Firzana Sufi Fadilah, Keluarga Zero Waste Terbaik I SD 2019

Siswa kelas 6 SDN Kaliasin I Surabaya ini termasuk aktif bergiat lingkungan hidup sejak kelas 1. Di kalangan guru pembina lingkungan hidup sekolahnya, dia dikenal sebagai pribadi yang pendiam, religius dan murah hati. Firzana Sufi Fadilah, namanya. 

Grebek pasar tradisional dan bazar wirausaha lingkungan ecopreneur termasuk kegiatan yang sering Firzana ikuti bersama SDN Kaliasin I (Kalsa) selama 6 tahun bersekolah di sana. Pengolahan sampah kertas dan daur ulang sampah non organik sering dia lakukan.

“Saya juga sering ikut ngebor biopori, pengomposan dan tanam pohon bersama Kalsa,” terang putri kedua pasangan Sujiono dan Efi ini. Pembinaan lingkungan ke sekolah binaan termasuk kegiatan yang sering dia ikuti bersama Kalsa. 

Bersih-bersih pantai minimal dua kali dalam setahun, yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau, juga sering dia ikuti bersama tim SDN Kaliasin I Surabaya. Tidak jarang dia mengajak serta keluarganya untuk ikut serta. 

Dia tidak pernah absen menjadi bagian dari tim jingle lingkungan hidup SDN Kaliasin I saat pelaksanaan Lomba Jingle Surabaya Eco School  yang digelar setiap tahunnya. Dia juga tidak pernah absen memperkuat tim yel-yel Surabaya Eco School dari SDN Kaliasin I.

Pada tahun kesembilan pelaksanaan Surabaya Eco School, tahun 2019, kiprahnya bersama keluarga berhasil membawa harum nama sekolahnya. Dia mendapatkan penghargaan dari Walikota Surabaya sebagai Keluarga Zero Waste Terbaik I Surabaya Eco School 2019.

Banyak aksi peduli lingkungan hidup yang dia lakukan bersama keluarganya untuk merealisasikan Keluarga Zero Waste 2019. “Saya terus menggunakan tempat makan dan botol minum ramah lingkungan dalam setiap kegiatan di luar,” kata Firzana.

Dia juga sosialisasi tas belanja ramah lingkungan di acara arisan ibu-ibu pengurus PKK di pemukiman tempat tinggalnya. “Saya sosialisasi sedotan ramah lingkungan kepada banyak orang,” ujar siswa penghobi berenang ini.

Bersama keluarga, Firzana juga mengumpulkan sampah plastik dari sekitar rumah untuk disetorkan ke bank sampah. “Saya selalu membawa tas non plastik yang bisa digunakan berulang kali saat belanja bersama mama,” tutur siswa kelahiran 13 Januari 2008 ini.

Dia juga terus mengajak tetangganya mengumpulkan jelantah untuk disetorkan ke bank sampah sekolah dan bank sampah induk. Sosialisasi pemakaian botol minum berulang kali pakai ke pusat perbelanjaan sering dia lakukan.

“Saya membuat lubang biopori untuk resapan air bersama keluarga di pekarangan rumah,” terang Firzana. Memanfaatkan lahan kosong dengan menanam tanaman dan mengolah sampah organik dengan media takakura juga dia lakukan.

“Saya berbagi tanaman di kantor Kelurahan Pakis dan RW 02 Pakis juga,” kata Firzana. Dia juga berhasil memanen kompos dari pengolahan sampah organik yang dia lakukan bersama keluarganya. 

Kegiatan grebek pasar tradisional menjadi kegiatan lingkungan hidup yang paling berkesan baginya. “Saat banyak orang di pasar mengabaikan sampah sayuran, kami mengumpulkannya,” ujarnya. Sampah organik diolahnya dengan komposter di sekolah dan di rumahnya.

Selama belajar di rumah sebagai dampak pandemi Covid-19, aksi lingkungan terus dia lakukan di rumahnya. “Saya menemani belanja bulanan, ke pasar, dan menyiram bunga di rumah,” jelasnya. 

Dia juga termasuk yang sering mengingatkan orang tuanya untuk menolong saudara dan tetangganya yang kekurangan saat pandemi Covid-19 ini. “Sholat 5 waktu dan mengaji tidak pernah saya tinggalkan,” pungkas Firzana Sufi Fadilah.

Penulis: Mochamad Zamroni