Fildza Ghassani Andias, Putri Lingkungan Hidup 2022 SMP
Fildza Ghassani Andias ialah belia yang sangat produktif. Dia menjadi salah satu anggota regu pramuka penggalang putri dari gugus depan ini yang berlaga pada Lomba Tingkat IV Regu Pramuka Penggalang Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur di Bumi Perkemahan Coban Rondo, Kabupaten Malang, 17-22 Oktober 2022.
Dengan begitu padatnya persiapan dirinya bersama regunya menyiapkan Lomba Tingkat III Kwarcab Kota Surabaya, hingga menjadi regu berprestasi tinggi dan mewakili ke LT IV Jatim, dia juga aktif mengolah sampah organik.
Dedikasi Fildza Ghassani Andias terhadap lingkungan hidup membanya terpilih menjadi juara pertama Putri Lingkungan Hidup 2022 tingkat SMP dalam lomba dan penganugerahan yang digelar oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur. Ia mengolah sampah organik untuk budidaya maggot atau larva black soldier fly (BSF).
Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2022 yang dia menangi untuk kategori putri SMP bukan lomba yang instan. “Program ini sangat berfokus pada pembentukan karakter peduli individu anak. Waktu penyelenggaraannya 8 bulan sejak awal tahun 2022,” kata siswa SMPN 6 Surabaya bercita-cita menjadi dokter ini
Pada Pameran Job Creation Pramuka Produktif Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jatim di Balai Pemuda Surabaya, 14-17 November 2022, Fildza ikut mengisi salah satu stan. Dia bermitra dengan sahabat dan mentornya untuk pengolahan sampah organik dengan maggot BSF, yaitu Areya Kesyandria Ali Yasha (Pangeran Lingkungan Hidup 2021 SMP) dan Tristan Kesyandria Ali Pasha (Pangeran Lingkungan Hidup 2020 dan Pramuka Penggalang Patriot Lingkungan Terbaik Jatim 2020).
Ketua Kwarda Jatim H.M. Arum Sabil, SP. bahkan mengaku tertarik ingin belajar banyak budidaya maggot setelah mendapatkan penjelasan dari Fildza dan Areya setelah pembukaan Pameran Job Creation ini, Senin (14/11/2022) malam.
Fildza menyatakan tertarik untuk ikut serta aktif mengolah sampah organik dengan budidaya maggot sejak dirinya bermitra dengan Areya Kesyandria Ali Yasha, Pangeran Lingkungan Hidup 2021. Saat itu Fildza bermitra dengan Areya dalam menyiapkan Lomba Peneliti Pelajar Surabaya 2021.
Hasratnya untuk menjadikan pengolahan sampah organik menjadi proyek lingkungan hidup juga didasari kegelisahannya melihat tumpukan sampah sayuran dan makanan di rumahnya. Sampah organik di rumahnya itu berasal dari usaha catering keluarganya.
Tak ingin lingkungan di sekitar tempat tinggalnya makin tercemar, belia berusia 14 tahun ini lantas meneguhkan tekad untuk memulai proyek pengolahan sampah organik dengan maggot BSF atau larva dari jenis lalat besar berwarna hitam.
Sebelumnya, pada Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2021, Fildza melaksanakan proyek pemanfaatan kain perca untuk menstrual pad atau pembalut wanita yang bisa dicuci dan berulang kali pakai. “Pada proyek menstrual pad ini, saya memproduksi lebih dari 300 menstrual pad,” terang penghobi nonton film ini.
Pada proyek pengolahan sampah organik untuk budidaya maggotnya yang masih berlangsung hingga saat ini, Fildza berhasil lebih dari 5,7 ton sampah organik dan 130 kg maggot BSF. “Saya mengolah sampah organik sekitar 50 kilogram setiap harinya,” tutur dara alumni SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya ini.
Untuk mengolah sampah organik sebanyak 50 kilogram setiap harinya bukan perkara mudah bagi Fildza. “Volume sampah organik di rumah saya dan sekitarnya sangat tidak menentu. Saya pun mencari tambahan sampah organik dari Hotel Mercure Surabaya Grand Mirama, juga pemasok sampah sayur dan buah dari sekitar rumah,” jelas Fildza.
Fildza juga bermitra dengan beberapa warung makan di sekitar rumahnya. “Saya mengajak warung makan itu memilah sampah makanan sisanya untuk saya olah dengan maggot BSF. Namun tidak semuanya mau. Ada yang menolaknya dengan alasan magis, yaitu takit disantet dari food waste-nya,” tutur Fildza.
Fildza menjelaskan bahwa mengolah sampah organik dengan maggot BSF berarti menerapkan prinsip zero waste. “Maggotnya dikenal memiliki kandungan protein yang sangat tinggi dan sangat cocok untuk pakan beragam hewan ternak. Hasil turunannya seperti bekas maggot (kasgot), pupuk cair maggot (pucagot), telur maggot dan dry maggot juga memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran,” terangnya.
—–
Bisa mengikuti Lomba Tingkat IV Regu Pramuka Penggalang Kwarda Jatim pada 17-22 Oktober di Coban Rondo, Kabupaten Malang, menjadi pengalaman yang sangat berkesan baginya. “Kesan itu bukan hanya karena kami harus mengikuti seleksi mulai tingkat gugus depan (sekolah), tingkat kecamatan dan tingkat kota,” kata Fildza Ghassani Andias.
Lokasi LT IV Jatim 2022 yang di kawasan hutan dataran tinggi juga memberinya kesan yang sangat berarti. “Kami selalu disambut kabut tebal ketika siang sudah mulai beranjak pergi. Belum lagi kami disambut dengan hujan deras begitu memasuki bumi perkemahan, yang selanjutnya memaksa kami mendirikan tenda dalam guyuran hujan, ditemani kabut dan udara dingin,” terang Fildza Ghassani Andian, Putri Lingkungan Hidup 2022.
Pengalaman paling berkesan selama mengikuti LT IV adalah saat melakukan penjelajahan. “Star penjelajahan regu putri saat itu terlambat dua jam dari jadwal seharusnya pukul 13.00 WIB. Baru berangkat pukul 15.00 semua regu putri peserta penjelajahan berjalan sudah diiringi dengan kabut,” jelas Fildza.
Di pos 1 penjalajahan itu, menurut Fildza, semua regu diharuskan untuk melakukan giat sketsa panorama dan menaksir. “Kami melakukannya dengan jarak pandang yang sangat terbatas karena kabut makin tebal disertai hujan rintik,” pungkas Fildza. Memasak ala rimba tanpa kompor juga menjadi hal yang biasa dilakukan Fildza bersama teman-teman regunya dari pangkalan SMPN 6 Surabaya.
Penulis: Mochamad Zamroni