Webinar Seri#148 “Peradaban Tangguh Bencana” Sabtu 26 Agustus 2023
Nusantara terletak di kawasan pertemuan lempeng tektonik yang aktif dan di kawasan iklim tropis. Artinya kita bermukim di kawasan rawan gempa, tsunami, likuifaksi, letusan gunung api, gerakan tanah, dll.
Pada saat yang sama kita bermukim di kawasan banyak hujan, angin, panas, air laut pasang, ombak besar dll yang terjadi tiap tahun. Beberapa tahun terakhir muncul fenomena El Nino, La Nina, Siklon, dll. yang ikut memicu dan memperbesar bencana kekeringan, longsor, dan banjir bandang.
Keadaan ini sudah berlangsung sebelum manusia ada, sebelum Nusantara berpenghuni. Kejadian alam tersebut mempunyai kekuatan, periode ulang, lokasi dan jalur tertentu yang bisa dikenali. Kejadian alam akan terus terjadi sebagai bagian dari dinamika bumi.
Salah satu konsekuensinya muncul deretan gunung api membentang dari Sumatra – Jawa – Kepulauan Sunda Kecil – Maluku Utara. Indonesia juga merupakan bagian Cincin Api Pasifik. Jumlah gunung api di Indonesia tercatat 129 gunung dan 79 diantaranya dikategorikan aktif.
Material letusan gunung api membawa mineral hara yang sangat dibutuhkan mahluk hidup lainnya dan material ini menumpuk membentuk kerucut gunungapi yang tinggi. Tanah yang subur akan menghasilkan kawasan dengan hutan yang lebat di sekeliling lereng gunung api sehingga gunungapi yang tinggi ini berfungsi sebagai pengatur siklus air, pengatur air, pengatur angin, pengatur iklim, pengatur ekosistem.
ECJ Mohr (1938), ahli pertanian Belanda, menyebutkan bahwa gunung api merupakan satu-satunya sumber yang bisa meregenerasi tanah secara periodik. Tanpa gunung api, masa depan hanya berarti kemunduran karena kesuburan tanah tergerus hujan. Karena kesuburun dan banyaknya air, kawasan gunung api menjadi hunian padat meski dekat dengan bencana, sedangkan kawasan tanpa gunung api biasanya berpenduduk sedikit.
Masyarakat zaman dahulu, terutama kepercayaan Hindu juga kental dengan pendewaan terhadap alam. Setiap umat Hindu di manapun selalu menempatkan Gunung di wilayah mereka sebagai tempat suci sebagai tempat bersemayam Dewa Siwa. Kitab Purana menjadi dasar pendewaan Gunung sebagai simbol Lingga yang menjadi tempat Dewa Siwa berada.
Muncul pertanyaan, bagaimana peradaban zaman dulu bertahan dari berbagai bencana? Beberapa relief candi, prasasti, bangunan, serat, buku, nyanyian, dll yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia menunjukkan adanya jejak ketangguhan para leluluhr kita. Termasuk kebiasaan leluhur dalam menyimpam cadangan pangan.
Mau tahu lebih banyak? Ayooo ikut Webinar Tunas Hijau Seri#148 “Peradaban Tangguh Bencana” yang akan diselenggarakan pada Sabtu, 26 Agustus 2023 Pukul 12.00 – 15.00 WIB melalui Zoom dan Live Youtube TUNAS HIJAU ID.
Narasumber:
1. Wulansary – Komunitas Sahabat Bumi
2. Trinirmalaningrum – Skala Indonesia
3. Goenawan A. Sambodo – Arkeolog Independen
Moderator :
1. Andrew Ionesta – Pangeran Lingkungan Hidup 2022 dan Siswa SDN Ketabang I Surabaya
2. Callysta Kusuma Azalia – Putri Lingkungan Hidup 2022 dan Siswi SDN Kaliasin I Surabaya
Pendaftaran gratis melalui : https://bit.ly/peradaban-tangguh-bencana
Setiap peserta terdaftar akan mendapatkan e-sertifikat. Disediakan sertifikat khusus 32 JP bagi guru yang merealisasikan tugas pasca webinar ini.
Bagi guru, 8 e-sertifikat webinar regular Tunas Hijau ID bisa ditukar dengan 1 e-sertifikat 64JP.
Link Zoom dan Live Youtube akan dibagikan melalui pesan pada grup Whatsapp.
Narahubung Nizamudin 0858-5436-6508 (WA)
Penulis: Dr. Ir Amien Widodo, M.Si.
Waw keren tunas hijau tidak berhenti untuk menyebar ilmu bagi arek surabaya.
Semoga besok hari sabtu tanggal 26 agustus kita di beri kesehatan dan kelancaran untuk menuntut ilmu,amin.
Nama:Muhammad Bayu Panji Saputra
No:141
Sekolah: SDN NGINDEN JANGKUNGAN I
Proyek:Diapers Waste (Mengolah limbah popok
Tunas Hijau selalu memberikan wawasan-wawasan baru bagi anak-anak Indonesia melalui webinar yang mengusung tema-tema baru. Kerennn, terima kasih👍
Nama: Anjasmara Dewanata
No. Peserta: 083
Sekolah: SDN Kaliasin 1 Surabaya
Judul Proyek: Budidaya & Olah Pandan Suji
–
Waw keren peradaban tangguh bencana memberikan saya informasi dan wawasan
Yg baru… terimakasih
Nama : Haifa sausan Zahra
Sekolah : SDIT ISTIQOMAH KEC KIBIN SERANG BANTEN
Melengkapi identitas pendaftaran Webinar Peradaban Tangguh Bencana
Melalui webinar ini saya jadi tau ternyata setiap peninggalan sejarah memiliki arti sendiri. Terima kasih ilmunya
Raisa Azzahra Praminda
No. 310
SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
Budidaya sirih cina
Walau jam siang jamnya mengantuk tapi saya tetap semangat untuk mengikuti webinar, karena ingin lebih memiliki banyak ilmu. Eno Wahyu kamagading (234) SDN pacarkeling 1/182surabaya
Budidaya tanaman kencur
Wah Webinar keren…
Tunas Hijau selalu memberikan tema yang terbaik, sangat bermanfaat
Moderator dan narasumbernya ok
Terimakasih Tunas Hijau saya juga diberikan kesempatan untuk bertanya
Terimakasih kak Roni dan kakak 2 Tunas Hijau
Barakallah
Iqbal Fajar Khrisna Reyhan Halim
No Peserta : 447
SMP Negeri 28 Surabaya
Judul Proyek : Pemanfaatan Lahan Sempit Untuk Pembudidayaan Pohon Kelor
Terimakasih tunas hijau dan narasumber yang telah berbagi ilmu.
Nama: Adrina Putri Nabilah Lutfi
Asal Sekolah: SMPN 23 Surabaya
No peserta: 760
Judul Proyek: Budidaya Telang
Trimakasih tunashijau, berkat webinar yg selalu diadakan via zoom maupun live youtube ini, saya jadi tau mengenai isu isu lingkungan, tangguh bencana alam, dsb. Topik webianar nya juga selalu menarik dan unik utk dibahas serta dipelajari. Moderatornya juga keren dan narasumber yg dihadirkan bukan main main!
Mutiara Triandyta/SMPN 18 SBY
Finalis Putri Lingkungan Hidup 2023
Nomor urut 648
Judul proyek KSBB (KANGKUNG SAHABAT BOTOL BEKAS)