Kenali Produksi, Cegah Perubahan Iklim (4)
Hampir setiap hari kita membeli kebutuhan-kebutuhan hidup dari tempat-tempat di sekitar, di pasar, di swalayan maupun di toko-toko kelontong sekitar rumah. Seringkali semua kebutuhan seperti itu diproduksi oleh perusahaann-perusahaan besar yang memiliki nama yang sudah sangat dikenal masyarakat.
Bahkan, biasanya setiap individu memiliki merek-merek favorit untuk kebutuhan sehari-hari. Kurang afdol mungkin rasanya kalau tidak membeli merek-merek favorit. Entah itu sabun,shampoo, makanan ringan atau produk-produk lainnya.
Tahukah teman-teman bahwa kalau produk-produk yang kita beli setiap hari bisa jadi bukan produk yang ramah lingkungan? Bisa jadi makanan ringan yang dikonsumsi berasal dari perusahaan yang masih belum melakukan program pengurangan emisi, sehingga membuat pencemaran udara.
Bisa jadi,shampo atau sabun yang dibeli setiap harinya dibuat oleh pabrik-pabrik yang menggunakan bahan kimia berbahaya dan langsung dibuang begitu saja ke udara atau air yang dapat mengganggu kehidupan manusia.
Bisa jadi, buah-buahansegar yang dibeli ditanam menggunakan pestisida yang kuat sehingga merusak nutrisi tanah dan akhirnya mengganggu ekosistem sekitar.
Atau, bisa jadi juga, mainan atau pernak-pernik kecil lainnya dibuat dari plastik tidak ramah lingkungan, dan harus dikirim dari negeri nun jauh disana, sehingga menambah jejak karbon emisi dari mainan tersebut.
Teman-teman, salah satu cara untuk menyelamatkan lingkungan dari perubahan iklim adalah coba untuk mengenali produsen pembuat kebutuhan harian. Hari ini, informasi seperti itu sangat mudah didapatkan dan sangat mudah diakses.
Perusahaan-perusahaan besar pembuat keperluan rumah tangga di Indonesia (seperti Unilever, Procter and Gamble (P&G), Wings, dsb) sudah mempunyai laman internet tersendiri yang menceritakan bagaimana proses produksi olahan produk mereka.
Beberapa produk makanan dan minuman lokal juga sudah memasang informasi tentang produk-produk mereka yang ramah lingkungan (seperti Sosro, Orang Tua dan Indofood), sehingga mereka dapat meyakinkan calon pembelinya bahwa produk tersebut ramah lingkungan.
Bila produk favorit teman-teman ternyata belum berasal dari produsen yang ramah lingkungan, teman-teman bisa mencari alternatif produk lain. Menyelamatkan lingkungan bisa dimulai dari diri sendiri, dimulai dengan tindakan selektif untuk membeli produk-produk yang menerapkan efiseinsi energi dan pengurangan emisi.
Penulis: Cahyo Lintang
Penyunting: Mochamad Zamroni