Inovasi Lingkungan SMPN 23 Surabaya Tangkal Perubahan Iklim

Inovasi dan kreatifitas menjadi salah satu senjata utama yang dapat membawa perubahan baik bagi bumi ini. Anak muda yang dikenal sebagai inovator ulung dan konsisten membuat karya-karya inovatif diharapkan dapat membuat terobosan baru untuk mengatasi dampak buruk dari perubahan iklim. 

Namun, inovasi-inovasi tersebut tidak datang serta-merta. Dibutuhkan proses pengenalan dan pembinaan agar pembinaan kebiasaan tersebut bisa berubah menjadi ide-ide kreatif pada suatu hari. Hal tersebut yang dilakukan di SMP Negeri 23 Surabaya.

“SMPN 23 Surabaya memiliki 27 kelompok kerja lingkungan hidup. Semuanya dibina dengan tekun agar masing-masing siswa memiliki kesadaran dan tanggung jawab pada pelestarian lingkungan hidup,” kata Kun Mariyati, pembina lingkungan hidup SMPN 23 Surabaya.

Menurutnya, inovasi dan ketekunan akademik saja tidak cukup bagi warga SMPN 23 Surabaya. “Namun keterlibatan dan ketekunan di bidang lingkungan juga menjadi ciri utama dari sekolah ini,” lanjut Kun Mariyati, yang juga guru peraih penghargaan Eco Teacher (Junior) of the Year 2011 Surabaya Eco School ini.

Perwakilan pokja rumah kompos SMPN 23 Surabaya

Pernyataan Kun Mariyati itu dibuktikan ketika Cahyo Lintang, mahasiswa magang Tunas Hijau dari jurusan Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, melakukan pembinaan lingkungan hidup Eco Mobile PJB bersama para penanggung jawab dari masing-masing kelompok kerja tersebut, Senin (26/8/2019). Dengan antusias mereka menceritakan setiap-setiap tugas dari pokja mereka. 

Eunike, sebagai pemegang pokja es kepo, menceritakan bagaimana tugas kerja mereka. “Es Kepo itu adalah produk khas wirausaha lingkungan hidup ecopreneur sekolah kamisetiap harinya. Dengan bahan dasar pisang kepok, es ini jadi favorit di kantin sekolah kami,” kata Eunike. 

Inovasi dan ketekunan pokja lainnya juga menunjukkan intensitas yang sama. Masing-masing mengunggulkan pokjanya berikut perkembangannya. Tim pokja tanaman obat menunjukkan tanaman herbal mereka yang tumbuh subur. Tim green house menunjukkan tanaman lidah buaya dan hidroponik yang subur.

Di tengah-tengah antusiasme tersebut, Cahyo menekankan inti utama dari proyek tersebut. “Kita semua sadar kalau bumi ini sedang berubah karena perubahan iklim. Pokja-pokja yang dijalani teman-teman semuanya mempunyai peran yang baik untuk mengurangi dampak buruk perubahan iklim,” terang Cahyo. 

Seperti ketika tim pokja energi dan kompos menjelaskan, Cahyo meresponnya dengan menjelaskan alasan dasarnya. “Tim energi tidak hanya sekedar memantau alat pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang dimiliki sekolah saja, namun harus juga bisa memberi edukasi kepada warga sekolah,” terang Cahyo.

Edukasi yang dimaksud Cahyo adalah keuntungan dari menggunakan PLTS. “Diantaranya, dengan menggunakan PLTS makakita bisa mengurangi emisi karbon harian dibandingkan dengan gedung-gedung sekolah lain yang memakai listrik dari pembangkit dari bahan bakar fosil,” jelasnya.

Tim kompos juga mendapatkan penjelasan.“Penyumbang perubahan iklim terutama adalah gas-gas rumah kaca berupa gas metana dari sampah organik yang tidak diolah. Dengan melakukan pengomposan, metana dari pembusukan sampah organik tersebut bisa diolah bakteri menjadi nutrisi bagi tanaman-tanaman lainnya,” imbuh Cahyo.

Untuk menutup pertemuan siang itu, semua anggota tim pokja diingatkan untuk mengurangi konsumsi energi harian. “Karena di sekolah ini sudah ada tim pokja energi, mungkin lebih menarik kalau tim ini juga yang menggeber ajakan untuk menghemat energi listrik harian,” tutup Cahyo Lintang.

Penulis: Cahyo Lintang

Penyunting: Mochamad Zamroni

10 thoughts on “Inovasi Lingkungan SMPN 23 Surabaya Tangkal Perubahan Iklim

  • Agustus 31, 2019 pada 07:39
    Permalink

    kegiatan ini sangat baik karena bisa menginspirasi semua anak anak sekolah.

    Balas
  • Agustus 31, 2019 pada 07:40
    Permalink

    kegiatan ini sangat baik karena bisa menginspirasi semua anak anak sekolah.
    dan bisa belajar dengan giat agar bisa seperti smpn 23 surabaya.

    Balas
  • Agustus 31, 2019 pada 10:51
    Permalink

    Nama:enise zahra denisa ramadhani
    Sekolah:sdn banyu urip 3/364
    Calon peserta pangput nomor urut16

    Semoga program nya semakin sukses?

    Balas
  • September 27, 2019 pada 17:27
    Permalink

    Woow, ini wajib ditiru looh?

    Balas
    • Maret 6, 2020 pada 22:24
      Permalink

      hebat lebih dikembangkan lagi agar sekolah itj menjadi lebih indah Dan banyak anak Alan bersekolah do situ sekolah yang menginspirasi ,?.

      haqqoni ni’matul ulfa
      sdn pakis v

      Balas
  • September 27, 2019 pada 19:38
    Permalink

    Selamat dan sukses SMPN 23 Surabaya kegiatan yang memiliki sejuta inovasi ini sangat kreatif dan perlu dicontoh karena sangat memberi perubahan besar untuk lingkungan alam sekitar.

    Balas
  • September 28, 2019 pada 08:43
    Permalink

    TERUSKAN PROGRAM INI AGAR TERUS BERJALAN DEMI KELESTARIAN BUMI KITA

    NAMA: PERTIWI EKA PUTRI HANDAYANI
    ASAL SEKOLAH: SDN TANAH KALIKEDINDING 1/251 SURABAYA
    NO PESERTA: 138
    JUDUL PROYEK: BUDIDAYA TANAMAN SERAI

    Balas
  • September 28, 2019 pada 21:27
    Permalink

    Kegiatan ini sangat menginspirasi saya. Semoga Pokja dapat berjalan dengan lancar dan membawa kebermanfaatan bagi lingkungan

    Balas
  • April 5, 2021 pada 10:18
    Permalink

    Krishnayana. No urut 177. Dari SDN Pacarkeling V. Proyek budidaya kelor

    Mantap?.
    Semoga menginspirasi..??

    Balas

Tinggalkan Balasan ke Davin Aditya P. Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *