Limbah Makanan Saat Ramadhan Meningkat, Kaum Muslim Ikut Memicu Perubahan Iklim
Umat Islam yang beriman di seluruh dunia mempunyai kewajiban berpuasa sejak terbit fajar (jelang subuh) hingga tenggelamnya matahari (maghrib) selama sebulan penuh di bulan Ramadan. Mestinya ada penghematan makanan karena selama ini makan 3 x menjadi 2 x saja, saat sahur dan buka. Pada kenyataannya tingkat konsumsi makanan dan minuman selama bulan Ramadan meningkat secara signifikan. Indonesia salah satu negara penghasil limbah makanan nomor 2 setelah Arab Saudi.
Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya Beracun (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia mengatakan bahwa saat bulan Ramadhan terjadi peningkatan 5%-20 % sampah di sejumlah daerah itu. Komposisi terbesar adalah sampah makanan. Data Jakstranas 2022, total timbulan sampah nasional yakni sebesar 69,2 juta ton per tahun.
Sementara berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), komposisi sampah terbesar didominasi sisa makanan atau sampah organik sebesar 41,2 %, plastik sebesar 18,2 % serta kayu atau ranting sebesar 13,5 %. Komposisi sampah berdasarkan sumber sampahnya terbesar berasal dari sektor rumah tangga yakni sebesar 39,2 %, lalu pusat perniagaan sebesar 21,2 % dan pasar tradisional sebesar 16,1 %.
Selain menjadi isu kemanusiaan, limbah pangan memicu masalah lingkungan. Saat kita membuang makanan artinya kita juga menyia-nyiakan energi dan air yang digunakan untuk menumbuhkan, memanen, menyimpan, mengemas dan mendistribusikan bahan pangan tersebut. Padahal sepertiga energi yang digunakan manusia berasal dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Limbah makanan berkontribusi secara signifikan terhadap emisi gas rumah kaca, karena pembusukan makanan menghasilkan metana, yang merupakan gas rumah kaca yang kuat.
Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA) menerbitkan laporan pada tahun 2021 tentang dampak lingkungan dari limbah makanan. EPA memperkirakan bahwa setiap tahunnya, kehilangan dan limbah pangan di AS menghasilkan 170 juta metrik ton karbon dioksida setara (juta MTCO2e) emisi GRK (tidak termasuk emisi TPA) – sama dengan emisi CO2 tahunan dari 42 pembangkit listrik tenaga batu bara.
Perkiraan ini belum termasuk emisi metana yang signifikan dari sisa makanan yang membusuk di tempat pembuangan sampah. Di AS saja, produksi makanan yang hilang atau terbuang menghasilkan emisi gas rumah kaca yang setara dengan 32,6 juta mobil (usda.go.id)
Limbah pangan menjadi masalah besar di Indonesia. Jumlahnya mencapai hampir 40 persen dari seluruh sampah yang diproduksi masyarakat Indonesia. Hasil studi kolaborasi Pemerintah Indonesia dan Foreign Commonwealth Office dari Inggris menunjukkan jumlah limbah pangan di Indonesia pada periode 2000-2019 sekitar 23-48 juta ton per tahun. Artinya, setiap orang membuang makanan berkisar 115-184 kilogram dalam setahun.
Kerugian ekonomi akibat lenyapnya bahan pangan tersebut bisa mencapai Rp 551 triliun per tahun. Jumlah ini setara 4-5 persen pendapatan domestik bruto Indonesia. Emisi gas rumah kaca sampah makanan Indonesia mencapai 1.702,9 megaton ekuivalen karbon dioksida (CO2eq). Karena itulah pemerintah Indonesia membangun strategi penanganan sampah, termasuk mengurangi hingga 30 persen limbah makanan, melalui pengelolaan sampah rumah tangga (savethechildren.co.id).
Ayo kita mulai Ramadhan untuk mengurangi dan mencegah limbah makanan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mendorong produktivitas dan efisiensi ekonomi, mendorong konservasi sumber daya dan energi, serta mengatasi perubahan iklim. Yakini dan amalkan perintah Alah lewat Al Anam 141: “Dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
Penulis: Amien Widodo
Nama : Alvaro Tristan Cetta Purnama
Sekolah : SDN KALIASIN 1/280 SBY
No. Peserta Pangput LH 2024 : 077
Proyek : “Biopori (Lubang Resapan Biopori)
Lubang resapan biopori adalah lubang resapan yang di buat ke dalam tanah berdiameter 10-30 cm dengan kedalaman 60-100 cm bertujuan untuk mengurangi genangan air, mencegah banjir dan menyuburkan tanah di saat kemarau.
Proyek saya ini menggunakan sampah plastik bekas seperti galon plastik untuk membuat alat resapannya.
waduh!?? pastii gara gara keseringan war takjil nihhh, aku cukup sedih sih liat postingan dari tuas hijau yang ini 🙁 makannya sobatt kalo war takjil tuh ya bawa kantong ramah lingkungan, selain hemat kresek, pengurangan biaya juga sangat berarti bagi bumi kitaa, dari pada war takjil mending bikin sendiri dehh, tadi aku bikin es lidah buaya behhh enak bangett sobatt
mau cobaa?!!
sini sini ke rumahh
perkenalkan nama saya FANI ANGGRAENI NABILA PUTRI siswi dari SMP NEGERI 56 SURABAYA no urut 1086 proyek saya yaitu DIBA (budidaya aloe barbadensis miller)
Saya sangat sedih mengetahui saudara saya kaum Muslim ikut memicu perubahan iklim,padahal keadaan ini bisa membuat penumpukan sampah sisa makanan/sampah organik dan setelah saya baca dan cermati website ini,ada sekitar 41,2% sampah organik,
Untuk menanggulangi permasalahan ini saya mempunyai solusi untuk masalah tersebut,sebelum nya perkenalkan nama saya Mocha Brilliant Adelia dengan nomer peserta 122 dari SDN Kandangan 1 Surabaya dengan judul proyek “SO menjadi EE”
Nah, teman-teman proyek saya ini bertujuan untuk merubah sampah organik menjadi eco enzmy.
Eco enzmy adalah cairan hasil fermentasi dari penguraian sampah organik seperti kulit buah, sayuran dll yang memiliki seribu manfaat dan pembuatanya pun sangat mudah dan sederhana,bahan-bahan nya pun mudah dicari serta dalam pembuatan nya tidak memakan lahan yang luas
Manfaat cairan eco enzmy diantara lain dapat dibuat menjadi persediaan kebutuhan rumah tangga (PKRT) seperti sabun mandi cair/barang, detergen, pembersih lantai/kaca,pengusir hama,hand sanitizer dll
Nahh….tunggu apalagi teman-teman,Ayo bersama-sama kita kurangi sampah organik
SALAM BUMI PASTI LESTARI….!!!
Sebenarnya sudah diingatkan, sebagai muslim tidak boleh mubazir.
Isi lambungmu dengan 1/3 air, 1/3 makanan, dan 1/3 udara.
Makan sebelum lapar, Berhentilah makan sebelum kenyang.
Nama : Areta Alfu Qomaroo Ulumuddin
Sekolah : SDN Jemurwonosari I/417 Surabaya
Nomer peserta : 100
Nama proyek: Budidaya Bunga Telang. Dengan menanam bunga Telang dobel manfaatnya, satu lingkungan menjadi hijau asri . Dua manfaat kesehatan karena kandungan flavonoid yang bersifat ????antioksidan.
Saya sangat sedih mengetahui saudara saya kaum Muslim ikut memicu perubahan iklim,padahal keadaan ini bisa membuat penumpukan sampah sisa makanan/sampah organik dan setelah saya baca dan cermati website ini,ada sekitar 41,2% sampah organik.
Nama Lengkap: Nysrina Aqella
Nomor Peserta: 764
Asal Sekolah: SMPN 23 Surabaya
Judul Proyek: Handycrafts Kain Perca
Faqih Abdillah
SDN Margorejo 3
Budidaya SiMerLiA (Sirih Merah dan lidah buaya)
Semabgat tunas hijau, untuk selalu menyadarkan kepada kita semua pentingnya kebersihan bagi hidup kita, makhluk hidup lainnya dan lingkungan