Hari Kesadaran Tsunami 5 November

Tanggal 5 November dipilih menjadi Hari Kesadaran Tsunami untuk menghormati kejadian tsunami yang sudang sering terjadi di Jepang. Kejadian itu dikenal dengan “Inamura-no-hi”, yang berarti “api dari tumpukan padi”. Kisah ini bercerita tentang bencana tsunami yang disebabkan oleh gempa bumi di Ansei-Nankai, Jepang pada tahun 1854. 

Tsunami itu menerjang sebuah kampung kecil di Peninsula Kii (sekarang Hirokawa), sebelah barat Jepang. Peristiwa tsunami 1854 akan membantu kesadaran masyarakat akan bahaya tsunami dan menekankan pentingnya sistem peringatan dini untuk mengurangi kerusakan dari bencana alam yang sering merusak. 

Ceritanya dimulai dari seorang kepala kampung di Hirokawa yang bernama Hamaguchi Goryo, berhasil menyelamatkan seluruh warganya. Cara yang dilakukan Hamaguchi ini termasuk unik yaitu saat ia melihat arus laut tiba-tiba surut, suatu pertanda bahwa tsunami akan datang. Tanpa berpikir panjang ia  membakar lumbung padi miliknya yang berada di perbukitan.

Masyarakat kampung melihat lumbung padi milik kepala kampung terbakar, warga desa berhamburan berlarian naik ke atas bukit untuk membantu memadamkan api tersebut. Tanpa disadari mereka telah terselamatkan dari gelombang tsunami yang datang beberapa saat kemudian. 

Setelah tsunami berakhir mayarakat bergotong royong membangun kembali desanya agar menjadi lebih baik dan lebih kuat dalam menahan guncangan gempa di masa depan. Mereka juga membangun tanggul dan menanam pohon sebagai penahan tsunami. (http://tap.pdc.org/TAPResources/Tsunami%20Booklets/Adultbook.pdf#)

Indonesia Rawan Tsunami

Berdasarkan kejadian tsunami di Indonesia tahun 1629-2018 ada 176 kejadian. Sebagian diakibatkan karena gempa. Beberapa diakibatkan longsoran dan akibat gunung berapi. Di Aceh, pada 26 Desember 2004, telah terjadi gempa bumi besar yang memicu tsunami yang menewaskan lebih dari 283.000 jiwa di sebelas negara. 

Kemudian berulang lagi di Pangandaran 2006, Palu 2018, dan Banten 2018. Katalog tsunami BMKG mencatat, pantai selatan Jawa telah dilanda oleh 20 kali kejadian tsunami yang dipicu oleh goncangan gempa bumi. Wilayah yang pernah dilanda tsunami tersebut adalah Pangandaran (1921, 2006), Kebumen (1904), Purworejo (1957), Bantul (1840), Tulungagung (1859), Jember (1921) dan Banyuwangi (1818, 1925, 1994). 

Kecerdasan Lokal Masyarakat Aceh Darusalam

Mega tsunami di wilayah Aceh-Andaman pada tahun 2004 bukan yang pertama. Berdasarkan penelitian paleoseismologi LIPI menyebutkan bahwa peristiwa bencana gempa-tsunami pernah terjadi sekitar tahun 1390 M dan 1450 Masehi.  Tsunami 1450 Masehi diduga sebagai penyebab kemunduran Kerajaan Islam Samudra Pasai.  Kemudian  pada tahun 1496 Masehi berdiri Kerajaan Baru Islam, Aceh Darussalam yang tidak ada hubungannya dengan Samudra Pasai. 

Hasil penelitian LIPI juga menyebutkan siklus perulangan gempa 2004 (Mw > 9.0) dapat terjadi sekitar 600 tahunan sekali. Masyarakat Aceh Darussalam saat itu beradaptasi, mengembangkan kecerdasan lokal. Di antaranya dengan membuat bangunan masjid dengan banyak pintu yang berfungsi mengalirkan air tsunami tapi tidak menghancurkan masjid.

Penulis: Dr. Ir. Amien Widodo, M.Si. (Peneliti Senior Pusat Penelitian Mitigasi Bencana & Perubahan Iklim ITS)

13 thoughts on “Hari Kesadaran Tsunami 5 November

  • November 5, 2023 pada 20:45
    Permalink

    Hirokawa Hamaguchi
    Ilustrasi komiknya keren banget…
    Semoga ada lanjutannya hehe

    Balas
    • November 6, 2023 pada 07:26
      Permalink

      Bagus sekali narasinya dan sangat menyentuh nuranimu .

      Balas
      • November 13, 2023 pada 08:37
        Permalink

        Terim kasih sudah dapat ilmunya silahkan emoga sangat berguna untuk generasi yang akan datang

        Balas
  • November 5, 2023 pada 20:48
    Permalink

    Literasi yang bagus kak…hidup ditengah negara kepulauan memang kita harus siap /siaga dengan segala kemungkinan bencana yang mungkin terulanf kembali..dengan belajar dari negara lain atau pengalaman lalu..akan menabah kewaspadaan kita dalam menghadapi bencana…

    Trimakasih Tunas hijau

    Dimas Abhiyasa
    SDN RUNGKUT MENANGGAL I

    Balas
    • November 6, 2023 pada 06:31
      Permalink

      Literasi yang bagus bisa menambah wawasan dan pengetahuan kami semoga tahunbdepan ada lagi literasi seperti ini .TERIMA KASIH DAN SEMOGA SEMUA SELALU SEHAT DAN DILINDUNGI ALLAH SWT.
      ZUNITA ELIANA ANANDA DEWI
      SDN NGADIREJO 1 KEDIRI

      Balas
  • November 5, 2023 pada 21:20
    Permalink

    Sangat perlu bagi kita waspada dengan segala kemungkinan yang terjadi terkait dengan kondisi geografis negara kita, termasuk kemungkinan terjadinya tsunami ,sehingga kalau tgl 5 November di jadikan sebagai hari tsunami dalam rangka untuk bisa selalu mengingatkan kepada kita bahwa di negara kita pernah terjadi hal tsb

    Balas
  • November 5, 2023 pada 21:23
    Permalink

    Literasi yang sangat membangun..hidup di daerah yg rawan bencanakita harus siap dengan segala kemungkinan bencana bisa terulang denganbelajar dengan negara lain..dapat menambah wawasan,pengetahuan,dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana.

    Terima kasih

    Balas
  • November 5, 2023 pada 21:43
    Permalink

    Semoga kita selalu terlindung dari segala bencana dan musibah.
    Eno wahyu kamagading
    SDN pacarkeling 1/182 surabaya

    Balas
  • November 5, 2023 pada 22:39
    Permalink

    Literasi yg sangat bagus,dari kejadian – kejadian tersebut kita bisa belajar betapa pentingnya menjaga alam sekitar kita, terutama hutan yang lebat perlu di lestarikan,penggalakan reboisasi, penanaman mangrove bagi daerah pantai dsb.semoga kita semua selalu dlm lindungan Allah dan di jauhkan dari bencana tsunami, Aamiin

    Balas
  • November 6, 2023 pada 05:02
    Permalink

    Negara yang dikelilingi perairan dan cincin api, harus memiliki kewaspadaan yang tinggi terhadap bencana gempa dan tsunami untuk meminimalisir korban.

    BILQIS APRIL WAHYUDIYAH AZZAHRA
    SDN Pacarkeling I/182

    Balas
  • November 6, 2023 pada 06:32
    Permalink

    Literasi yang bagus bisa menambah wawasan dan pengetahuan kami semoga tahunbdepan ada lagi literasi seperti ini .TERIMA KASIH DAN SEMOGA SEMUA SELALU SEHAT DAN DILINDUNGI ALLAH SWT.
    ZUNITA ELIANA ANANDA DEWI
    SDN NGADIREJO 1 KEDIRI

    Balas
  • November 6, 2023 pada 10:40
    Permalink

    Sadari kondisi linkungan kita, kenali dan cari tahu kemungkinan bencana yang mungkin terjadi di tempat lingkungan kita, informasikan prediksi-prediksi yang kita peroleh tentang peristiwa alam yang pernah terjadi di lingkungan daearah kita. Semuanya itu sebagai dasar untuk mawas diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana alam.

    Balas
  • November 6, 2023 pada 13:49
    Permalink

    Kita harus waspada terhadap tsunami dan gempa bumi

    Natasya latifa andinie
    Sdn bulu 03

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *