Peduli Lingkungan ala Sanggar Kegiatan Belajar

Tidak mau ketinggalan dengan sekolah reguler, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB)Tanah Kali Kedinding milik Pemerintah Kota Surabaya juga melakukan aksi dan edukasi lingkungan kepada peserta didiknya, Rabu (18/12/2019).

Aksi tersebut meliputi penanaman benih tanaman hortikultura dari berbagai jenis mulai dari tanaman toga hingga sayur. Jenis tanaman toganya adalah binahong, ginseng merah, ades, jinten, gondoruso, dandang gendis, sambang colok, dan lainnya. Sedangkan tanaman sayurannya adalah kubis, cabai, tomat, kemangi dan terong.

Pada aksi tersebut, siswa diajarkan bagaimana memindah tanaman benih ke media siap tanam. Fatih Abdul Aziz, aktivis Tunas Hijau yang kegiatan penanaman itu menjelaskan bahwa jika ingin memindah bibit harus sesuai prosedur.

“Jika ingin pindah bibit, pertama harus mempersiapkan media tanam yang meliputi tanah serta kompos,” terang Fatih Abdul Aziz. Pencampuran tanah dan kompos tidak serta merta langsung campur. Fatih menjelaskan bahwa harus ada perbandingan antara kompos dan tanah 1:1.

Antusias peserta didik yang berjumlah 45 orang sangat luar biasa. Mereka langsung memulai pemindahan bibit tanaman. Butuh waktu 2 jam bagi mereka untuk memindah 225 tanaman toga dan sayur ke media tanam baru. “Saya baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini, rasanya ingin saya bawa pulang satu,” ujar Angela siswa kelas 11 SKB Tanah Kalikedinding.

Sesi kedua adalah edukasi pengolahan dan manajemen sampah sekolah oleh Richi Razak, aktivis Tunas Hijau Indonesia. Dalam sesi diskusi, peserta didik diminta sebelum memulai pemilahan sampah harus bisa mengidentifikasi jenis sampah. Richi Razak memberikan pemahaman awal tentang definisi dan jenis sampah yang diproduksi oleh sekolah.

“Pada umumnya sampah terbagi menjadi dua yaitu sampah organik dan sampah non-organik. Nah sekarang coba sebutkan sampah apa saja yang terdapat di sekolah mari kita identifikasikan masuk manakah sampah tersebut,” ujar Razak. Selain diskusi tentang pemilahan sampah, peserta juga mendapatkan edukasi mengenai bahaya sampah yang tidak diolah.

Penulis: Fatih Abdul Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *