Jumlah Sumber Air Hulu Sungai Brantas Berkurang
Gubernur Jatim, Soekarwo, 8 Agustus 2015 menjelaskan kondisi mata air Kali Brantas di Desa Sumber Brantas, Kota Batu, dari 102 sumber mata air yang ada kini hanya tersisa 57 sumber. Direktur Konsorsium Lingkungan Hidup, Imam Rochani menjelaskan, dengan berkurangnya jumlah air di DAS Brantas berdampak pada penurunan kualitas air. Kalau sumber air berkurang maka debit air bisa turun. Dengan meningkatnya jumlah pencemaran air sungai dari limbah rumah tangga, pabrik, atau pertanian otomatis juga menurunkan kualitas air.
Kerusakan mata air di Sumber Brantas karena hutan lindung yang telah beralih fungsi. Misalnya di Kecamatan Bumiaji, lahan kritis mencapai 80 persen karena lahan milik warga dengan dijadikan lahan pertanian dan pemukiman. Sedangkan 20 persennya milik pemerintah yang masih tetap menjadi hutan lindung.
Adapun kerusakan hutan lindung di area sumber ini lebih banyak terjadi di 200 meter di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Ini terjadi karena karena perluasan daerah pemukiman warga dengan menebangi pohon di hutan.
Penebangan juga sering dilakukan untuk membuka area budidaya tanaman semusim, seperti apel. Namun menurut dia, tanaman semusim itu kendati memiliki nilai ekonomis, tapi untuk nilai ekologisnya kurang bisa mendukung. Sehingga, konservasi bisa dilakukan dengan mengembalikan fungsi hutan lindung yang telah dialih fungsikan tersebut.

Idealnya sesuai ketetapan UU No 26/2002 tentang Tata Ruang, total hutan di DAS minimal terdapat 30 persen berupa hutan lindung atau di DAS Brantas terdapat seluas 450 ribu hektare. Namun, kenyataannya di DAS Brantas luas hutan lindung yang tersisa hanya sekitar 3,42 persen saja atau sekitar 60 ribu hektare.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (23 Desember 2019), Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas hulu berada dalam kondisi yang “kurang baik” atau dapat dikatakan cukup kritis. Hal ini dapat diketahui dari luas lahan kritis di Kota Batu, Jawa Timur, yang mencakup kawasan hutan sekitar 925 hektar dan untuk di luar kawasan hutan mencapai 1.899 hektar.
Penyebab kekritisan DAS Brantas adalah adanya alih fungsi kawasan hutan, terutama untuk wilayah lindung menjadi pertanian, pada catatan KLHK (23 Desember 2019) menyebutkan jika pada lahan dengan kemiringan 45 derajat telah beralih fungsi menjadi tanaman semusim.
Hal ini pun dipertegas dengan data yang dapat diakses di peta kehilangan tutupan hutan dari Global Forest Watch (globalforestwatch.org), di mana pada tahun 2001, hutan primer di Kota Batu seluas 5.150 hektar membentang lebih dari 26% dari luas daratannya. Lalu pada tahun 2020, hutan tersebut kehilangan kurang lebih 4,88 ha hutan primer (mongabay.co.id).
Penurunan jumlah sumber air akan berpengaruh luas. Akan ada pengaruh pada daya dukung kawasan, khususnya ancaman pada mata air yang semakin menyusut terutama kini tersisa hanya 57 mata air. Sementara mata air tersebut tidak hanya menghidupi penduduk di kawasan Kota Batu saja, tetapi juga wilayah hilir seperti Kota Malang, Kabupaten Malang dan Pasuruan, bahkan hingga Mojokerto dan Surabaya. Ancamannya adalah penurunan kuantitas (debit sunga) dan kualitas air (pencemaran).
……
Webinar Nasional Seri-175 “MERAWAT DAERAH ALIRAN SUNGAI” kembali hadir dan akan dilaksanakan pada:
hari, tanggal: Rabu, 7 Februari 2024
pukul: 13.00 – 16.00 WIB
melalui: Zoom dan Live Youtube Tunas Hijau ID
Pendaftaran melalui link:
Disediakan sertifikat 32JP untuk khusus webinar ini bagi guru yang merealisasikan tugas pasca webinar berupa sosialisasi Keluarga Sadar Iklim &Tanggap Bencana Nasional (KSITBN) 2024 dan mendampingi minimal dua siswa daftar+mulai merealisasikan beberapa poin KSITBN 2024.
10 sertifikat webinar reguler (non 32JP) bertema kebencanaan yang digelar Desember 2023 hingga April 2024 plus satu tugas bisa ditukar dengan 1 sertifikat 100JP.
Narasumber:
- Dr. Ir. Raymond Valiant Ruritan, S.T., M.T (Water Infrastructure Specialist, anggota Komite Eksekutif KNIBB dan Ketua Pengurus Daerah MKTI; Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB); Masyarakat Konservasi Tanah Indonesia (MKTI))
- Prof. Dr. Ir. Ali Masduqi S.T., M.T (Guru Besar Teknik Lingkungan ITS)
- Ir. Arief Wisnu Cahyono, ST (Direktur Utama PDAM Surya Sembada)
Moderator:
- Queen Annesya Kabeer Lukito (Juara I Keluarga Sadar Iklim & Tanggap Bencana Nasional 2023; Juara 2 Putri LH 2022; Siswi SMPN 1 Surabaya; ECO Student (Junior) of the Year 2023)
- Fildza Ghassani Andiaz (Putri Lingkungan Hidup 2022 dan siswi SMAN 6 Surabaya)
- Vanilla Zahra A. A. (Putri 6 Lingkungan Hidup 2023 dan Siswi SDN Kaliasin I Surabaya)
Webinar ini digelar menggunakan ZOOM Meeting dan LIVE YOUTUBE TUNAS HIJAU ID.
Setiap peserta terdaftar akan mendapatkan e-certificate.
Narahubung Nizamudin 0858-5436-6508 (WA)
Penulis: Amien Widodo
Kerusakan mata air di Sumber Brantas terjadi karena hutan lindung yang telah beralih fungsi dimana lahan kritis mencapai 80 persen karena dijadikan lahan pertanian dan pemukiman.
Kabar buruknya dengan berkurangnya jumlah air di DAS Brantas berdampak pada penurunan kualitas air. Kalau sumber air berkurang maka debit air bisa turun, di tambah lagi dengan pencemaran air yang kian meningkat.
Saya berpikir mungkin sebaiknya pemerintah mulai mempromosikan dengan gencar kepada masyarakat tentang hunian bersusun atau yang bisa disebut apartemen untuk mengurangi/ menekan alih fungsi lahan menjadi pemukiman, selain itu pemerintah sebaiknya memiliki lebih banyak lagi instalasi pengelolaan limbah menjadi air bersih dan membangun sistem saluran pembuangan air yang baik, terawat dan terpusat, sehingga air limbah tidak mencemari sumber mata air tetapi Langsung terpusat ke instalasi – instalasi pengelolaan limbah untuk di filter dan di olah menjadi dir bersih lagi.
Selain itu tentu saja kita harus rajin menanam pohon dan sebisa mungkin dan sebanyak mungkin mengajak keluarga lain ikut rajin menanam pohon, karena semakin banyak pohon, maka Insyaa Allah semakin banyak pula sumber mata air yang terjaga…
Jadi, yuk kita rajin menanam pohon…
Salam bumi lestari,
Aisyah avicena rl
Putri lingkungan hidup 2023SD
Eco student of the year 2023SD
Mari kita bantu menjaga kelestarian daerah aliran sungai, dengan cara tidak membuang sampah sembarangan ke dalam sungai.
Nama : Syamsa Arundina
Sekolah : SDN Gayungan 1/422 Surabaya
Proyek : Budidaya Bawang Dayak
No. Peserta : 064