El Nino Datang, Kebakaran Hutan Lahan dan Kekeringan Menerjang
El Nino muncul tahun 2015 – 2016 dan berdampak kekeringan di berbagai daerah di Indonesia melanda 16 provinsi meliputi 102 kabupaten/kota dan 721 kecamatan di Indonesia. Kekeringan tersebut diikuti kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di beberapa wilayah seperti Sumatra sampai Kalimantan.
Kebakaran hutan dan lahan itu menimbulkan kerugian mencapai Rp 220 triliun serta terjadi gangguan kesehatan yang ditimbulkan mencapai 504.000 orang terutama anak-anak yang terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).
BMKG menyebutkan bahwa El Nino adalah suatu fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah. Pemanasan SML tersebut dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino akan menyebabkan terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum.
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan ada kemungkinan 60 persen El Nino akan mulai terjadi antara Mei dan Juli. Sedangkan National Atmospheric and Oceanic Administration (NOAA) AS memprediksi El Nino akan dimulai pada periode yang sama dengan La Nina. Badan ini juga mengatakan kemungkinan 90 persen El Nino akan bertahan hingga 2024.
![](https://tunashijau.id/wp-content/uploads/2023/05/gbr2elnino.jpeg)
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memodelkan fenomena El Nino diprediksi akan terjadi mulai Agustus 2023. BMKG menghimbau kementerian/lembaga, pemerintah daerah, institusi terkait, dan seluruh masyarakat untuk lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal (lebih kering dibanding biasanya), yaitu antisipasi bencana kekeringan dan karhutla.
Awal tahun 2023 Presiden Jokowi memberi arahan tentang ancaman kekeringan dan karhutla. Presiden memerintahkan agar para pimpinan daerah yang berpotensi karhutla dan kekeringan mewaspadai fenomena El Nino yang akan terjadi. Presiden mengingatkan kembali bahwa meluasnya kebakaran hutan dan lahan tahun 2015-2016 karena kurangnya antisipasi dan pencegahan dini.
Fenomena El Nino merupakan fenomena global yang sulit untuk diredam. Oleh karenanya berbagai antisipasi dan mitigasi akan terus dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah seperti misalnya menerapkan teknologi tepat guna dan upaya-upaya konvensional lainnya seperti dropping air bersih, pembuatan sumur, pembuatan embung, dan lain-lain.
Upaya-upaya mikro tersebut efektif pada skala tertentu tapi masih dirasa perlu untuk dilakukan penerapan teknologi skala besar guna menambah pasokan air. Berikut adalah informasi provinsi yang berpotensi mengalami kekeringan beserta infrastruktur yang mungkin terdampak pada provinsi tersebut.
![](https://tunashijau.id/wp-content/uploads/2023/05/gbr3elnino-1024x785.jpeg)
DPR RI juga mengingatkan pemerintah bahwa gangguan pada sumber air bersih juga meningkatkan potensi munculnya penyakit sehingga dibutuhkan penyiapan dalam menanggulangi permasalahan kesehatan ini. Pemerintah Juga diminta untuk menggencarkan edukasi ke masyarakat agar mempersiapkan musim kemarau sebagai upaya mengantisipasi kekeringan. Edukasi seperti tentang konservasi air, pengelolaan sumber daya air yang bijaksana serta pengembangan sumber air alternatif dinilai menjadi hal yang perlu digaungkan oleh pemerintah.
Agus Maryono (2015) menuliskan bahwa kondisi dampak kekeringan ini disebabkan karena belum terwujudnya penyelamatan hutan dan daerah aliran sungai (DAS), belum membudayanya upaya memanen dan menabung air hujan, dan ketidaksiapan masyarakat untuk menghadapi musim kering.
Kawasan hutan dan DAS mempunyai pengaruh signifikansi pada ketidakseimbangan neraca air mikro dan makro suatu wilayah. Belum membudayanya untuk menampung air hujan akan menyebabkan tidak adanya persediaan cadangan air di masyarakat, dan ketidaksiapan masyarakat pada musim kemarau yang berkepanjangan merupakan penyebab penderitaan kekeringan di berbagai daerah yang rentan.
![](https://tunashijau.id/wp-content/uploads/2023/05/gbr4elnino-1024x742.jpeg)
Tunas Hijau ikut berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat sekolah, kembali menyelenggarakan webinar dengan tujuan untuk memberikan gambaran sebenarnya terkait fenomena El Nino dan dampaknya terhadap kekeringan serta upaya mitigasi kekeringan salah satunya dengan jalan memanen air hujan.
Webinar Seri#134 dengan tema “Antisipasi El Nino dan Kekeringan” ini akan dilaksanakan pada Sabtu, 3 Juni 2023 pukul 08.00 – 11.00 WIB. Webinar edisi khusus Hari Lingkungan Hidup Sedunia ini akan menghadirkan narasumber Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si. (Dosen Geofisikan ITS Surabaya); Dr. Fachri Radjab (BMKG) dan Dr. Ing. Agus Maryono (Dekan Vokasi UGM Yogyakarta).
Webinar yang digelar secara GRATIS ini akan menggunakan Zoom meeting dan LIVE Youtube “Tunas Hijau ID”. Setiap peserta terdaftar akan mendapatkan e-sertifikat. Disediakan sertifikat khusus 32 JP bagi guru yang merealisasikan tugas pasca webinar ini. Pendaftaran gratis melalui link
Bagi guru, 4 e-sertifikat webinar regular Tunas Hijau ID bisa ditukar dengan 1 e-sertifikat 32JP.
Webinar ini akan dipandu tiga belia hebat dengan banyak prestasi dan project lingkungan hidup berkelanjutan. Mereka adalah Sheyreen Callista Navilla (siswa SMPN 1 Surabaya dan Putri Lingkungan Hidup 2021), Callista Kusuma Azalia (siswa SDN Kaliasin I Surabaya dan Putri Lingkungan Hidup 2022), dan Fildza Ghassani Andias (Siswa SMPN 6 Surabaya dan Putri Lingkungan Hidup 2022).
Gambar utama: Ilustrasi Kekeringan
Penulis: Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si.
wah bahaya banget kalo kekeringan gitu, kayak komposter komposter kita kalo kering, ya gitu ga akan berhasil ???? Nah maka dari itu Ingat dan senantiasa lah kita Menghemat Air tidak membuang nya dengan sia-sia
Muhammad Asrofi Al Huda / 565 / SMP Negeri 42 Surabaya
Nah maka dari itu, kita disini juga harus menghemat air, karena apa?? Yaa… Karena kalau tidak nanti bakal jadi kekeringan kaya gini. Dan perilaku kaya gini tidak perlu di ingatkan melainkan sadar diri dan memberi tahu keluarga.
Maka dari itu kita harus menghemat air agar tidak terjadi bencana kekeringan dan dapat mengakibatkan kebakaran hutan.
Nama: Yuan Krisna Atmadja
Sekolah: SMPN 19 Surabaya
Nomor Peserta: 409
Penjelasan singkat proyek lingkungan yang sedang ke kembangkan: minyak jelantah adalah minyak goreng sisa pemakaian rumah tangga. Proyek-proyek ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah minyak jelantah yang tidak dikelola dengan baik. Dengan demikian, limbah minyak jelantah dapat dikelola secara lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Mangkanya kita harus hemat memakai air,misalkan mencuci baju dengan detergen sekali bilas,mandi cukup 2 kali sehari,dan jangan membakar sampah .
Bilqis April Wahyudiyah Azzahra
SDN PACARKELING I/182 SURABAYA
peserta no: 232
penggunaan lahan perkebunan sawet mohon ditertipkan, hutan pengangga harus slalu dijaga, galian barang tambang perlu direboisasi agar bumi tak smakin panas,
Mulai dari diri sendiri dan keluarga untuk menghemat pemakaian air dan mengurangi polusi udara dengan cara tidak membakar sampah, dan menggunakan kendaraan umum ketika bepergian. Ini bumi kita, jika bukan kita, siapa lagi yg harus menjaganya. Bisa yuk!
Raisa Azzahra Praminda
SDN Pacarkeling V Surabaya
No. Peserta 310
Sebagai Penerus Bangsa Kita wajib melestarikan hutan , selain menghindari perbuatan yang merugikan juga sering sosialisasi agar semakin banyak yang paham kendala-kendala pelestarian alam.
Nama: Muhammad Aldo Suprapto
Kelas 7 / SMP Negeri 1 Surabaya
Peserta Pangeran & Putri Lingkungan Hidup 2023
No.Peserta 309
Dengan kita mengecam air dan membuat bak tampung rumah tangga kita dapat mencegah musibah kekeringan “el Nino”
Nama: Adhigana Romzi Prawira
No peserta: 441
Asal sekolah: SMPN 26 Surabaya
Memulai dari diri sendiri, menerapkan kepada keluarga untuk menghemat air, menjaga bumi dengan melakukan penghijauan atau aksi2 kecil yang lain
Untuk kehidupan bumi yang lebih baik di masa depan
El Nino membawa dampak terhadap iklim di Indonesia, bila terjadi berkepanjangan maka akan menyebabkan kekeringan yang akan berdampak bagi kehidupan. Karena itu ayoo kita melakukan penghematan air, menjaga siklus air agar ketersediaan air tetap terjaga
Kita harus menghemat penggunaan air ,
Seperti menyirami tanaman menggunakan air AC atau air wudhu.
Kita harus menghemat penggunaan air, diawali dengan hal yang mudah contohnya menyiram tanaman menggunakan air bekas wudhu
Nama : Michayla Tasya Kustria
Sekolah : SMPN 26 SURABAYA
No peserta: 786
Judul proyek Pangput : budidaya kemangi
Yah..
Kita harus menghemat air! Seperti mendaur ulang air bekas cucian, dan mematikan keran air jika tidak diperlukan.
NADYA REYHANA ROCHMA
SMPN 25 SURABAYA
NOMOR 782
Ayo hemat air agar tidak ada kekeringan di bumi ini.
Mayfrina Aisyahrani
SDN Kebonsari 1 Surabaya
Kita harus menghemat penggunaan air ,
Seperti menyirami tanaman menggunakan air AC atau air wudhu
Aurelia Tanisha Ulirohani
SDN Pakis 3 Surabaya
326
Ga bisa dibayangkan klo alam kita spt itu, pastinya bakal panas banget. Yuks kita hemat air dan lbh bijak menggunakannya mulai sekarang.
Putu Deana Sathya Kayana
SDN Menanggal 601 Surabaya
No peserta 139
Judul proyek Budidaya Tanaman Sansevieria
Artikelnya sangat bagus lengkap dan mudah dipahami perlu ditingkatkan edukasi seperti tentang konservasi air pengelolaan sumber daya air yang bijaksana serta pengembangan sumber air alternatif dinilai menjadi hal yang perlu digaungkan oleh pemerintah.
Perlu adanya budaya upaya memanen dan menabung air hujan.
Terimakasih Tunas Hijau Yang sudah ikut berpartisipasi dalam mengedukasi masyarakat sekolah kembali menyelenggarakan webinar dengan tujuan untuk memberikan gambaran sebenarnya terkait fenomena El Nino dan dampaknya terhadap kekeringan serta upaya mitigasi kekeringan salah satunya dengan jalan memanen air hujan
Muhammad Abril Rizky Illahi
No Peserta: 345
SMP NEGERI 12 SURABAYA
Proyek lingkungan Hidupku: Pemanfaatan Limbah Kulit Kacang Hijau (Tumpi) Menjadi Pupuk Organik