Eveline Anuriyadin, Olah 29 Ton Sampah Organik dengan Maggot BSF di Rumah dalam 10 Bulan

Bagi belia yang satu ini, kegagalan hanyalah kesuksesan yang tertunda. Dialah Eveline Anuriyadin, siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 3 Surabaya. Proyek pengolahan sampah organik dikembangkan oleh Eveline Anuriyadin sejak Februari 2023 hingga saat ini. Proyek itu membuatnya berhasil menjuarai Putri Lingkungan Hidup 2023 SMP.

Penganugerahan Pangeran Putri Lingkungan Hidup 2023 adalah program duta lingkungan hidup tahunan yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau Indonesia bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur. Program ini juga didukung oleh PDAM Surya Sembada Kota Surabaya dan PT Dharma Lautan Utama.

Sebelumnya, tahun 2021, saat masih siswa SDN Nginden Jangkungan I Surabaya, Eveline juga mengikuti program yang sama. Proyeknya saat itu adalah budidaya tanaman ketela rambat dengan capaian ribuan tanaman yang berhasil dia budidayakan. Prestasinya sebagai finalis putri lingkungan hidup 2021 SD.

Pada penganugerahan tahun 2023 ini, proyek pengolahan sampah organik “Zero Organic Waste” dipilih oleh Eveline bukan tanpa alasan. “Tidak bisa dipungkiri di sekitar kita selalu banyak sampah organik yang tidak diolah. Hal ini akan mengakibatkan munculnya gas metana yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim,” kata Eveline Anuriyadin.

Sudah 29 ton 450 kg sampah organik yang diolah oleh Eveline dalam kurun waktu 10 bulan terakhir. “Saya menjalankan proyek pengolahan sampah organik sejak Februari 2023. Saya akan terus mengembangkan proyek ini,” ujar Eveline Anuriyadin, anak keempat dari pasangan Sahidin dan Jariah ini.

Eveline mengolah sebagian besar sampah organik itu dengan menggunakan maggot BSF. Sebagiannya lagi dia olah menggunakan media pengomposan. “Semua pengolahan sampah organik saya lakukan di rumah. Maggot BSF di dalam rumah. Pengomposan di luar rumah Jalan Nginden 6c nomor 26 Surabaya,” tutur Eveline.

Dalam kurun waktu 10 bulan terakhir, Eveline telah berhasil budidaya 720 kilogram magot BSF. “Saya juga budidaya 11.200 lele jumbo di rumah dan di kampung binaan. Pakannya dari maggot,” terang pelajar kelahiran Pacitan 20 Desember 2009 ini.

Dalam kurun waktu yang sama, dia juga panen 2 ton 300 kg kompos dari keranjang takakura dan kompos maggot BSF. Dia juga berhasil panen 650 liter pupuk organik cair (POC). “Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku sampah organik, saya mempunyai 3 warung adopsi dan 4 penjual buah adopsi. Saya juga memiliki 4 sekolah mitra dan 4 kampung mitra,” kata Putri Lingkungan Hidup 2023 Eveline.

Dari pengolahan sampah organik yang dilakukannya, Eveline mempunyai 7 karya produk, yaitu kompos maggot BSF, kompos takakura, POC Limbah Lele, dan POC semprot hama. Dia juga mempunya 3 olahan produk dari lele jumbo hasil budidayanya. Yaitu stik lele, pangsit abon lele, dan pastel abon lele. “Pencapaian penjualan proyek saya sebanyak 5.070.000 rupiah,” jelas dia.

Dalam merealisasikan budidaya maggot BSF, Eveline memulainya dengan bertahap. “Bulan Februari hingga April 2023, saya mengambil bibit maggot BSF dari rumah maggot Wonorejo. Saya hanya pembesaran belatung itu dengan pakan sampah organik setiap harinya,” Eveline menerangkan.

Baru sejak Mei 2023, Eveline melakukan pembibitan sendiri maggot BSF di rumah. “3 bulan pertama saya budidaya maggot BSF mengalami banyak kendala,” Eveline bertutur. Di antaranya maggot mati dan berbau akhirnya. 

“Saya lantas beralih memberi makan berupa sampah organik kulit buah terutama kulit buah nanas. Sangat bagus karena tidak berair dan menghilangkan bau tak sedap yang biasanya muncul pada maggot BSF,” jelas Eveline. Dia berharap proyek zero organic waste menjadi proyek yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.

Penulis: Mochamad Zamroni