Gerald Reyhan, Peraih Penghargaan Eco Student (Junior) of the Year 2018
Tidak banyak pelajar yang mau ke pasar tradisional. Kebanyakan dari mereka bahkan lebih memilih untuk ke mall atau supermarket (pasar modern) daripada harus ke pasar tradisional. Tidak demikian bagi Gerald Reyhan Gunswantana, siswa kelas 9 SMPN 40 Surabaya peraih penghargaan Eco Student (Junior) of the Year 2018 Surabaya Eco School (SES).
Surabaya Eco School 2018 itu yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya, serta didukung oleh PT Dharma Lautan Utama, PT PLN (Persero) Distribusi Jatim, Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya dan Hotel Ciputra World Surabaya.
Reyhan mengaku terbiasa ke pasar tradisional. “Untuk ke pasar tradisional hanya setiap Sabtu dan Minggu mengantar mama saya belanja. Kami biasanya ke pasar tradisional di Wisma Lidah Kulon, karena dekat dengan rumah,” kata siswa kader lingkungan hidup kelahiran Ponorogo, 6 Mei 2004 ini.
Pada Surabaya Eco School 2018 yang mengangkat tema “Zero Waste”, Gerald Reyhan mengaku mendapatkan banyak pengalaman. Tidak hanya karena dirinya kelas 9 tapi masih tetap aktif bergiat lingkungan hidup saat itu. Diantara pengalaman unik itu adalah, dirinya bersama tim lingkungan hidup SMPN 40 Surabaya sering melakukan aksi grebek pasar tradisional.
“Wah, pengalaman unik saya saat Surabaya Eco School 2018 adalah saat mengisi komposter aerob dengan sampah sayuran,” tutur Gerald Reyhan Gunswantana. Menurutnya, banyak dari sayuran itu yang sudah busuk.
“Kami mengumpulkan sampah sayuran dari pasar tradisional. Sampah sayuran yang sudah busuk biasanya menimbulkan bau yang sangat tidak sedap, tetapi membuat saya lebih kuat menghadapi bau yang kurang sedap,”
Mengenai pasar tradisional sekarang, menurut Reyhan, lama kelamaan pasar tradisional akan berubah menjadi pasar yang menerapkan sistem modern. “Contohnya pedagang pasar sudah banyak yang menggunakan uang elektronik, seperti OVO dan Go Pay,” tutur siswa yang tinggal di Taman Wisata Regency blok B12 Surabaya ini.
Uang elektronik, bagi Reyhan, memudahkan pembeli untuk membayar. “Pedagang yang sudah menggunakan uang elektronik tidak perlu ribet untuk memberi kembalian kepada konsumen,” kata Gerald Reyhan.
Dia juga berharap pasar tradisional akan lebih tertata rapi dan sesuai dengan bidang penjualannya masing-masing. Dengan begitu, konsumen tidak perlu bingung mencari mana penjual daging, penjual sayuran, penjual bumbu, dll.
“Saat ini, kebersihan pasar tradisional sudah cukup terjamin. Tim kebersihan selalu bertugas menjaga kebersihan pasar. Tetapi masih ada pedagang pasar yang belum sadar untuk aktif melibatkan diri menjaga kebersihan lingkungan,” ujar Reyhan.
“Selama Surabaya Eco School 2018 kami berjuang mengembalikan label Zero Waste SMPN 40 Surabaya. Sebab, sekolah kami sempat menjual lagi minuman kemasan non organik sekali pakai,” jelas Gerald yang hobi fotografi dan bercita-cita sebagai wartawan ini.
Perjuangan Reyhan bersama tim lingkungan hidup SMPN 40 Surabaya sangat gigih saat itu. Dukungan guru pembina lingkungan juga sangat luar biasa. Komitmen peduli lingkungan dari kepala sekolah juga sangat tinggi. SMPN 40 Surabaya pun kembali bisa mewujudkan sebagai Sekolah Zero Waste, yaitu sekolah tanpa kemasan non organik makanan/minuman sekali pakai.
Penulis: Mochamad Zamroni
Tunas hijau siiip.. semoga kegiatan2 semakin berdampak banyak siswa yang peduli pada lingkungan sekolah maupun tempat tinggal..
Pengalaman adalah guru yg baik. Tunas Hijau selalu memberi program ya terbaik. Para aktivis LH & Pembinanya adalah insan-insan pilihan yg terbaik. Mari bersama kita mencerdaskan anak bangsa dan menanamkan karakter hidup ramah & cinta lingkungan, sejak mereka masih anak-anak.
Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita. Semoga Allah SWT membahagiakan kita semua bahagia lahir dan batin. Aamiin
Keren bgt~
NAMA : Syahlu Nismara Waskito
ASAL SEKOLAH : SMPN 19 Surabaya
NO. WA : 082264448979
AKUN INSTAGRAM:
@satoora_
Mantap….. Semoga sukses selalu 🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Reyhan . Mantul ( mantap betul) semangat buat kamu. Pengalaman yang sudah kamu peroleh sebisa mungkin untuk diimbaskan kepada teman teman di sekolah dan masyarakat sekitar .
Jadi dengan prestasi Eco Student Of The Year SES 2018 semoga menjadi Reyhan anak yang tetap rendah hati. Terus berkarya dan tunjukkan bahwa Reyhan memang layak menyabet prestasi ini.
Buat Tunas Hijau semoga tetap jaya dan sukses selalu dengan program program edukasi.
Semoga Allah SWT memudahkan segala urusan kita. Semoga Allah SWT membahagiakan kita semua bahagia lahir dan batin. Aamiin