Panen Kompos Biopori di SMPN 11 Surabaya
Tim lingkungan hidup Green Sewelas SMPN 11 Surabaya melakukan panen kompos dari lubang resapan biopori bersama Tunas Hijau, Selasa (14/1/2020) pagi. 18 orang siswa kader lingkungan hidup mengikuti aksi ini.
Mereka dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama bertugas mengumpulkan sampah daun untuk dimasukan ke dalam lubang biopori. Kelompok kedua bertugas menyusuri lubang biopori yang sudah penuh dan siap panen. Kelompok tiga bertugas memasukan sampah daun untuk diisikan ke dalam luban resapan yang sudah dipanen komposnya.
Aktivis Tunas Hijau Fatih Abdul Aziz dan Shovi Audinia Hardiyanti, serta dua orang guru pembina lingkungan hidup SMPN 11 Surabaya mendampingi aksi itu. Bor biopori dan gerobak sampah digunakan pada aksi itu.
Hal pertama yang mereka lakukan secara bersama adalah memanen kompos dari lubang biopori yang rata-rata berkedalaman 1 meter. Anak-anak nampak antusias memutar bor ke dalam lubang biopori. Ketika bor diangkat maka dapat dilihat kompos yang telah matang dengan sempurna itu.
Lubang biopori yang telah dibor akan menjadi kosong. Setelah itu barulah anak-anak memasukan sampah daun ke dalam lubang biopori. Sampah daun yang dimasukkan ke dalam lubang biopori itu sampai penuh, selanjutnya dipadatkan.
“Kalian tau kenapa sampah daun yang dulu kalian masukan ke dalam lubang biopori bisa menjadi halus banget kayak gitu? Ya itulah proses pembusukan yang terjadi pada sampah organik menjadi kompos,” kata Fatih Abdul Azis.
“Tadi kalian menemukan hewan-hewan kecil di tanah? Biota di dalam tanah itu yang diantaranya mempercepat proses pembusukan. Hewan-hewan itu memakan sampah organik di dalam lubang resapan,” terang Fatih.
Membuat lubang resapan biopori dengan mengisikan penuh sampah organik di dalamnya berarti memberi asupan makanan kepada biota tanah. “Kalian pun baik, karena memberikan hewan-hewan kecil itu makan. Jadi kalian juga dapat pahala atas apa yang sudah kalian lakukan,” ucap Fatih yang membuat para kader lingkungan menjadi semakin bersemangat.
Ada 8 lubang resapan biopori yang dipanen pagi itu. Kompos yang dihasilkan 3/4 meter kubik. Fatih selanjutnya meminta kepada kader lingkungan hidup SMPN 11 Surabaya untuk selalu merawat lubang biopori tiap dua pekan.
Penulis: Shovi Audinia Hardiyanti
Penyunting: Mochamad Zamroni