Sisi Barat Pesisir Tambak Wedi Kembali Dibersihkan
Aksi membersihkan pesisir sekitar Jembatan Suramadu, Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran, Kota Surabaya kembali dilakukan oleh Tunas Hijau bersama keluarga dan sekolah. Aksi ke-18 selama pandemi itu dilaksanakan Minggu (31/1/2021).
Seperti pada pelaksanaan 17 kali bersih pesisir di tempat yang sama sebelumnya, aksi ini kembali dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Peserta hanya dibatasi 50 orang.
“Setiap individu peserta juga diminta selalu mengenakan maskernya selama berada di lokasi,” kata Pertiwi Eka Putri Handayani, Runner-up Puteri Lingkungan Hidup 2020 SD.

Pangeran Lingkungan Hidup 2021 Tristan Kesyandria Ali Pasha, saat pengarahan kepada peserta, juga mengingatkan agar antar peserta saling menjaga jarak fisik.
“Waktu aksinya juga akan dibatasi hanya maksimal 90 menit saja,” terang Tristan Kesyandria Ali Pasha, yang juga Eco Student (Elementary) of the Year 2020.
50 orang relawan yang mengikuti kegiatan ini adalah keluarga dan guru dari SDN Rungkut Menanggal I, SDN Klampis Ngasem III, SDN Nginden Jangkungan I, SDN Tanah Kalikedinding I, SDN Warugunung I, SMPN 19, SMPN 41, SMPN 26 dan SMPN 20 Surabaya.

Jumlah sampah yang berhasil dikumpulkan pada aksi ini adalah sebanyak 3/4 truk. Sampah itu sudah menumpuk bertahun-tahun di sisi barat pesisir Tambak Wedi.
“Sampah saset mendominasi jenis sampah pada aksi ini. Banyak juga sampah gelas dan beragam jenis sampah plastik lain,” ujar Tristan Kesyandria Ali Pasha.
Ika Suci Rahayu, yang kembali mengajak guru-guru dari SDN Nginden Jangkungan I dan SDN Rungkut Menanggal I, nampak totalitas melakukan aksi di lahan berlumpur itu.

“Mantap. Medan yang ekstrim membuat kita pantang menyerah. My Trip My Adventure,” kata Kepala SDN Rungkut Menanggal I Surabaya Ika Suci Rahayu, Eco Headmaster (Elementary) of the Year 2020.
Yuli Rachmawati, guru pembina lingkungan hidup SMPN 20 Surabaya, berharap agar Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau membantu penyediaan tempat sampah untuk warga sekitar pesisir.
“Tentunya dengan pengangkutan sampah secara berkala. Sebab ada potensi masyarakat sekitar membuang sampahnya ke pesisir ini. Semoga ada solusi terbaik,” harap Yuli Rachmawati, guru SMPN 20 Surabaya.
Penulis: Mochamad Zamroni