Workshop Eco Mobile PJB Challenge 2019 Bagi SD Adiwiyata Nasional/Mandiri Surabaya Digelar Hari ini

11 Sekolah Dasar Surabaya peraih penghargaan Sekolah Adiwiyata Nasional dan Mandiri berkumpul di SMPN 41 Surabaya pagi hingga sore ini, Senin (28/1/2019). Mereka akan mengikuti Workshop Eco Mobile PJB Challenge 2019 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PT Pembangkitan Jawa-Bali.

Sekolah tersebut adalah SDN Kandangan I, SDN Kaliasin I, SDN Kandangan II, SD Sekolah Alam Insan Mulia, SDN Kandangan III, SDK Santa Maria, SDN Sememi I, SDN Tenggilis Mejoyo I, SDN Perak Barat, SD Yamassa, dan SDK Santa Theresia I Surabaya. Masing-masing sekolah diwakili oleh 9 orang siswa kader lingkungan hidup dan 1 orang guru pembina.

Workshop ini akan ditindaklanjuti dengan gerakan bersama sekolah-sekolah tersebut dalam mengelola lingkungan hidup khususnya sampah bersama sebanyak mungkin warganya. Mereka juga diajak melibatkan secara aktif keluarga warga sekolahnya. Tidak terkecuali membina dengan membina masyarakat di sekitar sekolah dan beberapa sekolah lain.

11 sekolah tersebut adalah sekolah yang pernah mengelola lingkungan hidup berkelanjutan. Sekolah tersebut juga pernah ngehit pada masanya. SDK Santa Theresia I, misalnya. Sekolah di Jalan Residen Sudirman Surabaya ini menjadi sekolah pertama di Indonesia yang menggagas makanan berkemasan daun pisang dan anti sedotan plastik pada 2007.

SDN Kandangan III Surabaya menjadi sekolah yang menggagas gerakan siswa membawa wadah makanan dan minuman sendiri pada tahun 2007. Tujuannya, mengurangi sampah kemasan makanan dan minuman sekali pakai. Tapi, itu dulu. Beberapa tahun lalu. Bagaimana dengan pengelolaan lingkungan hidup di sekolahmu satu tahun terakhir? (*)

Penulis: Mochamad Zamroni

17 thoughts on “Workshop Eco Mobile PJB Challenge 2019 Bagi SD Adiwiyata Nasional/Mandiri Surabaya Digelar Hari ini

  • Januari 28, 2019 pada 09:10
    Permalink

    Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berkelanjutan memang sangat mungkin mengalami pasang surut semangat. Dengan adanya kegiatan semacam ini, menggugah kembali semangat yang pernah membara agar tetap membara. Di SDN Kaliasin 1 sendiri yang telah memulai pengelolaan lingkungan hidup dari tahun 2009 diwarnai berbagai dinamika yang muncul silih berganti.

    Merger sekolah dari 4 sekolah menjadi 2 sekolah dalam satu area, di tahun 2010 lalu dari 2 sekolah menjadi 1 sekolah di tahun 2017 tentulah sangat mempengaruhi kebijakan tentang pengelolaan lingkungan hidup. Puji syukur merger yang terlaksana membawa aura positif bagi pengelolaan lingkungan hidup di SDN KALIASIN I. Dengan bertambahnya jumlah personil maka SDN KALIASIN 1 semakin mantap dalam mewujudkan Sekolah yang Zero Waste secara berkelanjutan. Sempat timbul dinamika di dalam penentuan kebijakan untuk Kantin sekolah, tetapi semua bisa teratasi dengan komunikasi dan sosialisasi program yang baik.

    Kantin sekolah yang semula hanya berisi 4 penjual melayani sekitar 500 siswa, mulai tahun 2017 harus bergabung menjadi 10 penjual yang melayani 1200 siswa. Tentu perlu upaya keras dari Tim Lingkungan Hidup untuk memberikan sosialisasi kepada penjual di kantin tentang apa yang harus dijual, yang mana yang ramah lingkungan dan yang mana yang tidak ramah lingkungan.

    Dengan pembuktian bahwa suasana sekolah yang bersih, indah, sehat, dan nyaman akan sangat mempengaruhi suasana belajar siswa maka SDN Kaliasin 1 berhasil merangkul semua stakeholders sekolah untuk ikut terlibat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Untuk saat ini sekolah yang dipimpin oleh Ibu Mardiningsih, S. Pd., M. Si ini telah berhasil mempertahankan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dengan terus membenahi dan mengoptimalkan sarana prasarana yang ada untuk pembelajaran lingkungan hidup di sekolah. Tahun ini SDN KALIASIN 1 bersiap menuju Sekolah Adiwiyata Mandiri dengan tim yang terdiri dari 60 tenaga pengajar dan staff, 1200 siswa dan komite serta wali murid yang siap mendukung program pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 09:14
    Permalink

    SDN KANDANGAN III/621 SURABYA Mempunyai tim penggerak lingkungan hidup yang bernama arkanlu arek kandangan telu. mereka semua sangatlah smart yang peduli, gemar posting, promosi tentang lingkungan yang selalu bersih.
    keterlibatan sekolah dan warga masyarakat sangat menunjang untuk menciptakan kepedulian dan berbudaya lingkungan, terbukti dengan adanya kampong adopsi yang ada di rt4 dan rt2 di perumahan wisma tengger dekat dengan SDN KANDANGAN III/621 SURABAYA.
    di rt2 dan rt4 wisma tengger selalu kerjasama dengan sekolah kami untuk membuat komposter. pada saat green and clean rt2 dan rt4 tersebut telah meraih juara kampung maju dan kampung berkembang. ikut seneng rasanya saat membuat komposter dengan warga sekitar karena selain mempererat persaudaraan juga warga sangatlah senang karena kerja tim yang bisa membuat pupuk dalam seminggu sebanyak 20-30kg. lalu pupuk dari olahan sampah tersebut di jual dalam wadah bambu.
    kenapa wadah bambu karena untuk mengurangi sampah plastik.
    sangat menyenangkan juga saat ibu-ibu di perumahan mengeluarkan makanan dan camilan buat murid-murid.
    yang tidak mengasyikkan saat hari biasa antara senin sampai jumat untuk warga perumahan susah kita jumpai karena mereka tinggal di perumahan jadi banyak yang bekerja menjadai pegawai untuk dinas

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 09:44
    Permalink

    Setelah merger sekolah SDN kaliasin 1 lebih tertata rapi dan juga bersih. Dan sekolah kami juga memiliki banyak hidroponik dan tanaman toga yg sangat berkhasiat. Sekolah kami juga memiliki roof garden dan kolam lele, lele akan kami proses dan menjadikan makanan contohnya nugget lele dan SDN kaliasin 1 juga masih memiliki banyak sekali produk unggulan yg sangaat enak. Sekolah kami juga mendapatkan banyak penghargaan terutama yg baru baru ini adalah penghargaan zero waste yg diberikan oleh walikota surabaya yaitu ibu Tri rismaharini dan pemenang pangeran lingkungan hidup juga didapatkan oleh siswa dari SDN kaliasin 1 surabaya.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 09:46
    Permalink

    Pada saat sekolah saya belum di merger, saya merasa. Pembinaan lingkungan hidupnya masih kurang, lalu setelah merger saya mendapat pembinaan lingkungan hidup yg sangat baik. Dan sekolah saya SDN KALIASIN 1 SURABAYA telah mendukung program pengelolaan lingkungan hidup atau yg disebut Program Zero waste. Maka dari situlah saya mengikuti dan juga mendukung sekolah saya. Dari sekolah Adiwiyata nasional menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri.

    Dan kami siswa-siswa SDN KALIASIN 1 telah melakukan sosialisasi,serta mengikuti lomba Lingkungan Hidup. Saya pula telah mengikuti berbagai macam lomba lh. Salah satunya Pangeran dan Putri lingkungan hidup (pangput lh) dan dari Siswa kader lingkungan di sekolah kami SDN KALIASIN 1 juga melakukan Pengelolahan sampah plastik yg di terapkan oleh seluruh warga sekolah SDN KALIASIN 1.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 10:00
    Permalink

    SDN Kandangan II/620 adalah sekolah berwawasan lingkungan yg sudah memiliki komitmen untuk bersama – sama memerangi sampah terutama sampah plastik. Untuk itu setiap warga SDN Kandangan II harus kerja sama bahu membahu agar tercipta lingkungan yang bersih , sehat dan bebas sampah .
    Di SDN Kandangan II memiliki 7 Kelompok kerja ( pokja ) yaitu pokja hidroponik , biopori , bank sampah , daur ulang , takakura , jelantah , dan tong aerob.
    Setiap pokja memiliki tugas masing – masing sesuai dengan kelompok kerjanya..
    Pokja jelantah hingga saat ini sudah berhasil mengumpulkan minyak jelantah yang di peroleh dari semua siswa yang di rumah memiliki minyak jelantah .
    Untuk tim biopori , di sekolah masih memiliki sekitar 6 lubang yang siap mengolah sampah daun kering menjadi pupuk organik.
    Pokja hidroponik masih terus melanjutkan penanaman bayam merah, sawi, dan kangkung yg ditanam dengan cara hidroponik kemudian hasil panen akan diolah oleh tim ecoprenuer. Ada yang diolah untuk kemudian dijual dan ada pula yang langsung dijual.
    Sedangkan untuk tim Bank Sampah, tugasnya adalah memilah sampah di sekitar sekolah. Untuk sampah plastik, ada yang disetorkan ke tim Daur Ulang kemudian diolah menjadi barang yg lebih bernilai dan ada pula yg dijual ke pengepul. Untuk sampah daun, disetorkan ke tim Tong Aerob dan Biopori. Sedangkan sampah sisa makanan akan disetorkan ke tim Takakura untuk diolah menjadi pupuk.

    Balas
    • Januari 29, 2019 pada 11:48
      Permalink

      Sekolah yang bapak/ibu kelola sangat menarik untuk dipelajari dan sangat inspiratif.
      untuk itu kami dari Yogyakarta akan merencanakan berkunjung ke SDN Kandangan II.
      bolehkah dan diijinkan kedatangan kami yang berjumlah sekitar 30 orang dari 3 kecamatan yang tergabung dalam K3S Yogyakarta Utara.

      Balas
  • Januari 28, 2019 pada 10:20
    Permalink

    Alhamdulillah, untuk kegiatan pengolahan sampah di sekolah kami sudah berjalan dengan baik. Di kantin untuk produk makanan yg dijual sudah tidak menggunakan kemasan plastik. Biasanya makanan atau kue yang dijual diletakkan di kertas minyak yg dipotong sesuai ukuran kebutuhan. Sedangkan untuk minuman ada beberapa jenis minuman yang dijual menggunakan gelas yang nantinya akan dicuci kembali, namun untuk produk air mineral kami masih menggunakan botol kemasan. Untuk bekal anak-anak biasanya anak-anak membawa Snack yang telah dituangkan di tempat makan. Untuk hal ini banyak siswa yang sudah menerapkan dan adapula yang masih membawa Snack berkemasan plastik, namun kami tetap mensosialisasikan hal ini. Dinamika untuk menjaga pengolahan sampah ini memang harus sering diasosiasikan dan perlu sering dimotivasi agar tidak hilang dan terlupa. Pengolahan sampah yang cukup perlu perjuangan lagi adalah tentang pengolahan sampah sisa makan siang. Karena di sekolah kami full day school sehingga disiang hari anak-anak mendapatkan makan siang. Kami sudah menghimbau anak-anak untuk mengambil makan siang secukupnya agar tidak terjadi mubadzir. Namun tetap masih ada beberapa sisa makan siang. Pernah kami coba untuk membuat pupuk cair, namun kurang konsisten dalam pengolahan nya. semoga kedepannya kami menjadi lebih baik dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekitar sekolah.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 11:00
    Permalink

    Di sekolah kami bekerja sama untuk mengolah sampah. Kerja sama dilakukan oleh guru, siswa, petugas kebersihan dan semua anggota sekolah. Hal ini memang berat namun jika dikerjakan bersama-sama akan terasa ringan, dan jika sudah menjadi kebiasaan akan mudah dilakukan.
    Kami biasanya mengumpulkan daun kering untuk kemudian dicacah dan dijadikan pupuk. Kami juga mengumpulkan botol di tempat sampah botol dan kertas di tempat sampah kertas. Menurut saya yang cukup susah adalah mengelola kotoran burung merpati. Kami memiliki burung merpati yang sering terbang ke sana kemari dan kemudian buang air besar di area paving sekolah. Sebenarnya burung merpati tersebut disediakan kandang, namun mereka juga senang terbang kesana kemari.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 11:14
    Permalink

    Pada saat itu SDN Kaliasin 1 merger dengan SDN Kaliasin 3. Setelah itu di SDN Kaliasin 1 memiliki banyak kegiatan yaitu pokja (kelompok kerja). Macam-macam pokja ada green house, taman atas, wamantik, taman samping, belimbing wuluh, dan lain-lain. Ada lagi kegiatan tentang Zero Waste, misalnya saat hari jumat melakukan jumat bersih, saat istirahat melakukan Semut (semenit memungut sampah). Selain itu sekolah saya sudah menjadi Sekolah Adiwiyata. Sekarang ini hari Senin tanggal 28 Januari 2019 saya mengikuti Workshop Adiwiyata di SMP Negeri 41 Surabaya. Disini saya tugas yaitu berkenalan dengan SD yang lain maksimal berkenalan sebanyak 3 orang, saya berkenalan dengan Selvy dari SDI Yamasa Surabaya, Cinta dari SDI Yamasa Surabaya, Celva dari SDN Kandangan 2 Surabaya, Zeva dari SDK Santa Theresia 1 Surabaya, Nadila dari SDN Kandangan 1 Surabaya, Samara dari SDN Perak Barat Surabaya, Bella dari SDN Perak Barat Surabaya, Nayla dari SDN Kandangan 3 Surabaya, Kimiko dari SDK Santa Theresia, Jesicca dari SDK Santa Theresia, dan yang terakhir Areta dari SDI Yamasa Surabaya. Saya berkenalan lebih dari 3 tetapi 11 orang. Setelah itu saya berkeling SMP Negeri 41, saya melihat cara pembuatan sirup jahe, eskrim, pengolahan sampah, dan lain-lain. Saat ini jam 10.55 saya mengikuti materi tentang sampah. Saya selesai jam 15.00,saya senang sekali karena bisa mengikuti workshop Adiwiyata. Semoga selanjutnya saya bisa mengikuti seperti ini lagi. Sekian dari saya Terimakasih.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 11:23
    Permalink

    Saya sekolah di SDN KALIASIN 1 SURABAYA .
    Di sekolah saya mendukung program lingkungan hidup atau di sebut program Zero Waste . Di sekolah saya sudah masuk ke Adiwiyata Nasional
    , dan sekolah saya ini setiap hari Jumat melakukan semut sampah yaitu semenit memungut sampah , semenit memungut sampah ini dilakukan oleh semua siswa yang ada di SDN KALIASIN 1 SURABAYA . Dan saya berharap sekolah saya ini bisa masuk ke Adiwiyata Mandiri

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 11:33
    Permalink

    Kegiatan lingkungan hidup di SDK.Santa Theresia khususnya dalam pengolahan sampah telah berjalan dengan baik salah satunya sampah dipisah menurut jenisnya. Sampah plastik dan kertas telah di daur ulang menjadi barang yang bermanfaat contonya tirai dari sedotan, kotak tisue dari kardus bekas dan kalender, pohon natal dari gelas teh poci dan sedotan dll. Sampah daun telah kami olah dengan takakura dan komposter.
    Sekolah SDK. Santa Theresia juga telah mengendalikan penggunaan plastik walaupun belum dilakukan 100% tapi kami setiap tahunnya telah meminimalkan penggunaan plastik. Kantin juga telah mengurangi penggunaan bungkus plastik.
    Kegiatan dalam menjaga kebersihan lingkungan sekolah biasanya dilakukan dalam jumat bersih (membersihkan lingkungan sekolah). Seluruh warga sekolah ikut ambil bagian dalam kegitan tersebut. Siswa sangat antusias dalam kegitan jumat bersih.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 11:39
    Permalink

    SDN Perak Barat salah satu sekolah di wilayah utara yang peduli lingkungan. Dukungan warga sekolah sangat dibutuhkan agar tercipta sekolah yang bersih dan sehat. Di sekolah kami memiliki beberapa kelompok kerja (pokja) diantaranya hidroponik, daur ulang sampah, bank sampah, kantin sehat, dan UKS.
    Semua pokja memiliki tugas masing-masing dalam mewujudkan sekolah yang peduli dan berwawasan lingkungan.
    Kader lingkungan di sekolah kami dari siswa kelas 3,4,5 dan 6 yang memiliki tugas menjadi pelopor kebersihan di sekolah.
    Pokja hidroponik menanam berbagai sayuran dan sudah berulang kali panen, yaitu bayam merah, sawi, kangkung, dan pokchoy.
    Adapun sampah yang dihasilkan di sekolah kami dipilah menjadi 3 yaitu sampah kertas, plastik dan organik.
    Ada juga tong komposter yang diisi dengan daun kering dan sayuran hasil grebeg pasar.
    Untuk kantin sekolah, mengurangi sampah plastik dengan cara membawa tumbler dan tepak makan sendiri dari rumah.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 12:18
    Permalink

    Sebelum sekolah saya di merger kegiatan pembinaan sekolah saya masih banyak yg kurang. Dan setelah sekolah saya di merger pembinaan itu menjadi bertambah dan pengetahuan nya lebih mendalam. Sekolahku sudah menjadi adiwiata mandiri.

    Saya mengikuti program kader tiwisada SDN kaliasin 1 surabaya… Sejak di merger sekolahku banyak mengikuti lomba dan banyak kegiatannya. Sejak di merger vanyak keberunrungan di diri ku aku menjadi punyak banyak teman, pengetahuan yg mendalam dan pastinya penglaman…

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 12:29
    Permalink

    Sebelum sekolahku di merger aku merasa pembinaan di sekolahku kurang. Dan setelah di merger dengan kaliasin 3 aku merasa pembinaan nya telah meningkat. Aku jadi tau bnyak hal mengenai program tunas hijau. Banyak hal yang dilakukan oleh sekolahku seperti membuat lubang biopori di sekitar lapangan agar tidak banjir

    Sekolahku juga menjadi sekolah adiwiata yang siap mendari adiwiata mandiri. Setelah sekolahku di merger sekolahku mebjadi mempunyai banyak kegiatan dan lomba yang di ikuti oleh sekolahku

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 12:59
    Permalink

    SD ISLAM YAMASSA .
    Pengelohan linkungannya kita sebut SEKAM
    S= Sampah cara pengelohannya pemilahan sampah basah dan sampah kering.sampah daun dibuat pupuk komposter sedangkan sisa makanan dimasukkan takakura. Mendaur ulang sampah kerinhbutk dijadikan peoduk daur ulang.
    Energi = gerakan mematikan lampu dan kipas angin pada saat istirahat dan pulang swkolah.dengan demikian beban listrik telah teekurangi.
    Keanekaragaman Hayati = pembibitan tanaman gayam yg merupakan icon sekolah kami.selain itu pembibitan toga.tanaman hias.tanaman sayur.pohon produktif
    Air = memanfaatkan sisa air wudhu utk menyirami tanaman. Air Ac utk menyirami tanaman. Tak lupa pemfilteran air sederhana yg terintegrasi dengan mapel
    Makanan = Makanan di sekolah kami bekeejasam dg puskesmas utk memeriksa makanan tidak mengandung 5P. Tidak berbungkus plastik.sterofom.dan Alumunium foil.serta siswa membawa tempat makan dan tempat minum sendiri . sehingga sampah diswkolah kami terkurangi.

    Balas
  • Januari 28, 2019 pada 21:18
    Permalink

    Saat sekolah saya blum di marger dengan kaliasin 1 di sekolah kaliasin 3 dahulu belum banyak informasi tentang tunas hijau dan masih belum banyak pengetahuan tentang pentingnya membawa tumbler,tempat makan dari rumah,
    &mengganti tisu dengan sapu tangan.
    Setelah sekolah saya di marger, saya bisa menambah pengetahuan tentang tunas hijau dan saya sangat senang mengikuti kegiatan kadertiwisada dan bisa membantu saya menambah banyak teman.sekolah saya sudah mengikuti banyak lomba.
    Dan saya punya pengalaman , waktu pulang sekolah saya melihat ada seorang pria yg sedang merokok di area sekolah saya,&saya menegur orang tersebut karena asap rokok bisa mencemari udara. saya gembira sekolah di SDN KALIASIN 1 karena banyak pengetahuan tentang penghijauan.
    Untuk kedepannya sekolah SDN KALIASIN 1 harus dipertahankan program adiwiyatanya.

    Balas
  • Januari 29, 2019 pada 12:37
    Permalink

    Pengelolaan lingkungan hidup di SMPN 11 Surabaya selalu berjalan dengan baik dan lancar sebab selalu ada dukungan dari pihak lain seperti kepala sekolah SMPN 11 Surabaya,wali murid dari siswa SMPN 11 Surabaya , warga sekolah dan warga sekitar SMPN 11 Surabaya. Adapun kegiatan pengabdian lingkungan hidup SMPN 11 Surabaya adalah sebagai berikut: pengelolaan sampah organik yang dilakukan selama satu tahun ini hingga menghasilkan 15.195 kg yang berasal dari sampah daun dan sampah pasar, pengelolaan limbah kering yang dilakukan selama satu tahun ini hingga menghasilkan 2.669 kg, serta panen kompos yang dilakukan oleh Tim Lingkungan Hidup SMPN 11 Surabaya hingga menghasilkan 7.352 kg dan juga aksi daur ulang kertas yang dilakukan selama satu tahun ini menghasilkan 1.030 lembar dan aksi pengabdian lingkungan hidup yang dilakukan oleh Tim Lingkungan Hidup SMPN 11 Surabaya yaitu grebek pasar sebanyak 23 kali dengan hasil 6.900 kg. Semua kegiatan tersebut tidak pernah lepas dari kewajiban sebagai sekolah Adiwiyata Mandiri . Maka dari itu kader atau Tim Lingkungan Hidup SMPN 11 Surabaya selalu mendukung program Tunas hijau seperti Surabaya ECO school , realisasi keluarga Zero waste dll agar kedepannya SMPN 11 Surabaya sukses menjadi sekolah Adiwiyata Mandiri panutan semuanya….

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *