Fifitri Aroziq Al An Fani, Newbie Pembina Pangput LH SDN Pakis III

Penganugerahan Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2020 menjadi tahun pertama keikutsertaan bagi SDN Pakis III Surabaya. Khususnya bagi Fifitri Aroziq Al An Fani, guru pembina lingkungan hidup sekolah yang berlokasi di Jalan Dukuh Kupang Timur XIII/36 Surabaya.

Namun, dengan penuh kesungguhan, 8 orang peserta penganugerahan yang dibina oleh Fifitri dan timnya, mampu menjalankan proyek lingkungan hidup yang luar biasa bagus penerapannya. Ada Sarlita Zahra dengan proyek budidaya aloevera untuk diolah menjadi Salovera (sabun aloevera) dan beragam produk lainnya.

Ada Thalita Putri dengan proyek daur ulang tutup botol plastik menjadi barang yang berguna. Dinda Kezia dengan proyek budidaya tanaman asam jawa. Bagas Dwi Cahyo dengan proyek daur ulang koran bekas. Juga Addien Raissa dengan proyek budidaya tanaman sirsak. 

Sosialisasi proyek lingkungan hidup peserta Pangput LH dari SDN Pakis III di kantor Kecamatan Sawahan

Nayla Rasmah Widya, siswa SDN Pakis III, dengan proyek kerispatih (keripik kulit singkong pakis tiga). Siti Nashwa Kalila dengan proyek saciku (sabun cuci piring buah mengkudu). Juga Novaizah Maida dengan proyek olahan kulit nanas menjadi sirup kulit nanas (sirkuna) dan pembersih alami kulit nanas (soklina).

Fifitri mengawali penentuan ide proyek lingkungan hidup para siswanya itu dengan mengajak mereka berkeliling sekolah. Tujuannya, untuk melihat potensi yang belum optimal pengelolaannya. “Misalnya beberapa jenis tanaman melimpah di sekolah yang belum diolah secara maksimal,” kata Fifitri Aroziq Al An Fani.

“Lidah buaya, sirsat, dan asam adalah jenis tumbuhan yang banyak dijumpai di SDN Pakis III,” tambah Fifitri, guru kelahiran Palembang, 23 Mei 1987. Dia lantas mengajak mereka memikirkan sumbangsih yang bisa diberikan dengan tumbuhan tersebut di sekolah sebagai proyek. 

Sosialisasi proyek lingkungan hidup peserta Pangput LH dari SDN Pakis III di Koramil Sawahan

Hal yang sama juga dilakukan oleh Fifitri terkait dengan sampah non organik. “Saya mengajak calon pangput untuk mencari solusi sampah non organik di sekolah secara tuntas sebagai proyek mereka,” terang guru penghobi mendengarkan musik ini. Seperti daur ulang koran bekas dan sampah botol plastik menjadi karya bernilai ekonomi lebih.

Selain di sekolah, Fifitri juga memotivasi peserta binaannya untuk memanfaatkan dan mengolah sampah organik di sekitar rumah. “Seperti mengolah limbah kulit singkong dari pasar untuk proyek keripik kulit singkong. Juga mengolah limbah kulit nanas menjadi pembersih alami,” jelas guru yang bertugas di SDN Pakis III sejak tahun 2009 ini.

Kontribusi Fifitri tidak hanya sampai pada penentuan ide proyek lingkungan. “Saya juga mendampingi anak-anak melakukan aksi. Seperti saat pembibitan tanaman proyek di sekolah, dan mengedukasi warga sekolah,” tutur guru kelas yang tinggal di Graha Surya Nata blok F2 Surabaya ini.

Sosialisasi proyek lingkungan hidup peserta Pangput LH dari SDN Pakis III di puskesmas sekitar sekolah

Fifitri juga mendampingi para siswanya promosi proyek dan menyumbangkan tanaman hasil proyek ke instansi di lingkup kelurahan dan kecamatan sekitar sekolah. “Saya juga mendampingi anak-anak menetapkan target proyek lingkungan yang harus mereka penuhi,” tambah Fifitri.

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID19) menjadi tantangan bagi Fifitri dalam membina siswanya dengan proyek lingkungannya. “Selama pandemi COVID19 dengan SFH  atau study from home, saya meminta akun instagram calon pangput SDN Pakis III sehingga bisa memantau dan membetulkan jika ada salah tagar atau kalimat kurang tepat,” ujarnya. 

Selama pandemi COVID19, Fifitri juga memantau kegiatan pangput melalui whatsapp setiap hari. “Saat work from home, saya selalu menyempatkan berkunjung ke rumah calon pangput untuk memotivasi dan mengetahui perkembangan proyeknya,” kata Fifitri. Tidak jarang guru ini baru sampai rumahnya saat petang atau bahkan malam. 

Tanam pohon pada Family Tree Planting di Bosem Wonorejo Surabaya

Tingginya penggunaan gadget selama school from home oleh siswa menjadi tantangan bagi Fifitri. Ada peserta binaannya yang sangat bagus proyek lingkungannya. “Tapi orang tuanya bingung pembelajaran daring untuk ketiga anaknya. HPnya hanya satu. Keluarganya zero waste banget. Tapi gak bisa upload instagram karena terkendala daring,” pungkas Fifitri.  

Penulis: Mochamad Zamroni

3 thoughts on “Fifitri Aroziq Al An Fani, Newbie Pembina Pangput LH SDN Pakis III

  • Juli 4, 2020 pada 08:09
    Permalink

    Nama:Khanza Aurellya Anggraeni.
    Sekolah:SDN Kaliasin VII Surabaya.
    No peserta:72.
    Proyek:Pemanfaatan Sampah Kain Perca Menjadi Barang Berguna.

    Saya ikut bangga dengan apa yang sudah dilakukan oleh Ibu Fifitri karena beliau sudah menjadi inspirasi buat kita semua bahwa tanaman yang ada di tanah Indonesia bisa dibudidayakan menjadi sesuatu yang berguna.

    Balas
  • Juli 4, 2020 pada 09:28
    Permalink

    Nama:Elvina Ailsha Hayyu Veronica
    No.Peserta 66
    Dari SDN Kaliasin 7

    Judul Proyek Saya
    “Pemanfaatan Sampah Non Organik Menjadi Sesuatu Yang Berguna”

    Tetap Semangat ya…Bu.Fifitri dalam membimbing murid murid nya…

    Salam Bumi Pasti Lestari…
    Salam Zero Waste

    Balas
  • Juli 6, 2021 pada 15:19
    Permalink

    Assalamu’alaikum wr.wb.🌿

    Hai sobat hijau 👋🌿

    Nama : Ahmad Imam Syafi’i
    Sekolah : SMPN 56 SURABAYA
    No.urut : 089
    Proyek : PERARA ( Permen Aloevera )

    Keren bu fitri 👍
    Membuat para muridnya menjadi anak yang berprestasi dan mendapatkan gelar juara💪👍

    Tetap semangat bu fitri untuk selalu membimbing muridnya💪👍
    Wassalamu’alaikum wr.wb.🌿
    Terima kasih 🙏

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *