Aksi Biopori serta Komposter di SDN Keputih 245 dan SDN Kalisari I

Aksi mengelola lingkungan hidup terus dilakukan di SDN Keputih 245 Surabaya. Bersama Tunas Hijau, tim Eco Ranger sekolah ini, Rabu (8/1/2020) menambahkan sampah organik ke dalam komposter aerob dan menambah lubang resapan biopori di halaman sekolah.

Aksi pembuatan lubang resapan biopori sengaja ditingkatkan di sekolah ini untuk memanfaatkan musim hujan. “Semoga melalui lubang resapan biopori yang dibuat ini bisa memperbanyak penyerapan air hujan ke dalam tanah sehingga banjir bisa diminimalkan,” kata Rukjani, guru leader Eco Ranger SDN keputih 245.

Sebelumnya, lubang biopori yang dimiliki oleh tim eco ranger SDN Keputih 245 terdapat 10 lubang dan terdapat 10 lubang baru yang dibuat. “Namun sayang keadaan lubang biopori yang sudah dibuat tersebut sudah tertutup kembali dengan tanah sehingga perlu dilubangi kembali,” ujar Rukjani. 

Tim Eco Ranger SDN Keputih 245 Surabaya bersiap mengolah sampah daun dan menambah lubang resapan biopori

Pada aksi menambahkan sampah organik ke dalam komposter aerob, ada dua karung yang berisi penuh dengan sampah daun. Sebelum mengisikan ke dalam komposter aerob, siswa menimbang sampah daun yang tiap karung beratnya adalah 6,7 kg dan 7,1 kg. Kemudian siswa, menyirami dan memadatkan sampah daun tersebut ke dalam tong. Aksi ini nampak menyenangkan bagi siswa. 

Sementara itu, di SDN Kalisari I Surabaya, aksi menambahkan sampah daun ke dalam komposter aerob juga dilakukan bersama Tunas Hijau, Rabu (8/1/2020). Seperti halnya aksi lingkungan di SDN keputih 245, aksi ini juga didampingi oleh dua orang Aktivis Tunas Hijau Nizamudin dan Fitri Al Istiqomah.

Sampah daun sebanyak dua karung penuh ditambahkan ke dalam komposter aerob di sekolah ini yang volumenya menyusut karena proses pembusukan yang terjadi. Berat sampah daun yang dimasukkan ke dalam komposter aerob SDN Kalisari I itu adalah 12,5 kg.

Tim Eco Ranger SDN Kalisari I menambahkan sampah daun ke dalam komposter aerob

Tim Eco Ranger SDN Kalisari I juga nampak semangat melakukan aksi lingkungan ini. Tiap anak bergantian menimbang sampah daun, kemudian membawanya ke tong komposter. Para siswa juga menyirami, mengaduk dan memadatkan sampah organik yang sudah dimasukkan ke dalam dua komposter aerob bantuan PT PLN (Persero) UIP JBTB II ini.

Untuk rencana penambahan lubang resapan biopori di SDN Kalisari I, guru leader Eco Ranger sekolah ini masih akan mengusulkan penggunaan lahan di belakang kelas. “Kami sedang minta persetujuan dari komite sekolah dan wali kelas agar tiap belakang kelas terdapat dua lubang biopori yang akan diurus oleh tiap kelas,” ungkap Yayuk, leader Eco Ranger SDN Kalisari I. 

Eco Ranger adalah program pengelolaan lingkungan hidup yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama PT PLN (Persero) UIP JBTB II dan Pemerintah Kota Surabaya. Peserta Eco Ranger adalah 18 sekolah dasar negeri di wilayah kecamatan Mulyorejo dan Sukolilo.

Penulis: Fitri Al Istiqomah

Penyunting: Mochamad Zamroni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *