Inovasi Konservasi Air SDN Nginden Jangkungan I

SDN Nginden Jangkungan I Surabaya merupakan sekolah yang aktif Surabaya Eco School sejak tahun 2012. Namun beberapa tahun terakhir mereka sempat vakum dikarenakan beberapa hal. Pada tahun 2020 Nginja I julukan SDN Nginden Jangkungan I Surabaya berhasil bangkit dan meraih sekolah Surabaya Eco School.

Kebangkitan SDN Nginden Jangkungan I Surabaya dimulai sejak sekolah ini mengikuti program Eco Ranger. Sejak itu keterlibatan Nginja I dalam program lingkungan berkelanjutan disekolah terus berjalan. Surabaya Eco School menjadi langkah bagi sekolah ini untuk berbenah menjadi sekolah dengan predikat sekolah sadar iklim. Hal tersebut disampaikan oleh pembina lingkungan yaitu Anik Widarti dan Lina Racmawati.

Salah satu program sekolah sadar iklim yang berkaitan dengan konservasi air adalah pemanfaatan air sebaik-baiknya. Tim lingkungan membuat berbagai macam alat untuk menampung berbagai sumber air salah satunya adalah tempat penampungan air hujan. Dengan menggunakan tandon air sekolah ini berhasil mengkonservasi air hujan sedikitnya 4000 Liter air hujan pada gelaran Surabaya Eco School 2020.

Konservasi air AC di SDN Nginden Jangkungan I

Tidak hanya air hujan, sekolah juga memodifikasi jalan air AC dan air cuci tangan untuk dibuat bak penampungan air. Penampungan air tersebut digunakan untuk keperluan menyiram tanaman dan air untuk hidroponik.

Pengolahan minyak jelantah Nginja I mendapatkan 195 Kg selama program. Jumlah tersebut merupakan terbanyak diantara sekolah lainnya yang memiliki program pengolahan jelantah. Tim lingkungan juga membuat pot daur  ulang menggunakan popok bekas pakai. Pembuatan popok tersebut sebagai bentuk inovasi daur ulang SDN Nginden Jangkungan I Surabaya. Selain popok, tim lingkungan hidup sekolah juga berusaha mendaur uang sampah plastik menjadi eco brick yang digunakan sebagai pagar pembatas taman.

SDN Nginden Jangkunan I juga memperoleh predikat terbaik realisasi keluarga sadar iklim yang diraih oleh Ahmad Tarkaan Taamir. Siswa tersebut merealisasikan 13 poin yang diinstruksikan oleh guru pembinanya. Tidak hanya aktif di rumah, Taamir juga aktif ke sekolah untuk membantu guru dalam merealisasikan sekolah sadar iklim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *