Khoirul Fansuri, Kepala SD Terbaik Hidroponik Sekolah Surabaya 2018
Beragam penghargaan diraihnya pada tahun pertama bertugas sebagai kepala sekolah. Penghargaan lingkungan hidup yang mendominasi. Dialah Khoirul Fansuri, yang bertugas pertama kali sebagai kepala sekolah di SDN Sidotopo Wetan II Surabaya sejak 18 Desember 2017.
Beragam prestasi itu adalah 20 SD Terbaik Lomba Hidroponik Sekolah Surabaya 2018 yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Kota Surabaya bersama Tunas Hijau. Khoirul bahkan mendapatkan penghargaan individu sebagai Kepala Sekolah Terbaik Lomba Hidroponik Sekolah Surabaya 2018 itu.
Pada Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2018 yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh Hotel Mercure Grand Mirama dan PT Dharma Lautan Utama, Eka Ellysha, siswa SDN Sidotopo Wetan II terpilih sebagai runner up II Putri Lingkungan Hidup 2018.
Salah satu keluarga siswa SDN Sidotopo Wetan II terpilih sebagai juara II Keluarga Zero Waste Terbaik Surabaya Eco School 2018. SDN Sidotopo Wetan II juga meraih penghargaan dari Walikota Surabaya sebagai juara V Sekolah Terbaik dan Sekolah Zero Waste Surabaya Eco School 2018.
Surabaya Eco School 2018 diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh Hotel Mercure Grand Mirama, PT Dharma Lautan Utama, PT PLN (Persero) Distribusi Jatim dan Hotel Ciputra World Surabaya.
Pengalaman sebagai guru di sekolah yang menjuarai Surabaya Eco School 2016, yaitu SDN Ujung IX, membuat Khoirul bersemangat menerapkan kepedulian lingkungan hidup itu di sekolah yang baru dikepalainya. “Saya memulainya dengan pengolahan sampah, diawali dengan pemilahan sampah,” terang Khoirul Fansuri.
Setelah pengolahan sampah mulai berjalan, Khoirul melakuka budidaya lele di sekolah yang berlokasi di Jl. Sidotopo Wetan I Luar Nomor 1 Surabaya ini. “Budidaya lele menggunakan kolam diatas tanah pakai terpal. Ada 4 petak, rata rata berukuran 2 x 2 meter,” kata Khoirul Fansuri yang pernah mengikuti tugas belajar kepala sekolah di Korea ini.
Mengenai program hidroponik, atau cara bercocok tanam tanpa tanah, yang membuatnya terpilih sebagai kepala sekolah terbaik, dia mengaku terus berjalan tanpa berhenti. “Hidroponik sampai sekarang. Sudah berulang kali panen. Hampir dua kali panen tiap bulan. Panennya gantian sawi, kangkung, selada. Kami baru nyoba bayam merah,” terang kepala sekolah yang lahir di Jombang, 13 November 1971 ini.
Kepala sekolah yang dikenal tegas ini bahkan terus berkreasi dengan hidroponik sekolahnya. “Pernah tanaman selada hidroponik kami rasanya pahit. Setelah kita tes pH-nya diatas 8. Lalu kami coba pakai batu bata merah untuk menurunkan pH. Ternyata tunggu beberapa menit pH-nya turun sesuai standarnya sekitar 7,” jelasnya.
Akhirnya penggunaan batu bata merah terus digunakan pada hidroponik SDN Sidotopo Wetan II. “Kalau pH sudah normal, diambil terus kita keringkan. Kalau pH naik lagi, maka batu bata merah kita masukkan lagi ke dalam tandon air hidroponik,” kata Khoirul Fansuri yang mengaku terkesan dengan budaya memilah sampah masyarakat Korea ini.
Khoirul termasuk pendidik yang sangat yakin bahwa setiap anak mempunyai keunikan tersendiri. “Agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik, kita harus paham yang diinginkan tumbuhan. Agar anak berprestasi dengan keunikannya, maka guru harus bisa menggali keunikan anak untuk melecutkan prestasinya,” pesan Khoirul Fansuri.
Penulis: Mochamad Zamroni
Mantap
Sangat membanggakan mempunyai Pimpinan seperti sosok Bapak Khoirul Fansuri ini. Dengan prestasi yang luar biasa di bidang lingkungan membuat Sekolah dan warga sekolah menjadi bangga.
Bapak Khoirul terus semangat gih , terus berkarya semoga SDN Sidotopo Wetan II Surabaya semakin mantap dengan prestasi yang luar biasa di bawah bimbingan panjenengan.
Kami atas nama tim lingkungan hidup SMPN 11 Surabaya sangat kagum dengan capaian yang telah Bapak raih selama ini.
Kami siap membantu untuk SDN Sidotopo Wetan II Surabaya. Good Job buat Bapak Khoirun Fansuri.Semoga sukses .