Asri Sukariyani, Kepala SDN “Zero Waste” Jajar Tunggal III

Program zero waste merupakan salah satu program prioritas yang dicanangkan oleh SDN Jajar Tunggal III Surabaya. Gagasan itu diusulkan oleh Kepala Sekolah SDN Jajar Tunggal III Surabaya Asri Sukariyani. 

Sosok kepala sekolah yang humble ini menginginkan warga sekolah yang dipimpinnya memiliki kebiasaan peduli lingkungan. Diantaranya dengan meminimalkan potensi dihasilkannya sampah plastik sekali pakai yang digunakan di sekolah.

Motivasinya menjadikan SDN Jajar Tunggal III Surabaya menjadi sekolah zero waste adalah ketika pertama kali melihat kondisi lingkungannya. “Awalnya saya melihat sampah yang berserakan dimana-mana, khususnya sampah plastik jajan. Mulai depan halaman sekolah, lantai atas, kantin, hingga selokan belakang sekolah sangat kotor,” ujar kepala sekolah yang mulai bertugas di SDN Jajar Tunggal III sejak 18 Desember 2017.

Melihat kondisi lingkungan sekolah yang kurang nyaman sebagai sarana belajar, Asri menginisiasi mengumpulkan seluruh warga sekolah untuk bertanggung jawab terhadap kebersihan sekolah. 

Asri bersama warga SDN Jajar Tunggal III bercocok tanam hidroponik di sekolah

Seluruh elemen warga sekolah mulai dewan guru, karyawan, kebersihan, dan keamanan mendapatkan tanggung jawab. Asri membentuk koordinator kebersihan sekolah setiap bagian mempunyai mempunyai tim dan koordinator. “Namun, setelah dibersihkan sampah tetap saja ada,” tutur Asri Sukariyani.

“Ternyata sekuat apapun kita membersihkan sekolah akan selalu kotor kalau tidak mengurangi sumber sampah,” ujar Asri. Menurutnya kunci sekolah bersih adalah dengan meminimalkan produksi sampah. Salah satunya dengan pelarangan penggunaan kemasan makanan dan minuman sekali pakai. 

“Melalui rapat koordinasi, kami memutuskan untuk merubah kantin menjadi minim sampah non organik. Kami juga mengajak seluruh warga sekolah membawa tumbler dan tepak sendiri,” tambah Kepala SDN Jajar Tunggal III Asri Sukariyani.

Tantangan sekolah dalam menerapkan zero waste adalah meyakinkan penjual di kantin untuk tidak menjual produk makanan dan minuman yang berpotensi menghasilkan sampah non-organik.

Menurutnya, perlu strategi untuk memberikan pengertian kantin karena masih menjual jajan rentengan plastik dan saos pewarna buatan. Guru-guru dan kepala sekolah pun dimusuhi. Bulan-bulan pertama penerapan zero waste antara guru piket dan penjual kantin selalu kucing-kucingan,” ujar Asri.

Di bawah kepemimpinan Asri Sukariyani, SDN Jajar Tunggal III menjadi bersih dan teduh

Untuk menunjang program zero waste, SDN Jajar Tunggal III Surabaya menyiapkan tumbler dan tepak makan yang diperuntukkan bagi siswa. Beberapa kelas terlihat tersedia rak kaca yang di dalamnya terdapat gelas serta tempat makan.

Penjual kantin pernah diajak berkunjung ke SDN Kaliasin I Surabaya, yang sudah lama zero waste. “Kami sudah memberikan fasilitas di beberapa kelas beserta galonnya. Insya Allah seluruh kelas menyusul seperti ini,” ujar Asri.

Di bawah tangan dingin Asri Sukariyani, SDN Jajar Tunggal III Surabaya menjelma menjadi sekolah yang memilik program serta wawasan lingkungan berjalan dengan konsisten dengan terbagi menjadi 15 pokja lingkungan.

Beberapa program lingkungan yang berjalan adalah pengomposan, hidroponik, serta taman papaya. Menurutnya bahkan untuk pengomposan menggunakan media aerob sudah pernah panen beberapa kali. 

Selain mendapatkan predikat sekolah zero waste, SDN Jajar Tunggal III Surabaya berhasil meraih juara lomba jingle lingkungan 2 tahun berturut-turut.

Berawal dari melihat potensi guru serta siswa dalam bidang seni musik, Asri Sukariyani berhasil menjadikan tim jingle lingkungan sebagai jawara. “Melalui seni musik kami gaungkan kampanye lingkungan hidup kepada masyarkat luas, inilah kontribusi kami,” ujar Asri Sukariyani.

Penulis: Fatih Abdul Aziz

Penyunting: Mochamad Zamroni

4 thoughts on “Asri Sukariyani, Kepala SDN “Zero Waste” Jajar Tunggal III

  • Januari 28, 2020 pada 09:45
    Permalink

    Saya adalah salah satu tim ecopreneur SDN KEDUNG COWEK 1/253.
    setiap 2 Minggu sekali, kami selalu membawa barang bekas, berupa: kardus bekas/ botol bekas/ koran bekas. Setiap sebulan 4 kali, kami membawa minyak jelantah. Dan membawa air Leri setiap seminggu2 kali.

    Balas
  • Januari 28, 2020 pada 09:52
    Permalink

    Saya adalah salah satu tim ecopreneur sdn kedung 1.
    Setiap hari sabtu kami selalu membawa minyak jelantah. Setiap seminggu sekali kami membawa air leri. Juga membawa barang bekas setiap sebulan 2kali. Barang bekas yg dibawa berupa botol bekas, ataupun kardus bekas.

    Balas
  • Januari 28, 2020 pada 09:54
    Permalink

    Haii
    Saya adalah salah satu tim ecopreneur
    SDN Kedung Cowek 1
    Setiap 2 Minggu 1× seluruh siswa SDN Kedung Cowek 1 selalu mengumpulkan kardus atau botol bekas
    Tidak lupa setiap 1minggu1× tepatnya hari Sabtu saya dan teman-teman semua mengumpulkan minyak jelantah untuk di olah dan di jual ke bank sampah
    SDN Kedung Cowek 1 juga memiliki jadwal menyiram tanaman menggunakan air leri/bekas cucian beras
    Nah setiap harinya selalu ada giliran untuk menyiram tanaman
    Tapi untuk pengolahan sampah organik contohnya komposter masih belum optimal maka dari itu harus di lakukan secara lebih rutin lagi….
    Salam bumi pasti lestari☘️

    Balas
  • Januari 28, 2020 pada 10:06
    Permalink

    Haii
    Saya adalah salah satu tim ecopreneur☘️☘️ dari SDN Kedung Cowek I, di sekolah saya sedang menjalankan kegiatan bank sampah seperti:
    Mengumpulkan barang bekas 2 Minggu sekali. Seperti kardus dan botol plastik.
    Mengumpulkan minyak jelantah seminggu sekali.
    Dan kami juga mendapat giliran membawa air leri untuk untuk siramkan di tanaman yang ada di sekolah.
    Kegiatan itu di lakukan oleh kelas 1-6 (1 sekolah).

    SALAM BUMI
    PASTI LESTARI…….☘️☘️☘️??

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *