SMPN 35 dan SDN Pegirian II Dominasi Sementara Keluarga Zero Waste Terbanyak

Tunas Hijau terus menggelorakan Gerakan Keluarga Zero Waste 2019 kepada keluarga warga sekolah Surabaya. Upaya ini sebagai upaya mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam upaya peningkatan kualitas lingkungan hidup. Keluarga yang dimaksud adalah keluarga siswa, guru, kepala sekolah dan karyawan.

Keluarga Firzana Sufi, siswa SDN Kaliasin I Surabaya, akhir pekan lalu melakukan piknik zero waste di Kebun Raya Purwodadi, Kabupaten Pasuruan. Piknik zero waste maksudnya, piknik dengan membawa sendiri bekal makanan dan minuman dari rumah. Tentunya tanpa kemasan sekali pakai. 

“Jadi dari piknik itu, keluarga zero waste tidak menghasilkan sampah non organik. Piknik zero waste keluarga Firzana Sufi ini keren, karena dilakukan di ruang terbuka hijau dan baru dilakukan oleh keluarga Firzana Sufi,” kata Fatih Abdul Aziz, Direktur Surabaya Eco School 2019.

Keluarga Erina, SMPN 26 Surabaya selalu dengan tumbler dan bekal dengan wadah berulang kali pakai

Menurut Fatih, aksi keluarga Tristan, siswa SMPN 41 Surabaya, juga sangat memukau. Dalam unggahannya pada akun instagramnya, keluarga Tristan enggan menggunakan wadah non organik sekali pakai. “Beli ayam potong pun keluarga Tristan menggunakan wadah yang berulang kali pakai,” ujar Fatih Abdul Aziz.

Menurut Fatih, sementara hingga Rabu (27/11/2019) sekolah dengan Keluarga Zero Waste 2019 terbanyak SD diraih oleh SDN Semolowaru I dan SDN Pegirian II. Sedangkan sekolah dengan Keluarga Zero Waste 2019 terbanyak SMP diraih oleh SMPN 35 Surabaya.

Keluarga Pertiwi Eka, SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya dengan sampah plastik botol minuman yang berhasil dikumpulkan siap disetor ke bank sampah di sekolah

Bagi setiap keluarga yang berhasil merealisasikan seluruh poin Keluarga Zero Waste 2019 akan mendapatkan penghargaan dari Walikota Surabaya. Adapun poin-poin aksi Keluarga Zero Waste Surabaya Eco School 2019 adalah sebagai berikut:

a.    Pengurangan sampah kemasan produk, diantaranya dengan membeli produk dalam kemasan besar daripada sachet/kecil, dll;

b.    Pengurangan sampah plastik tas belanja, diantaranya dengan selalu menghindari kresek saat belanja dan membawa tas belanja non plastik yang bisa digunakan berulang kali;

c.    Pemilahan sampah non organik berdasarkan jenisnya ditindaklanjuti dengan pengolahan secara tuntas. Pengolahan secara tuntas berarti bisa dengan menjualnya/ menyumbangkannya kepada pemulung atau pengepul atau bank sampah terdekat. Diantara jenis sampah non organik adalah sampah kaleng, plastik dan kertas;

d.    Pengomposan sampah organik. Bisa dilakukan dengan menggunakan keranjang takakura, tong komposter aerob, atau lubang resapan biopori;

e.    Memilah jelantah/minyak goreng bekas di rumah kemudian disetor ke bank sampah;

f.     Sosialisasi pengumpulan jelantah kepada keluarga sekitar;

g.    Pemanfaatan lahan kosong dan/atau sempit dengan pohon pelindung dan/atau sedikitnya tanaman dalam pot;

h.    Kampanye Zero Waste keluarga di pusat perbelanjaan/pusat keramaian; 

i.     Aksi pembuatan lubang resapan biopori di sekitar tempat tinggal

j.     Mengajak keluarga lain di sekitar rumah tempat tinggal untuk kampanye penggunaan tas belanja non kresek. 

Semua foto bukti realisasi Keluarga Zero Waste oleh setiap keluarga warga sekolah diunggah melalui akun instagram masing-masing dengan tagar (#) #keluargazerowasteses2019 #beatplasticpollution #kendalikansampahplastik #namasekolah_namasiswa #tunashijauid #surabayaecoschool2019 #SES2019namasekolah

Penulis: Mochamad Zamroni

4 thoughts on “SMPN 35 dan SDN Pegirian II Dominasi Sementara Keluarga Zero Waste Terbanyak

  • November 27, 2019 pada 10:21
    Permalink

    Salut untuk program Eco School dari Tunas Hijau yang luar biasa. Program yang sangat bermanfaat bagi kita semua untuk menjaga dan merawat lingkungan agar terjaga dari kerusakan.Semua berawal dari kita dan untuk kita.Siapa lagi yang menjaga lingkungan kalau bukan kita…Semangat terus untuk Tunas Hijau Surabaya…👍👍💪💪👏👏

    Balas
    • November 28, 2019 pada 22:49
      Permalink

      Saya salut untuk program Eco School dari Tunas Hijau yang luar biasa. Programnya sangat bermanfaat bagi kita semua dan warga kota Surabaya untuk menjaga dan merawat lingkungan agar terjaga dari kerusakan, itu semua berawal dari kita untuk kita. Siswa siswi mulai diajari sejak dini peduli dengan lingkungan yg bersih, indah dan nyaman. Siapa lagi yang menjaga lingkungan kalau bukan kita……
      Mari kita sukseskan Program Zero Waste di keluarga kita. Semangat terus Tuna Hijau Surabaya 👍👍👍👌👌👌💪💪💪👏👏👏

      Balas
  • November 27, 2019 pada 19:01
    Permalink

    Program Keluarga Zero Waste yang dilaksanakan oleh Tunas Hijau sebagai penggeraknya dengan mengikutsertakan keluarga-keluarga dari lingkungan sekolah, memang merupakan program yang sangat hebat dan perlu diberi jempol. Apalagi tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup agar bumi kita tidak cepat atau mudah rusak oleh pencemaran sampah. Mari kita sukseskan Program Zero Waste di keluarga kita. Saya sangat mengapresiasi Program Tunas Hijau ini……,,,,****

    Balas
  • November 27, 2019 pada 21:02
    Permalink

    Tunas Hijau sebagai penggerak Program Keluarga Zero Waste yang dilaksanakan di sekolah-sekolah mempunyai tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan hidup agar bumi kita tidak cepat rusak atau mudah rusak oleh pencemaran sampah plastik maka kita perlu melakukan zero waste melalui keluarga kita masing- masing. Satu langkah kecil yang dilakukan secara bersama-sama dan berkelanjutan akan berdampak nyata untuk kelangsungan hidup anak cucu kita. Saya sangat mengapresiasi program yang diinisiasi oleh Tunas Hijau……*****

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *