Galang, Pangeran 2 Lingkungan Hidup 2023 Pembudidaya Maggot BSF ala Rumahan
Usianya masih sangat belia, namun kiprahnya sudah diakui masyarakat di sekitarnya. Galang, namanya. Dia Pangeran 2 Lingkungan Hidup 2023 SD. Bocah kelahiran 24 November 2011 ini selama setahun terakhir terus mengolah sampah organik untuk budidaya maggot BSF (black soldier fly atau serangga lalat hitam) di rumahnya.
Pada perhelatan lomba antar kampung “Kampung Surabaya Hebat 2023” pada Juli – Desember 2023, dia sangat berkontribusi mengharumkan nama kampung tempat tinggalnya di RW 3 Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Tentunya dengan proyek lingkungan hidup yang dia kembangkan di rumahnya itu.
“Saat penjurian lapangan Lomba Kampung Surabaya Hebat 2023, para juri dan pengurus kampung mampir ke rumah saya dan melihat proyek pengolahan sampah organik untuk budidaya maggot BSF yang saya lakukan,” kata Galang, siswa kelas 5 SDN Jemur Wonosari I Surabaya ini.
Galang menyampaikan bahwa para juri lomba Kampung Surabaya Hebat dan pengurus RW tempat tinggalnya itu cukup lama berada di rumahnya di Jemur Wonosari Gang IAIN Surabaya. “Mereka berinteraksi dengan saya dan banyak bertanya dinamika saya dalam mengembangkan proyek pengolahan sampah organik ini,” terang Galang.
Galang mengaku berbungah dan semakin bangga ketika para juri lomba itu menyampaikan pujian secara terbuka atas proyek yang dikembangkan oleh Galang. “Ini baru yang kami cari. Partisipasi aktif masyarakat dalam ikut serta mengelola lingkungan hidup di sekitarnya. Tidak hanya sampah yang dihasilkan sendiri, tapi juga sampah yang dihasilkan orang lain di sekitarnya. Masih anak pula,” ujar Galang menirukan.
Galang memulai proyek pengolahan sampah organik untuk budidaya tanaman maggot untuk mengikuti program Penganugerahan Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2023 yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya dan PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur, serta didukung oleh PT Dharma Lautan Utama dan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya.
“Saya memulai proyek ini 25 Januari 2023. Hingga Januari 2024 ini, saya sudah mengolah sampah organik sebanyak 12.735 kilogram. Saya juga berhasil membudidayakan 1.189 kilogram maggot BSF,” tutur Galang, putra pasangan Kuspriyatno dan Siti Romlah ini. Sampah organik yang diolah oleh Galang setiap harinya adalah 30-45 kilogram.
Untuk memastikan kecukupan sampah organik sebagai pakan maggot BSF yang dibudidayakan di rumahnya, Galang mengadopsi 7 warung makan di sekitar rumahnya. Dia meninggalkan galon bekas cat untuk penampungan sampah organik makanan sisa warung yang diadopsinya. “Biasanya sore hari atau setelah pulang mengaji saya mengambilnya dengan bersepeda,” Galang menjelaskan.
Bocah penghobi bersepeda ini juga memiliki 16 RT (rukun tetangga atau kampung) dan 4 sekolah. Dia juga mengembangkan inovasi GoDamber. “Ada 10 GoDamber yang saya buat dan sebarkan ke rumah-rumah masyarakat di sekitar tempat tinggal saya,” kata Galang. Inovasi kedua Galang adalah inovasi bak mandi bayi.
GoDamber adalah kepanjangan dari inovasi saya untuk budidaya maggot dalam ember. “Ember yang saya gunakan adalah galon bekas cat yang berukuran sekitar 25 kilogram. Ada dua galon cat yang ditumpuk. Bagian bawah galon yang di atas diberi lubang yang tidak terlalu besar lubangnya,” siswa binaan Tri Wahyuningtyas, Lifetime Achievement Award Pembina Pangeran Putri Lingkungan Hidup 2021, ini menjelaskan.
Lubang yang dibuat pada bagian bawah galon atau ember yang ditempatkan di atas itu fungsinya untuk mengalirkan cairan sampah organik ke galon di bawahnya. “Biasanya sampah organik menghasilkan cairan bila ditempatkan dalam wadah yang lebih tertutup,” Galang menambahkan.
Biasanya maggot yang dimasukkan ke dalam GoDamber itu yang sudah berumur minimal 10 hari. “Kalau berumur kurang dari 10 hari, maggotnya berukuran lebih kecil dan bisa jatuh melalui lubang yang dibuat di bagian bawah dan bagian sampingnya,” tutur pemilik cita-cita pengusaha sukses ini. Untuk menambah ventilasi pada GoDamber yang dia buat, Galang menutup bagian atas galon/ember dengan kasa.
Terkait inovasi bak mandi bayi, Galang memanfaatkan 1 bak mandi bayi yang sudah tidak terpakai di pekarangan belakang rumahnya. “Ternyata bak mandi ini punya manfaat loh. Selain wadah besar ketika maggot dalam kondisi basah maggot tidak bisa manjat keluar, karena di dalam bak bayi tidak mempunyai sudut sehingga maggot tidak bisa manjat,” Galang berkata.
Selama setahun mengolah sampah organik untuk budidaya maggot BSF, banyak suka dan duka yang dia alami. “Selama setahun itu, hanya 7 hari saya tidak melakukan pengolahan sampah organik dengan maggot BSF. Saat itu kami sekeluarga mudik ke desa,” Galang berkata.
Banyak juga kisah unik yang dia rasakan. “Ketika menghadiri pameran di gedung BK3S Jatim di Tenggilis Surabaya, saya membawa maggot BSF untuk bersosialisasi, agar seluruh pengunjung pameran bisa tahu cara mengolah sampah organik menggunakan belatung dari serangga lalat hitam in dengan tuntas,” terang Galang.
Ketika Galang hendak mengambil maggot dalam mobil, semua maggot tumpah ke jalan. “Alhasil saya bersama ayah pun langsung bergegas memungutinya kembali agar maggot tidak segera kabur. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa tidak semua niat baik berjalan dengan mulus,” tutur Galang.
Sementara itu, Galang juga memelopori pengelolaan sampah organik dengan budidaya maggot BSF di sekolahnya, SDN Jemur Wonosari I Surabaya. Sudah sejak Desember 2023, Galang merintisnya.
Penulis: Mochamad Zamroni
Wah hebat kak galang, jadi pengen belajar ama kak galang nih di rumah ada gak mandi bayi bekas ku dulu menganggur nih. Ajari y kak dengan lahan yang sempit bagaimana caranya
Eno wahyu kamagading
Putri 7 lingkungan hidup 2023
SDN pacarkeling 1/182 surabaya
Budidaya tanaman kencur
Keren banget, Galang adalah temanku satu tim Pangeran Putri lingkungan hidup SDN Jemur Wonosari 1 Surabaya, kami memulai proyek dari bulan Januari tahun 2022.
Saat awal-awal mengikuti kegiatan Pangeran Putri lingkungan hidup, aku banyak belajar dari Galang, karena Galang pintar sekali public speaking secara dia adalah dai cilik yang sudah sering memenangkan lomba berdakwah agama Islam, selain itu Galang juga unggul dalam bidang akademik, keren banget.
**
Dia menjalankan proyek maggot dirumahnya, dia telah mengolah belasan ton sampah organik, wooww banget pokoknya…
Saat sosialisasi di sekolah-sekolah selalu menjadi pusat perhatian karena maggot yang dia bawa, ada yang geli, ada yang takut, tapi banyak juga yang berani seru banget pokoknya…
Galang juga memiliki beberapa macam produk pupuk dan makanan olahan Ayam yang ayamnya telah diberi makan maggot, menurut penuturan Galang.
Intinya semua keren banget…
Semoga semakin sukses buat Galang beserta seluruh keluarga… Aamiin…
Aisyah avicena rl
Putri lingkungan hidup tahun 2023SD
Eco student of the year tahun 2023SD
Semangat Galang ????????????????????????
Semoga sukses dgn proyeknya ????
Masyaallah hebat kak Galang????????????????????????
Keren, hebat
Sukses terus
Hebatt kak galang????????… Sukses slalu untuk proyek kak galang, dan tetap semangatt juga untuk kak galang…
Nama : keyzha Syafa Difynia
Sekolah : Sdn Pacarkeling V/186
No peserta : 384
Nama proyek : budidaya tanaman kunyit menjadi minuman herbal
Kak Galang keren banget! Tetap semangat menjaga lingkungan!
Nama : Aretha Humaira Nydia Santosa
Sekolah : SDN Jemurwonosari 1/417 Surabaya
Nomor peserta : 102
Judul proyek : Mendaur ulang sampah sachet
Nama: Syamsa Arundina
Sekolah: SDN Gayungan 1/422
No. Peserta : 064
Judul Proyek: Budidaya Bawang Dayak
Semangat terus ya dalam menjalankan proyek maggot
Nama: Syamsa Arundina
Sekolah: SDN Gayungan 1/422
No. Peserta : 064
Judul Proyek: Budidaya Bawang Dayak
Semangat terus ya dalam menjalankan proyek. Maggot ternyata memiliki banyak manfaat