Inspirasi Ramadhan. “Aku Tinggalkan Buku Agar Kalian Tidak Tersesat” 

Dalam melangkah menapaki masa depan anak anak kita, anak-anak bangsa ini butuh petunjuk, butuh buku panduan agar tidak tersesat dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. 

Selama ini kita lebih banyak mengembangkan budaya tutur, waktunya ditambahi dengan budaya membuat sesuatu yang bisa dibaca ulang generasi yang akan datang, seperti karya ilmiah, buku, video dsb. 

Para ahli melihat benang merah manfaat membaca sebagai aktivitas yang dipandang dapat mengurangi tekanan pikiran (stress), menjadi stimulan mental positif, memperbaiki kualitas memori pembaca, merangsang keterampilan berfikir analitis, dan mencegah penurunan fungsi kognitif.

Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhammad yang menjadi petunjuk seluruh umat manusia. Al Qur’an diturunkan mulai tanggal 17 Ramadhan secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Isi Al Qur’an mencakup beberapa aspek, antara lain: masalah aqidah; ibadah, akhlak, hukum dan iptek. 

Al Qur’an merupakan sumber bahan tulisan yang tidak akan pernah habis. Nabi pun memerintahkan itu semua dengan harapan kita meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi umat yang akan datang, yaitu BUKU.

Pada awal turunnya, Nabi diminta untuk membaca, membaca dan membaca atas nama Allah yang maha mencipta dan membaca atas nama Allah yang mengajari menulis “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (QS. Al ‘Alaq :1-5)

Allah menantang kita semua untuk mengambil inspirasi dari isi Al Quran untuk diteliti, menuliskannya dan menjadikan buku, seperti tersurat dalam firman Allah dalam QS. Luqman: 27. “Dan seandainya pohon-pohon di muka bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan lagi, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” 

Dan dalam Al Kahfi: 109. “Katakanlah, kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk menulis kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis ditulis kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu pula.” 

Al Quran meyakinkan kepada kita semua bahwa penelitian dan penulisan akan berlangsung sangat panjang tak terhingga dan akan menghasilkan buku yang sangat banyak sekali. Hal ini sudah dibuktikan para cendekiawan muslim abad ke 7-14 pernah melakukan itu dan kita diterima seluruh umat manusia selama berabad abad. 

Salah satu yang dilakukan umat Islam waktu itu adalah meneliti isi Al Quran dan membukukannya. Setiap ada perbedaan atau ketidaksetujuan dengan hasil penelitian mereka tidak mempermasalahkan apalagi mempertentangkan. Mereka tidak setuju, mereka meneliti sendiri dan membukukannya sehingga waktu itu buku-buku Islam jumlahnya ratusan ribu.

Sayang buku buku tersebut sebagian besar sudah dibakar karena perang. Pasukan Mongol yang dipimpin oleh Hulagu Khan menghancurkan Baghdad. Pasukan Mongol juga menghancurkan perpustakaan yang sarat dengan manuskrip berharga. 

Sejarawan Ibnu Khaldun mengungkapkan, manuskrip-manuskrip itu dilemparkan ke Sungai Tigris menyebabkan air Sungai Tigris berwarna hitam sekelam tinta pada hari pelemparan buku-buku dari berbagai perpustakaan ke sungai tersebut. Semua jejak dan bermacam-macam ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya pun ikut musnah. 

Hal serupa juga terjadi di kota-kota Irak lainnya, seperti di Mosul. Beruntung, perpustakaan di Nizamiyah dan Mustansiriya tak ikut dihancurkan sehingga memberikan manfaat besar pada masa selanjutnya.

Buku memberikan kontribusi besar dalam mengembangkan dan mengaktualisasikan bagi penulisa dan bagi pembacanya. Nabi Muhammad tidak meninggalkan harta tapi meninggal buku, 2 buku yang sangat hebat yaitu Al Quran dan Al Hadits agar umat setelahnya tidak tersesat.

Dari Abu Hurairah, r.a., dari Nabi S.A.W., bahwa Baginda bersabda: “Aku tinggalkan dalam kalangan kamu dua perkara yang kamu tidak sekali-kali akan sesat selagi kamu berpegang teguh kepada keduanya, iaitu kitab Allah dan sunnah Rasulullah,” (S.A.W.). (Imam Malik).

Salah satu cendekiawan dan bisa dijadikan tauladan adalah Imam Al-Bukhari rahimahullah yang menulis buku yang sangat banyak sekali. Kitabnya yang paling masyhur adalah Shahih Bukhari (810-870). Imam Bukhari telah mengumpulkan sedikitnya 600 ribu hadis, 300 ribu di antaranya dihafal. 

Jumlah yang banyak itu tidak lantas dimasukkan semua dalam Sahih Bukhari. Dari 100 ribu hadis yang  sahih, ia hanya mencantumkan 7.275 hadis dalam kitab tersebut. Buku hadits ini selalu dijadikan acuan.

Penulis: Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si. – peneliti senior Pusat Mitigasi Kebencanaan dan Perubahan Iklim ITS Surabaya

3 thoughts on “Inspirasi Ramadhan. “Aku Tinggalkan Buku Agar Kalian Tidak Tersesat” 

  • Mei 18, 2023 pada 13:50
    Permalink

    Baca dan Bacalah Buku, Agar kau tau segala ilmu #Jendela Dunia #Aming Aminoedhin

    Produktif, Peduli, Anti Rebahan.

    Dewangkara Bagus Abisatya
    SD-221
    SDN Rangkah VI Surabaya
    Pangput LH 2023

    Balas
  • April 5, 2024 pada 18:23
    Permalink

    Baca baca bacalah dengn menyebut nama Tuhanmu..
    Membaca adalah salah satu perintah Tuhan..
    Semoga saya bisa konsisten untuk membaca.

    Luar biasa

    Perkenalkan nama saya Rakai Hino Arimaradana dari SMP N 23 Surabaya Dengan nomor peaerta 431.

    Proyek saya tentang budidaya lidah buaya… Selain budidayanya tidak susah, lidah buaya ternyata banyak manfaatnya juga lho teman2..

    Saat ini saya sudah melakukan budidaya sebanyak 70 bibit lidah buaya, dengan target sebanyak 200 bibit..

    Menuju indonesia leatari

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *