Mitigasi Sesar Aktif Penyebab Gempa Darat
Indonesia banyak gempa sebagai konsekuensi dari tekanan lempeng tektonik sudah bekerja bergerak dan menekan Indonesia sejak jutaan tahun yang lalu dengan kecepatan antara 3–10 cm per tahun.
Tegangan tektonik yang saling menekan (compression), gaya yang saling menarik (tension), yang saling bergeser (shear) ataupun kombinasinya akan menyebabkan lapisan batuan akan retak dan tergeserkan yang dikenal dengan sesar atau patahan (fault). Paling tidak ada 3 jenis sesar yang dikenal yaitu sesar normal, sesar naik dan sesar geser.
Oleh karena tekanan tektonik terus berjalan maka sesar-sesar yang sudah terbentuk akan tergeser kembali dikenal dengan sesar aktif. Sesar aktif menjadi salah satu penyebab sering terjadinya gempa bumi.
Zona yang dilalui oleh sebaran sesar aktif menjadi rawan dilanda gempa bumi dan saat ini ada 295 sesar aktif. Untuk itu diperlukan upaya untuk mengindentifikasi, mengenali dan membuat zonasi sesar aktif di suatu daerah, sehingga bisa dibuat penataan ruang yang aman.
Banyak kota besar di Indonesia yang letaknya berdekatan bahkan dilewati jalur sesar aktif seperti jalur sesar Lembang yang sangat dekat dengan kota Bandung, sesar Cimandiri yang melintas dekat kota Sukabumi, sesar Opak di Jogja, Sesar Palu-Koro di Sulawesi dsb.
Gempa akibat sesar aktif terbukti menghancurkan bangunan, bisa membunuh orang serta membuat cacat permanen seperti yang terjadi di Jogja 2006, Padang 2009, Bener Meriah Aceh 2012 dan tahun 2018 terjadi di Banjarnegara, Sumenep, Lombok dan Palu.
Tahun 2020 terjadi di Mamuju dan tahun 2022 di Cianjur. Kota Surabaya juga dilewati sesar aktif. Keberadaan sesar aktif di bawah Kota Surabaya sudah disosialisasikan oleh PUSGEN dan BMKG. Sesar sesar aktif yang berpotensi gempa 6.5 SR. Gempa skala 6.5 SR akan mempengaruhi seluruh Kota Surabaya.
Sangat disarankan setiap derah yang dilewati dan atau berdekatan dengan sesar aktif melakukan aksi proaktif mitigasi bencana gempa akibat sesar aktif. Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (UU 24 Tahun 2007). Mitigasi bencana mempunyai peran penting dalam melakukan penurunan risiko dan penanganan bencana.
Tujuan mitigasi bencana antara lain : (1) Mengurangi dampak yang ditimbulkan, khususnya bagi penduduk, (2) Sebagai landasan (pedoman) untuk perencanaan pembangunan, (3) Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menghadapi serta mengurangi dampak/risiko bencana, sehingga masyarakat dapat hidup dan bekerja dengan aman.
Mengingat bahwa gempa merupakan kejadian alam yang tidak bisa dijinakkan dan akan terus terjadi serta berulang di tempat yang sama, maka gempa sesar aktif yang pernah terjadi bisa dijadikan acuan dalam mitigasi struktural dan non struktural.
Mengingat juga bahwa GEMPA tidak membunuh tapi BANGUNAN roboh bisa dan banyak contoh di berbagai tempat mengalami gempa berulang ulang yang diikuti kerusakan bangunan baik infrastruktur, gedung maupun bangunan rumah tinggal. Korban manusia tak terhindarkan karena keruntuhan bangunan.
Waktunya pemerintah melakukan kajian pemetaan daerah yang berisiko bencana gempa akibat sesar aktif tersebut. Disarankan segera melakukan asesmen kualitas tanah dan bangunan. Kalau bangunannya jelek tanahnya jelek maka daerah itu dikategorikan risiko tinggi.
Kalau bangunannya jelek tanahnya baik maka termaauk risiko sedang, kalau bangunannya baik tanahnya baik maka diklasifikasikan sebagai kawasan risiko rendah. Berdasarkan peta risiko tersebut bisa disusun arahan pengurangan risiko bencana.
—
Webinar Nasional Seri-174 “Mitigasi Sesar Aktif” akan dilaksanakan pada:
hari, tanggal: Sabtu, 3 Februari 2024
pukul: 12.00 – 15.00 win
melalui: Zoom dan Live Youtube Tunas Hijau ID
Pendaftaran melalui link: https://bit.ly/mitigasi-sesar-aktif
Setiap peserta terdaftar dan mengisi daftar hadir akan mendapatkan e-certificate.
Disediakan juga sertifikat 32JP bagi guru yang merealisasikan tugas pasca webinar ini.
10 sertifikat webinar khusus kebencanaan yang digelar Desember 2023 hingga April 2024 plus satu tugas bisa ditukar dengan 1 sertifikat 100JP.
Narasumber:
1. Dr. Supartoyo (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Badan Geologi, Kementerian ESDM);
2. Ir. Firman Syaifuddin, S.Si., MT (Dosen Geofisika ITS);
3. Ayu K. Ekarsti, S.Si., M.T (Kepala Humas BMKG Jogja);
Moderator:
1. Revalina Fernanda (Juara 3 Keluarga Sadar Iklim dan Tanggap Bencana Nasional 2023; Juara I Literasi Nasional SDG`s 2023; Siswi SDN Tandes Kidul I Surabaya dan Putri 5 Lingkungan Hidup 2022)
2. Kim Rantesalu (Putri 2 Lingkungan Hidup 2023 dan sisw1 SMPN 1 Surabaya)
3. Rich Razak (Aktivis Tunas Hijau Indonesia)
Webinar ini digelar menggunakan ZOOM Meeting dan LIVE YOUTUBE TUNAS HIJAU ID.
Narahubung Nizamudin 0858-5436-6508 (WA)
Penulis: Amien Widodo
Mengingat bahwa gempa merupakan kejadian alam yang tidak bisa dijinakkan dan akan terus terjadi serta berulang di tempat yang sama, maka ilmu pengetahuan tentang mitigasi bencana seputar gempa menjadi sangat penting bagi masyarakat luas untuk mengingat-ingat polanya, kalau bahasa jawanya “niteni” oh dulu seperti ini, kemudian terulang seperti ini, terus tanda-tandanya dan sebagainya… Sehingga setelah masyarakat mengetahui polanya, maka masyarakat juga bisa memprediksi / menebak dengan cara mudah dan dapat segera mengambil keputusan tentang langkah pertama apa yang akan diambil…
Tentunya tetap jangan lupa, selalu berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala semoga kita semua senantiasa dalam lindunganNya dan senantiasa diberi petunjuk untuk mengambil langkah yang tepat… Aamiin…
Yuk tetap semangat belajar…
Salam hangat,
Aisyah avicena rl
Putri lingkungan hidup tahun 2023SD
Eco student of the year tahun 2023SD