Workshop Pangeran dan Putri Lingkungan 2020 di Grand City Bagi Guru
Lebih dari 350 orang guru SD/MI dan SMP/MTs se Surabaya mengikuti Workshop Memulai Proyek Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup. Workshop ini digelar Tunas Hijau pada hari kedua Festival Vegan 2020 di Grand City Convex Surabaya, Jumat (17/01/20).
Workshop ini diselenggarakan oleh Tunas Hijau sebagai persiapan Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020 pada semester genap tahun ajaran 2019-2020 ini.
Selain aktivis Tunas Hijau, workshop ini menghadirkan narasumber Pangeran Lingkungan Hidup 2019 SMP Laksamana Nanda Dwitama, Puteri Lingkungan Hidup 2019 SD Sheyreen Callita Navilla, Runner up II Puteri Lingkungan Hidup 2019 SMP Ni Nyoman Gayatri Larasita dan guru pembina terbaik Pangeran Puteri Lingkungan Hidup 2019 Eka Fadiyah Wati.
Sheyreen menyampaikan motivasinya mengikuti ajang pemilihan Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup. “Motivasi saya untuk ikut mengajak masyarakat budidaya tanaman katuk karena banyak manfaatnya untuk kesehatan,” kata Sheyreen Callista Navilla, siswa SDN Kaliasin I Surabaya.
Menurut Sheyreen, selama ini masyarakat sudah banyak yang mengenal manfaat katuk untuk melancarkan ASI atau air susu ibu. “Tapi, tanaman katuk memiliki banyak manfaat yang lainnya untuk mencegah osteoporosis, flu, mencegah anemia, dan kolesterol,” terang Sheyreen.
Tepuk tangan guru-guru peserta workshop menggemuruh di Grand City Convex Surabaya sesaat setelah mendengar jumlah tanaman katuk yang dibudidaya Sheyreen. “Saya sudah melaksanakan proyek budidaya tanaman katuk dan pemanfaatannya ini 2 tahun. Sudah membudidaya 956 tanaman katuk,” ujar Sheyreen disambut gemuruh tepuk tangan para guru.
Laksamana Nanda Dwitama, siswa SMPN 3 Surabaya, termasuk yang paling dalam dua tahun berturut-turut penyelenggaraan Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup. Pada tahun 2018, Laksamana terpilih menjadi Pangeran Lingkungan Hidup 2018 SD. Pada tahun 2019, dia terpilih menjadi Pangeran Lingkungan Hidup 2019 SMP.
“Proyek saya adalah budidaya tanaman cincau dan pemanfaatannya,” kata Laksamana Nanda Dwitama di atas panggung. Ia menjelaskan bahwa awalnya berpikir memanfaatkan tanaman cincau yang banyak dia budidayakan menjadi olahan minuman bentuk lain. “Umumnya dimanfaatkan untuk agar-agar cincau. Tapi saya mengolahnya menjadi teh cincau dan bothok cincau,” terangnya.
Sedangkan Runner up II Puteri Lingkungan Hidup 2019 SMP Ni Nyoman Gayatri Larasita, siswa SMPN 6 Surabaya, sukses dengan budidaya tanaman lidah buaya dengan mengadopsi banyak kampung. Laras, panggilan akrabnya, bahkan bisa merauh laba penjualan olahan produk tanaman lidah buaya mencapai Rp 5.250.000.
Fatih Abdul Aziz, aktivis Tunas Hijau, menambahkan bahwa pada program Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup ini semua proyek lingkungan merupakan ide dan aksi peserta. “Pendaftarannya dilakukan secara individu siswa yang dipandu oleh guru pembina dan orangtua. Jadi Tunas Hijau hanya mengarahkan, untuk proyeknya dari diri sendiri,” kata Fatih.
Dibalik siswa yang pintar pasti ada guru hebat dibelakangnya. Tak hanya menghadirkan para Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019, workshop ini juga menghadirkan salah satu pembina lingkungan terbaik dalam dua tahun terakhir penyelenggaraan program ini. Guru ini ialah Eka Fadiyah Wati, guru pembina lingkungan hidup SMPN 6 Surabaya.
Ia menyampaikan bahwa sebagai guru pembina lingkungan harus bisa menjadi mitra yang baik bagi siswa. “Kita harus siap menjadi teman bertukar pendapat. Ponsel saya senantiasa siap menerima segala curhat dan pertanyaan dari para siswa kader lingkungan untuk pengembangan proyek lingkungannya,” ujar Eka Fadiyah.
Sebagai pembicara terakhir, Aktivis Senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni menegaskan bahwa program penganugerahan ini bukanlah kontes kecantikan dan ketampanan. “Program yang diawali pada tahun 2002 ini murni untuk mengajak anak-anak melakukan aksi nyata peduli lingkungan,” kata Mochamad Zamroni.
Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020 akan dibuka pendaftarannya pada 1-15 Februari. “Pada saat mendaftar, pastikan bahwa peserta sudah mempunyai proyek lingkungan dan sudah aksi lingkungan yang dilakukan,” terang Mochamad Zamroni.
Pada Sabtu, 15 Februari 2020, seluruh peserta yang sudah mendaftar akan dibekali kiat mengembangkan proyek lingkungannya masing-masing. Peserta diminta menindaklanjuti pembekalan tersebut dengan aksi nyata setelahnya. “Pada awal Maret 2020, seleksi peserta akan dimulai,” pungkas Zamroni.
Sementara itu, banyak guru peserta workshop tersebut yang masih penasaran dengan Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020. Mereka pun berlanjut melakukan konsultasi di stan pameran Tunas Hijau yang bekerja sama dengan PT Dharma Lautan Utama di Festival Vegan 2020 itu.
Penulis: Fitri Al Istiqomah
Penyunting: Mochamad Zamroni