Dini Camelia Ramadhani, Puteri “Pestisida Tembakau” LH 2019

Masih maraknya aktivitas merokok di sembarang tempat mengundang keprihatinan siswa SDN Ujung IX Surabaya ini. Dini Camelia Ramadhani, namanya. Siswa kelas 4 ini mengaku tidak nyaman bila ada orang yang merokok di sekitarnya. 

Belum lagi puntung rokok yang dihasilkan, kemungkinan besar dibuang sembarangan. Para perokok itu, menurut Dini Camelia Ramadhani, sering mengabaikan ada atau tidaknya tempat sampah di sekitarnya. 

Keprihatinan Dini Camelia Ramadhani terhadap puntung rokok yang berserakan itu membuatnya memilih proyek lingkungan hidup “Petrok atau Pestisida Rokok”. Dini mengumpulkan puntung rokok yang dibuang berserakan di sekitar sekolah dan tempat tinggalnya itu.

Dini Camelia didampingi tiga gurunya saat diterima Walikota Surabaya Tri Rismaharini di kediaman

Dalam mengumpulkan puntung rokok itu, Dini biasanya menggunakan alat bantu sarung tangan atau supit. “Tidak semua bagian puntung rokok digunakan untuk pestisida. Hanya tembakau sisanya saja yang digunakan,” kata Dini Camelia Ramadhani. 

Ide memanfaatkan tembakau putung rokok menjadi pestisida didapat Dini dari dari membaca artikel online. Dia juga mendapat saran dari guru. Dengan proyeknya ini, dia terpilih menjadi finalis puteri lingkungan hidup 2019 SD. 

Dini menjelaskan bahwa membuat pestisida berbahan tembakau puntung rokok cukup mudah. Bisa dilakukan di rumah kapan saja. “Hanya membutuhkan bahan tembakau puntung rokok, air hangat, dan botol sebagai wadah,” ujar siswa yang memiliki cita-cita sebagai polwan ini. 

Dini Camelia saat pameran proyek lingkungan hidup di Taman Flora Bratang Surabaya

Sebelum mendapatkan tembakau puntung rokok, tentunya harus terlebih dahulu memisahkan antara filter dan tembakau. “Campurkan tembakau dan air hangat. Aduk sampai kecoklatan. Saring tembakau agar tidak menyumbat saat akan disemprotkan,” terang Dini.

Selanjutnya, cairan pestisida disaring ke dalam botol yang sudah disiapkan. “Pestisida siap digunakan. Cairannya jangan terlalu pekat,” ujar anak pertama dari dua bersaudara pasangan M. Hilmi dan Syaroh ini. 

“Semua tanaman yang ditumbuhi hama bisa disemprotkan petrok. “Asalkan jangan terlalu sering, karena jika terlalu sering akan berakibat fatal yang menyebabkan tanaman bisa mati. Satu hari semprotkan pada saat pagi hari saja,” jelasnya.

Dini Camelia saat peninjauan lapangan pengembangan proyek lingkungannya oleh Tunas Hijau

Selama ini Dini sudah mengumpulkan cukup banyak puntung rokok yang sebelumnya dibuang sembarangan. “10 kaleng puntung rokok penuh telah saya olah. Sampah sebanyak itu saya dapatkan dari pengambilan puntung rokok di warung giras sekitar rumah,” ujarnya.

Selama Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019, Dini sudah mensosialisasikan proyek ini kepada lebih dari 70 orang di sekitar rumah dan kelurahan. Dia juga sosialisasi kepada seluruh warga SDN Ujung IX. 

“Saya sudah menghasilkan 90 botol Petrok berukuran 200 ml,” ujar Dini Camelia Ramadhani. Sementara itu, filter puntung rokoknya, menurut Dini bisa digunakan sebagai pengganti dakron. “Harus dicuci dulu sebelumnya,” pungkas Dini yang hobi menggambar ini.

Penulis: Richi Razak

Penyunting: Mochamad Zamroni

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *