaksanakan ujian dengan CBT (computer based test )
    5. Jika masih ada sampah dan plastik dan kertas maka kami pokja bank sampah mengumpulkan sampah tersebut untuk di jual atau pokja sampah plastik dan pokja sampah kertas akan mengolah kembali menjadi hasil karya

    Disekolah kami kegiatan untuk pengolahan sampah perlu diaktifkan terus karna melihat latar belakang keluarga yang heterogen , pernah sekolah kami mengadakan workshop pengolahan sampah kertas bersama tunas hijau ( membuat bubur kertas menjadi kertas daur ulang ) sekolah kami mengadakan workshop pengolahan sampah plastik menjadi baju daur ulang dan dipakaikan pada saat lomba yel yel eco school dan kami tidak pernah membeli kami selalu membuat sendiri

    Balas
  • Oktober 3, 2018 pada 10:13
    Permalink

    Pola Budaya Zero-Waste bisa diawali dari rumah (mas imam subroto pegiat LH SDN BUBUTAN 4 SURABAYA)
    Seiring dengan aktivitas manusia dalam mengonsumsi dan menggunakan berbagai produk, sampah akan jadi masalah yang terus mengikuti. Terlebih jika tiap individu menggunakan produk yang menghasilkan limbah plastik yang sulit diurai. Meskipun terdengar lazim dan banyak alternatif dalam mengolah sampah, tapi sampah tetap bisa menjadi masalah besar. Terutama saat jumlahnya terus membengkak hingga sulit dikelola. Kalau sudah begini, masalah seperti banjir dan berbagai penyakit dapat muncul dan mengancam lingkungan Anda. Di Indonesia, sampah sudah menjadi masalah klasik yang belum bisa terpecahkan, dalam skala dunia, Indonesia menjadi negara kedua penghasil sampah plastik laut terbesar setelah China.
    Jika Anda mulai menyadari pentingnya mengurangi produksi sampah, tapi masih bingung untuk memulainya. Anda bisa menjalani Pola Budaya Zero-Waste diawali dari rumah, melalui berbagai kebiasan sehari-hari yang disarankan oleh kita. Dengan menjalani Pola Budaya Zero-Waste bisa diawali dari rumah berhasil mengurangi produk sampah rumah tangga, berikut ini contoh tips-tips atau polanya :
    1. Memilih makan dan memasak di rumah (menghidari sampah bungkus dari makanan siap saji)
    2. Membawa tepak makan dan botol minum isi ulang sendiri jika ke sekolah atau bepergian
    3. Gunakan kain sebagai alat pembersih cuci piring dan lain-lain (bukan dari busa atau alat pel yang lain)
    4. Menggunaan peralatan yang ramah lingkungan (gelas,sendok,piring, dan garpu) ulang pakai
    5. Membeli Baju Bekas (menghindari sampah kain dari sisa potongan membuat baju baru)
    6. Membawa tas kain untuk mengganti Kantong Plastik selama Berbelanja
    7. Mencuci Baju Sendiri (kalau diloundrrykan pasti ada sampah plastic untuk pelindung/bungkus baju selesai dicuci setrika)
    8. Membeli Sabun Batang, Shampo, Pasta Gigi, dan Kondisioer Curah dengan membawa tempat sendiri kalo beli jadi pasti ada wadah atau kemasan plastiknya
    9. Mengganti Produk Pembersih dengan Cuka Putih untuk membersihkan kaca, merendam baju kotor dan mengepel lantai
    10. Membuat minuman Kopi dan teh sendiri, kalau beli disiap saji pasti ada wadah/gelas plastiknya

    Balas
  • Oktober 3, 2018 pada 10:15
    Permalink

    Surabaya yang Zero waste plastic oleh imam subroto pegiat LH SDN BUBUTAN 4 Sby
    Zero Waste Plastik merupakan arti dari Nol Sampah Plastik yang bertujuan untuk mengajak masyarakat Surabaya mengurangi sampah plastik seperti penggunaan kemasan plastic minum sekali pakai diganti dengan botol minum ulang pakai dan dan menggunakan tas kain saat berbelanja di mall, pasar tradisional, minimarket dan lain2 sehingga kemasan plastik bisa terkurangi.
    Sebagai manusia modern, rasanya sulit sekali untuk terlepas dari segala sesuatu yang berbahan plastik. Secara sadar ataupun tidak, plastik sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Meskipun akhir-akhir ini banyak cara dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, maupun LSM demi mengurangi ataupun untuk menghentikan produksi plastik ini, tampaknya hasilnya belum maksimal. Kurangnya aksi nyata dan contoh dari aparat pemerintah,serta tegaknya perda sampah khususnya sampah plastik membuat masyarakat kita yang masih terbiasa menggunakan plastik, dan cukup kesulitan untuk menggantinya dengan alternatif lain
    Namun hal ini tidak berlaku bagi stake holder SDN BUBUTAN 4 SURABAYA. Sejak dinobatkan sebagai sekolah Adiwiyata, pihak sekolah mewajibkan para siswa untuk membawa tumbler dan botol minum isi ulang. Tujuannya tentu saja untuk mengurangi konsumsi sampah plastik di lingkungan sekolah, serta memberikan edukasi pada siswa mengenai bahayanya penggunaan plastik.
    Selain itu, pihak sekolah juga bekerjasama dengan para penjual di kantin mengenai penggunaan plastik. Mereka meminta para penjual untuk tidak lagi menggunakan bungkusan berbahan plastik dan menggantinya dengan alternatif lain yang ramah lingkungan, seperti daun pisang dan hanya melayani siswa yang beli makanan wajib membawa tepak makan dan botol isi ulang. Sejauh ini, hal tersebut berhasil menekan penggunaan plastik di SDN BUBUTAN 4, bahkan tong sampah yang bisanya setiap hari penuh dengan bungkusan sampah plastik, kini berkurang sepenuhnya hingga yang tersisa hanyalah sampah-sampah organik, seperti dedaunan dan ranting pepohonan.
    Program Bank sampah yang sejak dulu diadakan untuk mengurangi sampah-sampah di lingkungan sekolah, biasanya setiap hari selalu mendapatkan kiriman sampah beragam jenis, seperti sampah plastik, dedaunan dan kertas. Kini, setelah program pengurangan sampah plastik digalakkan, jumlah kiriman sampah plastik pada Bank sampah adalah nol. Hal ini menunjukkan betapa suksesnya gerakan sekolah tanpa plastik (zero waste plastic) ini serta tingginya kesadaran siswa akan bahaya yang ditimbulkan oleh plastik ini.
    Demi memertahankan tingkat kepedulian tersebut, sekolah kemudian bekerjasama dengan Tunas Hijau, BLH Kota dan komite sekolah. Mereka memberikan sosialisasi kepada para siswa dan wali murid tentang cara mengurangi penggunaan plastik di lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar kita. Seperti, menghindari penggunaan plastik saat ke sekolah, siswa wajib membawa tumbler dan saat bepergian kemanapun. Harapannya tentu saja untuk menjaga lingkungan kita dari bahaya segala sesuatu yang berbahan plastik.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *