Aditia Hermanto, Runner up I Pangeran Lingkungan Hidup 2019 SMP
Beberapa penghargaan lingkungan hidup berhasil diraih oleh siswa kader lingkungan hidup SMP Negeri 11 Surabaya ini. Aditia Hermanto, namanya. Di SMP Negeri 11 Surabaya dia juga menjadi Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 2019-2020.
Di antara penghargaan itu adalah Keluarga Hijau Terbaik 2019 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh PT Dharma Lautan Utama dan Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya. Keluarga Hijau 2019 merupakan rangkaian program Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019.
Aditia Hermanto juga berhasil meraih prestasi sebagai Runner up 1 Pangeran Lingkungan Hidup 2019 SMP yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya, serta didukung oleh PT Dharma Lautan Utama dan Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya.
Pada program penganugerahan yang mengharuskan pesertanya membuat proyek lingkungan hidup berkelanjutan ini, Aditia mengumpulkan jelantah. Minyak goreng yang sudah beberapa kali pakai itu dia kumpulkan untuk selanjutnya diolahnya menjadi lilin.

“Saya mengumpulkan jelantah dari tetangga rumah. Mereka sebelumnya membuang jelantah itu ke selokan. Padahal jelantah yang dibuang ke selokan akan mencemari air,” kata Aditia Hermanto, siswa kelahiran Surabaya, 28 Desember 2004 ini.
Dukungan yang dia dapat dari teman dan guru di sekolah membuat semangatnya terjaga dalam melakukan aksi zero waste. “Teman-teman dan guru selalu mengatakan bahwa saya pasti bisa, saya tidak sendiri, teman-teman dan guru pasti akan selalu mendukung saya,” ucap penghobi bulu tangkis, menulis cerpen, dan mendongeng ini.
Bentuk aksi zero waste yang telah dilakukan di sekolah adalah dengan selalu membawa botol minum dan kotak makan berulang kali pakai. “Saya hampir tidak pernah makan dengan bungkus atau kemasan sekali pakai. Saya juga memilah sampah di kelas,” terang Aditya, yang lahir di Surabaya, 28 Desember 2004.
Aditia mengaku bahwa dirinya seorang diri menjadi kader lingkungan di kelasnya. “Meskipun saya kader lingkungan seorang diri, saya senantiasa mengajak teman-teman kelas untuk ikut dalam aksi zero waste. Di antaranya dengan memilah sampah,” kata Adit yang duduk di kelas 8 E.

Dia bersyukur mendapatkan dukungan dari orang tuanya. “Saya berusaha terus meyakinkan orang tua agar bahwa saya bisa mengatur waktu dengan baik antara kegiatan lingkungan dan belajar. Kesempatan ini bisa mengembangkan potensi saya,” terang Aditia.
Berkat ajakan, keluarga Aditia terus berupaya menerapkan aksi zero waste. “Setiap kegiatan bersama keluarga, saya selalu memastikan bahwa keluarga membawa botol minum dan wadah makan berulang kali pakai,” kata siswa yang tinggal di Jalan Bulak Rukem II/19 Surabaya ini.
Selain menerapkan aksi pengolahan sampah di rumah, Adit juga melakukan penghijauan. Karena tidak memiliki pekarangan rumah yang luas, dia menanam dengan menggunakan pot. Tidak jarang dia membeli tanaman di Pasar Bunga Kayon Surabaya.
Kini, koleksinya tanaman yang dirawat Aditia di rumah cukup beragam Ada serai, blimbing wuluh, dan pandan. “Biasanya digunakan untuk campuran memasak. Saya juga memanfaatkannya untuk campuran lilin yang ia olah bersama jelantah,” ujar putra pasangan Hermanto dan Isni Furoidah ini.
Penulis: Shovi Audinia Hardiyanti
Penyunting: Mochamad Zamroni