Martha Elsilia, Pembina Pangeran & Puteri LH 2019 Terbaik SD

Peduli lingkungan bukan hanya sebuah gerakan tapi juga sebuah gaya hidup. Hal ini dipegang teguh oleh pembina pangeran dan puteri lingkungan hidup SDKr Cita Hati Surabaya Martha Elsilia, atau yang akrab dipanggil Miss Lia. Dia terpilih sebagai Pembina Pangeran & Puteri LH 2019 Terbaik SD.

Sejak 2010, dia telah akrab berkegiatan lingkungan hidup bersama Tunas Hijau Indonesia. Tahun 2019 merupakan tahun yang luar biasa baginya karena berhasil mengorbitkan 3 siswa mencapai finalis seleksi pangeran dan puteri lingkungan hidup tingkat sekolah dasar.

Berawal dari keinginan hati untuk mengenalkan lingkungan kepada anak didiknya, ia memutuskan untuk mengikutkan tiga siswanya dalam ajang seleksi pangeran dan puteri lingkungan hidup 2019 yaitu Peter, Aiko, dan Kyara. Hebatnya, ketiga siswanya itu berhasil masuk sebagai finalis. 

Martha Elsilia saat mendampingi Kyarra, Aiko dan Peter sosialisasi proyek lingkungan di pemukiman warga

“Awalnya saya mengajak mereka kenal dengan gerakan peduli lingkungan. Program Pangeran Puteri Lingkungan ini tepat untuk pembentukan karakter siswa,” ujar Martha Elsilia, guru SDKr Cita Hati Surabaya ini.

Pemilihan siswa untuk mengikuti seleksi yang dilakukan Miss Lia tidak sembarangan. Menurutnya, kriteria yang harus ada adalah minimal siswa itu memiliki ketertarikan terhadap lingkungan. 

“Sejak awal tahun saya proyeksikan si Peter, Aiko dan Kyarra. Kok ya kebetulan mamanya Aiko itu sangat mendukung dengan apa yang saya sampaikan. Apalagi mamanya Aiko bergerak di bidang art and craft sehingga modalnya sudah ada tinggal diganti konsep daur ulang dengan barang bekas,” terang guru yang aktif mengajar di SDK Cita Hati sejak tahun 2000 ini.

Menurut Lia, peranan orang tua sangat penting. “Dukungan orang tua sangat penting untuk mendukung kegiatan anaknya sehingga di dalam jiwa anak tumbuh tanggung jawab dengan sendirinya,” ujar Lia. 

Martha Elsilia saat mendampingi Kyarra, Aiko dan Peter di kediaman Walikota Surabaya Tri Rismaharini untuk penyematan selempang

Hal ini menjadi poin yang sangat ditekankan oleh Lia ketika siswa ingin berhasil dalam mengembangkan proyek lingkungannya. “Saya ini cuma nyumbang ide saja, lainnya mereka yang eksekusi sendiri. Wis pokoke tepak dan lucky,” tambahnya.

Salah satu syarat untuk menjadi pangeran dan puteri lingkungan adalah kemampuan untuk public speaking. Kemampuan ini sangat diperlukan untuk mendukung mereka mengkampanyekan proyek lingkungannya. 

Berbicara tentang public speaking, Marta Elsilia mengatakan bahwa di SDKr Cita Hati sudah terbiasa dengan entertain, sehingga untuk kemampuan siswanya dalam berbicara di depan umum, ia hanya melakukan pembiasaan sederhana.

“Siswa SDKr Cita Hati sudah terbiasa speak up menggunakan alkitab di sekolah. Tinggal memperbaiki mental saja. Pokoknya jadi Pembina mereka tidak susah kalau berhasil mengajak orang tua untuk terlibat aktif,” ujar Lia. 

Martha Elsilia saat mendampingi Kyarra, Aiko dan Peter sosialisasi proyek lingkungan di sekolah sekitar

Para siswa hanya diberikan draft oleh Lia. Mereka kemudian mengembangkan sesuai dengan kemampuan mereka sendiri. Karena sudah menjadi bagian keseharian sekolah para siswa sudah terlatih percaya dirinya.

Pasca Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019, Lia beserta pimpinan sekolah merancang program yang bernama Green Force atau pasukan hijau. Program tersebut untuk mengembangkan proyek lingkungan para siswa.

“Kami juga ingin menciptakan SDKr Cita Hati yang seluruh warganya peduli lingkungan dengan program ini, semoga teralisasi dengan baik,” tutup ibu dengan 3 anak ini.

Penulis: Fatih Abdul Aziz

Penyunting: Mochamad Zamroni

1 thoughts on “Martha Elsilia, Pembina Pangeran & Puteri LH 2019 Terbaik SD

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *