Waspada Sampah Elektronik (E-Waste)

Gaya hidup yang serba digital seperti saat ini, membuat hampir setiap individu sangat bergantung dengan berbagai barang elektronik. Kita menjadi sering membeli gadget versi terbaru agar lebih kekinian. Akibatnya konsumsi barang elektronik ini terus bertambah dan barang elektronik yang lama menjadi sampah atau biasa dikenal dengan istilah “e-waste”.

E-waste adalah istilah untuk barang-barang elektronik yang sudah tidak terpakai dan dibuang begitu saja. Penyebabnya bisa karena rusak atau sudah ketinggalan jaman. Misalnya telepon genggam, laptop, komputer, dan gadget lainnya.

Pada tahun 2016, Indonesia masuk ke daftar 10 besar negara penghasil limbah elektronik terbanyak di dunia (sumber: Statistika). Tiongkok menduduki peringkat pertama dengan produksi limbah elektronik mencapai 7,2 juta ton. Amerika Serikat menyusul sebagai peringkat kedua dengan produksi limbah elektronik 6,3 juta ton. Sedangkan Indonesia menghasilkan 1,3 juta ton e-waste.

Tetapi, walaupun Tiongkok menghasilkan 7,2 ton e-waste, produksi limbah per individu hanya 5,2 kg. Berbeda dengan negara lain seperti Jerman dan Perancis, produksi limbah per individu mencapai 22,8 kg dan 21,3 kg.

Kandungan berharga sampah elektronik

Kandungan Pada Limbah Elektronik (E-Waste)

Limbah elektronik mengandung beragam materi. Ada materi yang bisa digunakan kembali. Ada yang membahayakan (bersifat toxic).

A. Kandungan Berharga

Diketahui dari Statista, ada 7 kandungan berharga sampah elektronik yang dapat dimanfaatkan kembali. Yaitu emas (gold), plastik, tembaga (copper), alumunium, besi (iron), palladium, dan perak (silver).

B. Kandungan Berbahaya

Diketahui dari jurnal Research Gate menunjukkan, sampah elektronik mengandung berbagai jenis senyawa halogen dan berbagai logam yang bersifat racun dan membahayakan kesehatan tubuh manusia dan mencemari lingkungan.

Bisa dilihat pada gambar dibawah.

Dengan membandingkan dua jenis kandungan tersebut, ternyata sampah elektronik sangat mengganggu dan membahayakan kehidupan manusia dan lingkungan. Tetapi sampah tersebut juga bisa dimanfaatkan kembali menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Bahaya Sampah Elektronik (E-Waste)

E-waste termasuk limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang tidak bisa dibuang dan dikelola sembarangan. Banyak zat berbahaya yang bisa mengkontaminasi tubuh dan ekosistem lingkungan, misalnya kandungan mercury dan palladium yang sifatnya beracun.

Hampir semua e-waste yang kita hasilkan berakhir di negara miskin seperti Agbogbloshie, Ghana. Disana lebih dari 50.000 orang tinggal dan mencari nafkah dari serpihan material e-waste.

Mereka biasanya membakar sampah tersebut untuk mendapatkan material (kandungan) berharga yang bisa dijual kembali. Namun, hasil pembakaran tersebut bisa meracuni tubuh dan atmosfer bumi. Karena setelah sampah dibakar, menghasilkan senyawa baru yang beracun dan berbahaya. Kemudian senyawa tersebut terbawa udara dan mengkontaminasi tubuh manusia.

Bayangkan, setiap hari mereka terpapar udara yang sudah tercemar zat kimia berbahaya yang bisa mengakibatkan penyakit ginjal dan kerusakan hati. Belum lagi asap yang berasal dari proses pembakaran dapat menghasilkan karbon monoksida yang dapat mengakibatkan terjadinya efek rumah kaca.

Cara Mengelola Sampah Elektronik (E-Waste)

Mengelola sampah elektronik terbagi menjadi dua cara:

A. Gadget Lama

Untuk mengelola gadget lama agar tidak menjadi e-waste, ada 4 cara yang bisa kalian lakukan.

  • Kalian bisa mulai mencari dan mengumpulkan gadget lama yang mungkin menumpuk di laci, lemari, atau gudang rumah.
  • Kamu sebaiknya tukar-tambah gadget lama yang masih berfungsi dan tidak terpakai. Kamu juga bisa mendonasikan gadget lama yang masih berfungsi untuk orang lain yang membutuhkan. Seperti pejuang UMKM untuk membantu penjualannya, atau pelajar untuk membantu belajarnya. 
  • Jika ada gadget yang belum bisa kalian lepaskan karena sentimental bagimu, maka rawatlah sebaik mungkin atau perbaiki jika memungkinkan.
  • Jika ada gadget yang tidak berharga bagimu, kalian bisa membawa dan memasukkan pada kotak khusus e-waste yang ada di kotamu. Jangan dibakar. Jangan ditimbun. Jangan dibuang sembarangan.
  • Jangan lupa ucapkan terima kasih sebagai bentuk penghormatan terhadap gadget yang telah membantumu sejauh ini.

B. Gadget Baru

Dan untuk gadget baru yang kalian beli, ada 5 langkah besar yang juga bisa kalian lakukan untuk mengurangi potensi sampah elektronik.

  • Jika kalian harus membeli gadget yang baru, beli gadget dengan kualitas yang tahan lama
  • Rawat gadget tersebut supaya awet dan bisa digunakan dalam jangka waktu yang lama.
  • Belilah gadget dengan fitur all-in, artinya kalian tidak perlu lagi membeli aksesoris tambahan lainnya.
  • Pastikan kalian bisa menahan diri untuk tidak membeli barang yang sebenarnya tidak kalian butuhkan.
  • Terakhir, kalian bisa membantu menyadarkan kesadaran tentang bahaya e-waste ke keluarga, teman, dan saudara kalian.

Nah itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui mengenai e-waste sebagai pengguna perangkat elektronik. Jangan lupa share artikel ini kepada teman-teman kamu yang lain ya.

Meningkatnya jumlah limbah elektronik di Indonesia dikarenakan beberapa faktor, antara lain: 
(1) Minimnya informasi mengenai limbah e-waste kepada publik; 
(2) Belum adanya kesadaran publik dalam mengelola e-waste untuk penggunaan skala rumah tangga (home appliances); 
(3) Pemahaman yang berbeda antar institusi termasuk pemerintah daerah tentang e-waste dan tata cara pengelolaannya; 
(4) Belum tersedianya data yang akurat jumlah penggunaan barang-barang elektronik di Indonesia; serta 
(5) Belum tersedianya ketentuan teknis lainnya, semisal umur barang yang dapat diolah kembali.

Menurut data dari UNEP (Program Lingkungan Hidup PBB) secara global e-waste tumbuh 40 juta ton setiap tahunnya. Sampah ponsel dan komputer personal sebagai penyumbang terbesar. Limbah emas dan perak 3%, palladium 13% dan kobalt 15%, setiap tahunnya.

Lonjakan e-waste yang paling sensasional terjadi pada produk telepon seluler (ponsel). Saat ini hampir setiap orang memiliki sebuah ponsel atau bahkan lebih, ini tentu akan mempengaruhi jumlah e-waste yang dihasilkan. E-waste tertinggi berikutnya adalah televisi yang kemudian diikuti oleh kulkas. Artinya bahwa meningkatnya jumlah e-waste terkait erat dengan peningkatan penggunaan alat elektronik yang saat ini sudah menjadi gaya hidup masyarakat dunia.

Secara rerata, volume e-waste terus mengalami peningkatan 3 – 5 % per tahun. Jumlah ini tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan limbah jenis lain. Saat ini saja, 5% limbah padat yang dihasilkan dunia adalah e-waste. Jumlah ini hanya bisa disaingi oleh jumlah limbah kantung plastik. E-waste bersifat toksik karena kandungan timbal, berilium, merkuri, kadmium, BFRs (Brominated Flame Retardants) yang merupakan ancaman bagi kesehatan dan lingkungan. (roni)

11 thoughts on “Waspada Sampah Elektronik (E-Waste)

  • Juli 1, 2022 pada 11:05
    Permalink

    Nama : Jesslyn aurelia
    Sekolah : SDN ketabang 1/288 SURABAYA
    No.peserta : 104
    Judul proyek : Budidaya Tanaman Cincau

    diperlukan himbauan bisa berupa iklan ke masyarakat luas untuk tidak membuang sampah elektronik sembarangan dan pentingnya menjaga lingkungan untuk kelestarian bumi

    Balas
    • Juli 7, 2022 pada 09:19
      Permalink

      Kita harus bijak dalam membeli barang. Apalagi barang elektronik, yang selalu muncul yang baru setiap tahun.

      Nama : Azuma Zayan Faqiha Zadittaqwa
      Asal : SDN Kapasari VIII Surabaya
      Nomer urut : 336
      Judul proyek : Budidaya Tanaman Toga

      Balas
  • Juli 5, 2022 pada 16:49
    Permalink

    Pemakaian gadget dan digitalisasi dapat mengurangi timbulan sampah kertas. Namun di era kini, era digital, sampah elektronik menggunung. Semoga apapun era nya, akan diikuti oleh suatu cara atau teknologi dalam mengolah sampah sesuai jenisnya, sehingga sampah terkelola dengan baik.

    Nama: Rastiti Puji Pratiwi
    Nomor Peserta: 006
    Sekolah: SD LABSCHOOL UNESA – Lidah Wetan – Surabaya.
    Judul Proyek: KOMPOSTING TING (Pengomposan Sampah Organik menjadi Media Tanaman Pangan Keluarga antisipasi Stunting).

    Melestarikan Lingkungan itu Amazing, Mencegah Stunting itu Penting, melalui Proyek Komposting Ting.

    Salam bumi pasti lestari!
    Salam sadar iklim!

    Balas
  • Juli 17, 2022 pada 08:56
    Permalink

    Nama : M. Alief Haryo Arizon
    No. Peserta : 081
    Asal Sekolah : SMPN 22 SURABAYA
    Judul Proyek : Pemanfaatan Botol Plastik Menjadi Produk Yang Berdaya Guna

    Semoga peningkatan limbah elektronik bisa ditekan.
    Agar kelestarian lingkungan terjaga.

    Balas
  • Juli 17, 2022 pada 12:19
    Permalink

    📋Nama: Erlangga Audya Manggala
    🏫Sekolah: SMPN 52 SURABAYA
    📽️Proyek: Budidaya Sereh Merah
    📝Nomor Peserta: 159

    diperlukan adanya kesadaran dalam memilah sampah, kita semua harus bijak dalam mengelola sampah meskipun di era serba gadget

    Balas
  • Juli 17, 2022 pada 18:58
    Permalink

    Menggunakan barang-barang elektronik dengan bijak untuk mengurangi e-waste adalah cara kita berperan serta dalam melestarikan lingkungan.

    Balas
  • Juli 17, 2022 pada 20:30
    Permalink

    Assalamualaikum wr.wb
    Hai sobat hijau 🍃
    Perkenalkan saya,
    Nama : Kofifah Dyah Rahma dani
    Asal Sekolah : SMPN 56 SURABAYA
    Judul Proyek : BUSIYO(Budidaya Siling Labuyo)
    No urut : 438
    Kita harus bijak dalam memilih barang elektronik yang dimana setiap tahun selalu mengeluarkan barang baru maka dari itu kita tetap harus waspada di zaman modern ini , sampah elektronik ketika di bakar juga menghasilkan polusi yang berbahaya bagi kesehatan.
    Salam sehat salam Zero Waste 🍃
    Salam bumi pasti lestari🌏☘️

    Balas
  • Juli 25, 2022 pada 14:45
    Permalink

    Assalamualaikum wr. Wb

    Halo sobat hijauu🌳💚🌱 saya Viola Kanaka Ardhani dari SDN Kedung Cowek I/253 Surabaya. No. Peserta 382, dengam judul proyek Viola’s Craft Pemanfaatan Sampah Plastik Menjadi Bisnis Online Shop.

    Wahhh bahaya sekali jika barang elektronik dibuang sembarangan ke sungai atau laut😢 Maka dari itu kita harus bijak dalam menggunakan barang elektronik!

    Salam Bumi!
    Salam Lestari!🌳🌱💚😄💚😄😉

    Balas
  • September 1, 2022 pada 21:00
    Permalink

    Nama Keishya Ghea Avrillea
    Dari SMPN 56 Surabaya
    Dengan judul proyek BUDJANG (Budidaya Pepaya Jepang)
    No peserta 434

    Limbah elektronik yang masuk ke lingkungan akan mengakibatkan asidifikasi tanah yang dapat merusak tanah, sehingga tanah tidak bisa digunakan untuk bercocok tanam maupun dijadikan hunian.

    Selain itu, limbah ini juga dapat mencemari air tanah dan udara dengan zat berbahaya. Maka dari itu, mari bijak dalam menggunakan barang elektronik!

    Salam sehat salam Zero Waste.👌
    Salam bumi pasti Lestari.🌍🌳

    Balas
  • September 5, 2022 pada 13:49
    Permalink

    Dzulqarnain Syah. Finalis Pangeran LH 2022. Nomor Peserta 155. SMPN 48 Surabaya.

    Sampah elektronik tidak boleh dibuang sembarangan, sebaiknya kita kumpulkan lalu diserahkan ke perusahaan pengolah limbah elektronik

    Balas
  • September 6, 2022 pada 22:09
    Permalink

    Assalamualaikum wr. wb.✨
    Hai sobat hijau!🌿
    Perkenalan nama saya,,
    Nama: Ahmad Imam Syafi’i
    Asal sekolah: SMPN 56 Surabaya
    Judul proyek: BUNSENG (Budidaya Ginseng)
    No urut: 173
    .
    Limbah elektronik mengandung beragam materi. Ada materi yang bisa digunakan kembali. Ada yang membahayakan🤔
    Kita harus bijak dalam memilih barang elektronik yang dimana setiap tahun selalu mengeluarkan barang baru maka dari itu kita tetap harus waspada di zaman modern ini👍👌
    .
    Salam bumi pasti lestari 🌏🌱
    Wassalamu’alaikum wr.wb.

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *