Andajani, Narasumber Talkshow Radio Suara Muslim
Guru pembina lingkungan hidup yang satu ini pantang dengan lelah. Baginya menjadi pembina lingkungan hidup SMPN 40 Surabaya bukan hanya sekedar tugas di sekolah. Pembina lingkungan hidup baginya berarti siap menjadi teladan dalam berperilaku ramah lingkungan hidup dalam keseharian. Dialah Andajani.
Bila bercocok tanam menjadi aktivitas yang umum dilakukan setiap orang di rumah, maka tidak dengan mengolah sampah organik yang dihasilkan di rumah. Andajani, yang sehari-harinya sebagai pegawai negeri sipil guru Bahasa Indonesia SMPN 40 Surabaya, memilah sampah organik di rumah. Dia mengolahnya menjadi kompos dengan menggunakan keranjang takakura.
Belum lama ini, Rabu (8/5/2019) pagi, Andajani menjadi narasumber talkshow Radio Suara Muslim FM 98.3 Surabaya. Selama 60 menit, guru dengan 1 orang anak perempuan itu, diminta berbagi kiprahnya mendampingi para eksekutif muda perusahaan siswa The Asoka Team Ecopreneur SMPN 40 Surabaya.
Didampingi oleh Pandu, penyiar Radio Suara Muslim Surabaya, acara talkshow itu berjalan dengan santai, menyenangkan, humoris, namun tepat sasaran. “Pembahasan talkshow juga meliputi pemilahan sampah, pengurangan kemasan plastik sekali pakai, dan pengolahan sampah organik dapur/rumah tangga,” kata pemilik akun instagram @andayani_meme.

Sementara itu, Andajani dan tim The Asoka SMPN 40 Surabaya saat ini tengah giat dengan wirausaha lingkungan hidup Ecopreneur 2019 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya. Beragam pengalaman dan kesan baru didarasakan Andajani pada Ecopreneur 2019 ini.
“Pernah ketika Reyhan memetik bunga asoka di rumah tetangganya, di kawasan Perumahan Lidah Kulon. Awalnya dikira rumah tidak berpenghuni karena lampu-lampu di dalam dan luar rumah tidak ada yang nyala,” Andajani menuturkan. Kebetulan kejadiannya pada malam hari. Tanpa pikir panjang, dengan leluasa dia memetik bunga-bunga asoka yang banyak bermekar.
Di tengah asyiknya memetik, tanpa diduga, tiba-tiba keluarlah anjing yang menggonggong diikuti dengan pemilik rumah yang agak marah sambil berucap, “Mau apa kamu di sini?” Reyhan pun menjawab, “Saya mau minta bunga asoka.” Akhirnya tidak dapat bunga asoka.
Andajani merasa bangga dengan perusahaan siswa SMPN 40 Surabaya The Ashoka yang semakin mandiri. “Setiap kali mendampingi anak-anak The Asoka student company menawarkan produk teh asoka atau apapun di luar sekolah, saya kini cukup mendampingi dari jauh. Anak-anak semakin mampu melakukan sendiri,” terang Andajani.
Pernah juga Andajani mendapati kekhawatiran dari calon pembeli mengenai produk olahan makanan/minuman timnya. “Ketika mengadakan penawaran teh asoka di luar sekolah, ada beberapa ibu yang sempat menolak dengan alasan minumannya belum dikenal,” ujar Andajani.
Beberapa ibu itu khawatir keracunan setelah minum teh asoka. “Namun ada seorang ibu yang menanyakan secara detail tentang produk teh asoka. Setelah paham dan mengetahui identitas mereka dari SMPN 40 Surabaya, kontan saja, si ibu tersebut teriak, ‘Ibu-Ibu, ini yang jual anak sekolah. Gak mungkin menipu. Ayo-ayo dibeli,’” tutur Andajani.
Penulis: Mochamad Zamroni
Alhamdulillah, selagi msh diberi wkt & kesempatan & ‘rizky’ oleh Allah, maka pergunakanlah sebaik-baiknya untuk kebaikan orang-orang & lingkungan di sekitar kita, yang diciptakan Allah unt kemaslahatan umat di muka bumi. Mari kita bersama bergandeng tangan, merapatkan barisan tuk menjaga bumi dan melestarikan alam bersama anak didik kita yg kelak In Syaa Allah salah satu tangan di antara mereka akan menarik kita ke Syurganya Allah. Aamiin.