Bocah 11 Tahun Olah Limbah Kayu Jadi 1.600 Boneka Horta Ramah Lingkungan
Bocah 11 tahun ini sangat produktif berkarya selama pandemi COVID-19 tahun 2021 ini. Dengan tangan terampilnya, dia mengisi waktu luangnya dengan cara membuat boneka horta (hortikultura). Dini Calista Ivana, namanya. Kini, dia siswa kelas 5 SDN Gununganyar Tambak 628 Surabaya.
Sejak Januari 2021, Dini telah berhasil memproduksi sekitar 1.607 boneka horta, dan 164 boneka potty (pot dari limbah kayu) dengan beragam jenis hewan-hewan lucu dan menggemaskan. Bentuknya beragam. “Ada bentuk harimau, sapi, kucing, babi, ayam, rusa, anjing, dan gajah,” kata anak pasangan Arif Dwi Susanto, dan Ratih Indrawati
Dini mengatakan bahwa awal mula ia membuat boneka horta tersebut karena melihat banyaknya limbah kayu yang ada di sekitar rumahnya. Selain itu, ia ingin mempunyai kesibukan di sela-sela sekolah daringnya.
Jumlah limbah kayu yang telah dia olah selama 8 bulan di tahun 2021 ini juga sangat banyak. “Saya telah mengolah 867,5 kilogram limbah kayu selama 8 bulan terakhir,” tambah Dini Calista Ivana, Runner-up 6 Puteri Lingkungan Hidup 2021 SD, yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PLN Mobile – PT PLN (Persero) UID Jawa Timur ini.
Hampir tidak ada satu hari pun yang dia lewatkan dalam 8 bulan terakhir itu tanpa mengolah limbah kayu untuk memproduksi boneka hortikultura. Boneka ini diberi bibit rumput gandum, dan bubuk sekam. Sedangkan limbah kayu yang berukuran lebih besar dia olah menjadi kompos.
Ide membuat boneka hortikultura ini dia dapat dari orang tuanya yang pernah meraih penghargaan sebagai Pembina Terbaik Ecopreneur 2019 ini. “Saya tanya mama yang guru seni budaya. Lalu mama kasih ide untuk membuat boneka horta. Setelah saya cari tahu apa itu boneka horta dan manfaatnya. Akhirnya saya coba buat,” kata siswa kelahiran Surabaya, 9 Maret 2010 ini.
Yang sangat menarik selama menjalankan proyek antara lain merasa bangga dan bahagia karena banyak sekali yang tertarik pada boneka horta. “Orang yang melihat boneka horta sering kali terkesan. Bagi mereka boneka horta adalah hal baru dan aneh karena ada boneka bisa tumbuh rumputnya,” jelas Nana, panggilan Dini Calista Ivana.
Saat mengayak limbah gergaji kayu, dia merasa senang karena sambil mainan kayak mainan pasir. Saat membuat bentuk boneka horta yang model baru dan lucu juga menyenangkan. Gemes dan senang ketika boneka horta tumbuh rumput gandumnya.
“Yang tak kalah senangnya adalah bisa menambah banyak teman baru dengan mensosialisasikan proyek boneka horta ini. Senang karena bisa ikut berpartisipasi mengolah limbah,” tambah Dini.
Untuk manfaatnya, menurut Nana, boneka horta ini bisa berfungsi sebagai media pembelajaran sejak dini dan media menanam secara instan. “Apalagi boneka horta juga mudah dibawa kemana-mana karena ukurannya yang kecil,” tuturnya.
Dini menjelaskan, selain sebagai media tanam, rumput gandum yang tumbuh di boneka horta juga dapat dipanen dan dibuat jus yang dapat melancarkan pencernaan, menurunkan berat badan, dan menurunkan kadar kolesterol.
Bibit rumput gandumnya ini bisa tiga kali panen. “Nah satu kali panen itu butuh waktu 9 – 10 hari. Tapi kalau boneka hortanya nggak disiram itu bisa awet seterusnya dan dijadikan hiasan,” jelas siswa yang duduk di bangku kelas 5 SDN Gununganyar Tambak 628 Surabaya ini.
Dini mengaku, jika boneka horta dan potty buatannya sudah terjual 200 pcs lebih. Ia menjualnya secara online dan offline di toko mainan dengan harga Rp 10 ribu.
Dini mengaku akan mengembangkan usahanya tersebut dan akan membuat boneka horta lebih banyak lagi. “Karena saya ingin mengajak teman-teman sebaya saya untuk menanam dan mencintai lingkungan,” pungkasnya.
Kepedulian lingkungan bocah penghobi berenang ini tidak terlepas dari disiplin tinggi yang diterapkan oleh papanya, Arif Dwi Santoso, guru SDN Rungkut Menanggal I yang pernah beberapa kali meraih penghargaan sebagai pembina lingkungan hidup terbaik.
“Pada awal pelaksanaan proyek Boneka Horta untuk Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2021, saya menegakkan disiplin tinggi kepada Nana. Alhamdulillah, setelah beberapa pekan, Nana sudah mandiri menerapkan disiplin itu,” terang Arif Dwi Santoso, peraih penghargaan Eco Teacher (Elementary) 2012 dan 2021.
Penulis: Mochamad Zamroni
Tetap semangat berkarya Nana..
Dan trimakasih kakak2 Tunas Hijau yang telah membimbing Nana
Selalu semangat dan berkarya untuk lingkungan
Aku Cecilia farah Calysta runner up 5 pangput 2021 siap menjadi generasi peduli lingkungan
Bersama kita pasti bisa
Inilah kelebihan dari Tunas Hijau I donesia, dalam rentang waktu 8-9 bulan mampu menhadirkan anak-anak SD-SMP berbakat dan punya kemampuan preneurship dalam penyelamatan lingkungan hidup termasuk Mbak Dini ini. Putri dari seorang guru SD Bapak Arif yang selalu memberikan motivasi bagi putrinya, maka layak Mbak Dini menerima penghargaan sebagai Duta Lingkungan Putri Lingkungan Hidup 2021. Inilah kiprah dari Tunas Hijau Indonesia yang dikomandani oleh Mas Moch. Zamroni seirang aktifid lingkungan hidup yang pernah mendapat penghargaan Kalpataru dari Presiden Indonesia Bapak Jokowi. Semoga berkah dan menginspirasi anak-anak Surabaya pada khusus dan Indonesia pada umumnya ???????
Keren sekali Dini, proyeknya, sangat menginspirasi Generasi millenial untuk lebih berkreasi dengan Sampah2 yang bisa didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomis ,??keren nduk
Semangat selalu Dini..terus berinovasi ya