Suharti, Leader Eco Ranger SDN Manyar Sabrangan II
Suharti merupakan guru yang sangat familiar bagi warga SDN Manyar Sabrangan II/231 Surabaya. Guru ini sangat dikenal oleh warga sekolah karena aksinya dalam menggalakkan program lingkungan hidup di sekolahnya.
Bahkan guru yang 2 tahun lagi memasuki masa pensiun ini dikenal dekat dengan wali murid karena seringnya berinteraksi dan berkolaborasi dalam menumbuhkan rasa peduli lingkungan. Di antaranya dengan melibatkan siswa berserta orang tua dalam daur ulang baju untuk yel-yel lingkungan.
“Saya mulai dinas di SDN Manyar Sabrangan II sejak agustus 2014. Sejak itu saya diajak berdiskusi oleh kepala sekolah untuk membentuk budaya lingkungan di sekolah,” ujar Suharti. Untuk memulai program lingkungan di sekolah, Suharti menjelaskan bahwa berawal dari kerja bakti bersama.

“Pertama kami ajak mereka untuk berkenalan dengan lingkungan, minimal tahu dulu. Kemudian saya ajak aksi,” lanjutnya. Langkah selanjutnya adalah setiap kelas melakukan penghijauan secara kolektif. Sistem yang diterapkan adalah setiap kelas bertanggungjawab atas tanaman masing-masing.
“Saya belajar dari sekolah saya sebelumnya yaitu SDN Mulyorejo I dengan budidaya lidah buaya. Bahwa memberikan tanggung jawab adalah cara paling efektif untuk melibatkan siswa dalam program peduli lingkungan,” ujar guru yang tinggal di Krian, Sidoarjo ini.
Selain sebagai guru kelas, Suharti juga mempunyai amanah sebagai pembina Eco Ranger SDN Manyar Sabrangan II Surabaya. Eco Ranger Surabaya adalah program lingkungan hidup berkelanjutan yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama PT PLN (Persero) UIP JBTB II dan Pemerintah Kota Surabaya. Program ini khusus bagi 18 SDN di Kecamatan Mulyorejo dan Sukolilo.

Menurutnya, program Eco Ranger Surabaya memberikan wadah bagi siswa untuk melebarkan aksi lingkungan di sekolah. “Anak-anak paling senang saya ajak mengolah sampah organik menjadi kompos. Jadi setiap hari mereka selalu mencari saya. Bu Suharti, ayo cari daun lagi supaya penuh,” lanjut guru kelas ini sembari menirukan gaya anak-anak.
Pengumpulan jelantah secara kolektif di sekolah juga menjadi hal yang selalu memberikan cerita tersendiri. Sedikitnya sejak dimulainya program Eco Ranger SDN Manyar Sabrangan II Surabaya sudah mengumpulkan 266 kg.
“Ada yang setuju. Ada yang menolak. Namanya juga dinamika sekolah, terutama wali murid yang tidak mau ribet,” terang Suharti. SDN Manyar Sabrangan II sukses mengoptimalkan semua sarana/prasarana pengelolaan lingkungan bantuan PT PLN (Persero) UIP JBTB II . ”Kami memberikan edukasi ketika ada rapat bersama wali murid,” imbuh guru yang lahir di Banyuwangi, 28 Mei 1962 ini.

Target kedepan yang akan dicapai oleh guru berkacamata ini adalah menumbuhkan kesadaran siswa tanpa terkecuali. Anak-anak diarahkan untuk peduli kepada lingkungan meskipun itu tanpa pengawasan oleh guru. “Kalau sudah terbiasa, keseharian mereka tanpa disuruhpun piket akan terus berlangsung. Ya meskipun tidak semaksimal ketika ada guru,” terang Suharti.
Hal yang paling seru menurut Suharti ketika menjalankan program Eco Ranger adalah dia seperti ibu yang mempunyai puluhan anak. “35 orang anggota Eco Ranger selalu riuh saat kegiatan. Sering ketika saya sibuk tidak dapat menemani mereka, eh mereka merajuk. Persis anak merajuk kepada ibunya,” tutur Suharti.
Harapan Suharti dengan adanya program Eco Ranger ini adalah menjadikan warga sekolah lebih peduli lingkungan hidup, khusunya pengelolaan sampah. Selain sebagai gerakan amal, program ini sangat membantu guru untuk menjelaskan dan memberikan edukasi kepada siswa.
“Pengolahan sampah organik menjadi kompos menggunakan komposter aerob ini bukan hanya milik tim lingkungan saja, tetapi juga seluruh guru karena sering guru wali kelas menjadikan tong komposter sebagai media pembelajaran,” tutup Suharti.
Penulis: Fatih Abdul Aziz
Penyunting: Mochamad Zamroni
Semangat terus ya untuk bu suhartik,
Sukses terus ya bu Suhartik.
Terimakasih🙏🙏🙏