Kompos Komunal SDN Dukuh Kupang II

Mengolah sampah organik menjadi kompos adalah salah satu poin penting dalam realisasi sekolah sadar iklim guna mengurangi produksi sampah. Sampah organik menjadi sampah yang paling banyak dihasilkan oleh sekolah selama pandemi covid-19. Salah satu sekolah yang masih konsisten mengolah sampah organik adalah SDN Dukuh Kupang II Surabaya.

Kepala sekolah SDN Dukuh Kupang II Surabaya Sunaryo menuturkan bahwa wajib bagi petugas kebersihan serta guru piket untuk berperan aktif mengolah sampah organik. Sampah tersebut didapat dari halaman sekolah terutama daun blimbing wuluh yang menjadi ikon sekolah.

“Jadi saya instruksikan kepada mereka setiap menyapu halaman sampah daunnya dipilah sendiri,” ujar Sunaryo.

Komposter yang dimiliki oleh SDN Dukuh Kupang II Surabaya tebuat dari kotak semen yang terbagi menjadi tiga kotak. Setiap kotak memiliki umur kompos yang berbeda sehingga proses pembusukan berjalan efektif. Kotak pertama kompos berumur satu bulan, kotak kedua kompos berumur dua bulan, dan kotak ketiga kompos berumur tiga bulan lebih.

Teknis pengumpulan sampah daun yaitu dikumpulkan tong penampungan sementara selama satu minggu. Setelah tong penuh maka dipindah ke komposter yang terletak dibelakang sekolah.

“Dalam bulan ini, kami persiapkan untuk panen karena untuk pemenuhan tanaman yang berada di sekolah.” ujar Sunaryo.

Penulis: Fatih Abdul Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *