Bukan Karnaval, Tapi Aksi Biopori ala SMPN 40 Surabaya
Usai mengikuti ekskul wajib Pramuka, Sabtu (16/3) pagi, para pejabat eksekutif perusahaan siswa Ecopreneur 2019 The Asoka Team beraksi. Aksi itu diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia 22 Maret,.
Tidak seperti biasanya, yang setiap kali beraksi nyata lingkungan mereka selalu mengenakan seragam olah raga. Namun, pada aksi ini, mereka mengenakan kostum ala petani modern. Cukup menarik perhatian warga sekitar lantaran kostum yang mereka kenakan dengan peralatan yang mereka bawa.
Ada yang membawa alat bor biopori, linggis, sapu lidi, cikrak, dan arit. Mereka berjalan kaki menuju lokasi. Sepanjang perjalanan mereka mendapat pertanyaan dari warga setempat. Bahkan ada yang sempat terheran-heran dengan dandanan mereka yang seolah kelompok karnaval. Padahal mereka akan beraksi lingkungan hidup.
Aksi mereka ini adalah membuat resapan lubang biopori di sekitar bantaran sungai Perumahan Wisma Lidah Kulon. Sungainya cukup lebar dan dalam. Namun, masih terjadi genangan air di sekitarnya saat hujan lebat. Untuk menanggulangi hal tersebut, maka mereka berinisiatif untuk mengadakan aksi nyata di sekitar bantaran sungai.
Dalam waktu sekitar 45 menit, target membuat lubang resapan biopori (LRB) sebanyak 6 lubang terpenuhi. Mereka bahkan mampu menyelesaikan 10 lubang LRB, dengan kedalaman sekitar 75 – 100 cm. Mereka juga membersihkan sampah-sampah non organik yang masih tercecer di sekitarnya.
“Lumayan berat juga yaa membuat lubang resapan biopori kalau belum terbiasa,” ujar Naffis, aktivis dari kelas VII E yang baru pertama kali membuat LRB. Lain Naffis lain pula pengalaman Vira. Vira mengaku sempat mematahkan satu alat bor biopori. “Duh, lubangnya belum dalam, alatnya malah patah,” terang Vira dengan agak cemberut. Namun Vira tetap melanjutkannya sampai dengan kedalaman 75 cm. (*)
Penulis: M. Nouval/SMPN 40 Surabaya
Penyunting: Mochamad Zamroni