Muhammad Al Jibril, Pangeran “Kompos Kulit Singkong” LH 2019

Singkong adalah salah satu tanaman umbi-umbian yang tumbuh subur di tanah Indonesia. Singkong juga merupakan salah satu makanan pokok dan pengganti masyarakat Indonesia.

Namun, sebagian besar masyarakat Indonesia hanya memanfaatkan daging umbinya saja, sedangkan kulit singkong terbuang percuma dan berakhir di tempat sampah. 

Melihat potensi sampah kulit singkong yang kurang termanfaatkan dengan baik, Muhammad Al Jibril, siswa SDN Bubutan IV Surabaya, berusaha mengubah kulit singkong menjadi sesuatu yang berguna, yaitu kompos kulit singkong. 

Muhammad Al Jibril saat pameran proyek lingkungan hidup di Taman Flora Bratang Surabaya

“Melihat banyaknya kulit singkong yang terbuang percuma saya berusaha mengolah kulit singkong menjadi kompos bersama orangtua saya. Selain itu, pedagang gorengan di sekitar rumah saya juga banyak,” ujar siswa yang hobi mengaji ini.

Untuk cara pembuatannya, pengolahan limbah kulit singkong yang akan diolah difermentasi terlebih dahulu dengan campuran EM 4, tetes tebu, dan bekatul. Biar cepat terurai.

Perbandingannya, 5 kg kulit singkong, 2 kg bekatul, 1 liter tetes tebu, dan 1 liter  EM 4 dengan difermentasi dengan 10 hari dalam wadah tertutup rapat. “Jangan lupa diaduk 3 hari sekali. Cukup mudah asalkan kita cermat dan teliti,” imbuh Jibril. 

Jibril, dua dari kiri, saat peninjauan lapangan oleh Tunas Hijau

Di sekolahnya, ia mendapat masukan dari guru pembina lingkungannya khususnya kiat-kiat dalam melakukan sosialiasi kepada warga sekitar tempat tinggal.

“Kalau di sekolah saya diajarkan melakukan sosialiasi sehingga banyak masyarakat yang tahu dan mengerti mengapa saya mengerjakan proyek lingkungan ini,” ujar siswa yang bercita-cita menjadi masinis ini.

Lain cerita di sekolah lain pula cerita di rumah. Bersama kedua orang tuanya, yaitu Irfan Affandi dan Yayuk Ika Wati, Jibril berusaha berkolaborasi untuk mensukseskan proyeknya.

“Saya bersama ibu mengadopsi pedagang pohong keju di sekitar rumah untuk aku ambil kulitnya,” ujar Jibril. Sedangkan ayahnya membantu merealisasikan tantangan ketika seleksi. Di antaranya membuat lubang resapan biopori. 

Jibril didampingi orang tua, guru dan kepala sekolahnya saat diterima Walikota Surabaya Tri Rismaharini di kediaman

Selama melaksanakan proyek lingkungan ini, Jibril berhasil mengolah 40 kilogram kulit singkong untuk dijadikan pupuk. “Hasil 40 kilogram kulit singkong saya dapatkan dari satu pedagang pohong keju,” ujar siswa yang hobi mengaji ini.

Meskipun hanya satu pedagang yang diadopsi, tapi setiap hari dia bisa mengambil sekitar 5 kilogram kulit singkong dari pedagang tersebut.

Menurutnya, pengalaman mengikuti Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019 membuatnya menjadi anak yang mandiri. “Saya dulu anaknya cengeng kemana-mana selalu diantar orang tua,” terang Jibril. 

Semenjak ikut Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019, dia menjadi pemberani. “Buktinya ketika masa karantina yang orang tua tidak mendampingi, hanya memantau dari jauh saja,” ujar siswa yang beralamat di jalan Kranggan No. 130 A Surabaya ini.

Penulis: Fatih Abdul Aziz

Penyunting: Mochamad Zamroni

1 thoughts on “Muhammad Al Jibril, Pangeran “Kompos Kulit Singkong” LH 2019

  • Mei 14, 2020 pada 08:51
    Permalink

    Nama:Filzah Putri Naraya
    No.Peserta: 68
    Dari SDN Kaliasin 7

    Judul Proyek Saya
    “Pemanfaatan Barang Bekas Menjadi Aneka Barang Yang Berguna”

    Semangat Muhammad Al Jibril dalam mengolah Singkong..

    Salam Bumi Pasti Lestari
    Stay At Home Aja Dulu

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *