“Mitigasi Bencana Tsunami” Webinar Nasional Seri#181, Sabtu (9/3/2024)

Sudah menjadi pemahaman umum bahwa wilayah negara Indonesia berada pada pertemuan empat lempeng tektonik utama dunia, yaitu lempeng-lempeng Eurasia, India-Australia, Pasifik, dan Laut Pilipina. Pertemuan lempeng tektonik tersebut berpola kompresional, saling menekan satu terhadap yang lain atau tumbukan antar lempeng, berupa tunjaman atau subduksi, yaitu salah satu lempeng menunjam di bawah lempeng yang lain.

Subduksi antar lempeng membentuk morfologi dasar laut berupa palung yang dalam (deep sea trench) atau ada yang menyebut deep sea trough. Area di dan di sekitar trench disebut sebagai zona subduksi atau subduction zone. Selain membentuk trench, subduksi antar lempeng menghasikan patahan naik dengan sudut landai yang dikenal sebagai thrust. Karena patahan naik ini melibatkan blok patahan antar lempeng dengan massa yang sangat besar, sehinga disebut sebagai mega thrust.

Kekuatan subduksi ini juga menimbulkan patahan lain di dalam tubuh lempeng terutama lempeng yang menumpang di atas. Patahan tersebut dapat terjadi di zona subduksi sebagai “cabang patahan” dari mega thrust atau splay faults atau dapat terjadi di luar zona subduksi. Patahan yang terjadi melibatkan blok batuan yang sangat besar, sehingga saat terjadi patahan menimbulkan gempabumi yang besar pula. Selain gempabumi, mega thrust dan patahan lain di dasar laut dapat menimbulkan tsunami.

Tsunami adalah serial gelombang atau gelombang laut yang datang berurutan menuju pantai, disebabkan oleh perpindahan masa air laut secara tiba-tiba, akibat adanya deformasi/perubahan bentuk dasar laut karena patahan, longsoran di dasar laut atau di tebing pantai yang masuk ke dalam laut, atau sebab lain yang mampu memindahkan masa air seperti erupsi gunung berapi bawah laut atau fenomena meteorologi.

Ketinggian gelombang tsunami sangat tergantung dari berapa besar masa air yang dipindahkan oleh penyebabnya. Seberapa besar dimensi slip atau area yang bergeser pada patahan dasar laut, seberapa besar volume longsoran atau material erupsi gunung berapi bawah laut yang menjadikan masa air berpindah. Tinggi gelombang tsunami yang sampai ke pantai bisa kurang dari 1 m, tetapi bisa mencapai puluhan meter yang menimbulkan kerusakan dahsyat.

Hal yang harus terus menjadi perhatian semua pemangku kepentingan penanggulangan bencana adalah bahwa seluruh lokasi subduksi di Indonesia berada di dasar laut, semuanya merupakan zona seismik aktif dan sangat aktif yang menghasilkan gempa pemicu tsunami tsunamigenic earthquake.

Para ahli mengatakan bahwa 72% (bahkan ada yang mengatakan 90%) tsunami dipicu oleh gempa. Di Indonesia sedikitnya tercatat pernah terjadi Sembilan kali tsunami: di Laut Banda, tahun 1674 memakan korban meninggal 2243; Selat Sunda, 1883, korban 36.000; Laut Banda 1899, korban 3620; Flores 1992, korban 1953; Banyuwangi 1994, korban 223; Aceh 2004, 250.000; Pangandaran 2006, korban 800; Banten 2018, meninggal 430; dan Sulawesi Tengah 2018, korban 832 orang.

Untuk mengetahui dan memahami ancaman tsunami: apa karakteristik dan penyebabnya bagaimana mekanismenya dan bagaimana langkah mitigasi yang harus dilakukan, mari kita ikuti:

WEBINAR NASIONAL SERI 181 tentang MITIGASI BENCANA TSUNAMI
Hari/Tanggal: Sabtu, 9 Maret 2025
Waktu: 12.00-15.00 WIB
Link Pendaftaran: https://bit.ly/waspada-bencana-tsunami-th
Informasi: Nizamudin (WA) 085854366508
Setiap peserta terdaftar akan mendapar e-Piagam

Narasumber:

  1. Ir. Harkunti Pertiwi Rahayu, Ph.D.: Dosen ITB, Ketua Ikatan Ahli Bencana Indonesia
  2. Dr. Rina Suryani Oktari, S.Kep., M.Si.: Koordinator Prodi Studi Magister Ilmu Kebencanaan Universitas Syiah Kuala
  3. Ir. Wahyudi Citrosiswoyo, M.Sc., Ph.D.: Dosen ITS, Peneliti Kebencanaan PPMKPI-ITS Surabaya

Moderator:
1. Eveline Anuriyadin (Putri Lingkungan Hidup 2023 ; Siswi MTSN 3 Surabaya)
2. Iqbal Fajar Khrisna (Pangeran Lingkungan Hidup 2023 ; Siswa SMPN 28 Surabaya)
3. Fildza Ghassani A. (Putri Lingkungan Hidup 2022 ; Siswi SMAN 6 Surabaya)
.
Disediakan sertifikat khusus 32JP bagi guru dengan syarat dan ketentuan.
Narahubung Nizamudin 0858-5436-6508 (WA)

Penulis: Wahyudi Citrosiswoyo

6 thoughts on ““Mitigasi Bencana Tsunami” Webinar Nasional Seri#181, Sabtu (9/3/2024)

  • April 1, 2024 pada 21:48
    Permalink

    Nama : Stephani Dwi Puspa Anggun Pratiwi
    Sekolah : SMPN 3 SURABAYA
    No Peserta : 850
    Judul Proyek : ASI ULIB IGP ( Fermentasi Sisa Kulit Buah Isok Gawe Opo Ae )

    Saya memilih proyek Eco Enzyme, karena 70% sampah yang terbuang di TPA adalah sampah organik dan sisanya (30%) adalah sampah non organik.

    Balas
  • April 4, 2024 pada 07:34
    Permalink

    Materinya sangat menarik, inspirasi dan bermanfaat

    Nama : Wilda Al Aluf
    Sekolah : SDN WONOKUSUMO VI/45
    Nomor Peserta : 566
    Proyek : Ranca Manik (Kerajinan Kain Perca Menarik dan Unik). Proyek ini mengolah limbah kain perca menjadi barang yang menarik dan unik

    Balas
  • April 4, 2024 pada 09:21
    Permalink

    Nama : Alvaro Tristan Cetta Purnama
    Sekolah : SDN KALIASIN 1/280 SBY
    No. Peserta Pangput LH 2024 : 077
    Proyek : “Biopori (Lubang Resapan Biopori)
    Lubang resapan biopori adalah lubang resapan yang di buat ke dalam tanah berdiameter 10-30 cm dengan kedalaman 60-100 cm bertujuan untuk mengurangi genangan air, mencegah banjir dan menyuburkan tanah di saat kemarau.
    Proyek saya ini menggunakan sampah plastik bekas seperti galon plastik untuk membuat alat resapannya.

    Balas
  • April 4, 2024 pada 09:33
    Permalink

    Sangat bermanfaat. Tetap.waspada ya teman-teman

    Nama : Achmad Al Farizy
    Sekolah : SDN Wonokusumo VI/45 Surabaya
    Nomor Peserta : 341
    Proyek lingkungan yang dikembangkan: *Kripik Pak Eko* (Kreasi Apik Pakai Ecobrick)
    Sebuah inovasi untuk mengurangi sampah plastik dengan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermanfaat.

    Balas
  • April 5, 2024 pada 18:00
    Permalink

    materinya bagus dan sangat menginspirasi
    Nama : SANIA NURRAHMA
    Asal sekolah : SD HANG TUAH 12
    No peserta : 002
    Judul Proyek : Memanfaatkan daun kering penganti bahan bakar migas
    saat ini saya sedang mengembangkan sebuah proyek daur ulang dari daun kering menjadi sebuah penganti bahan bakar migas, karena dilingkungan sekolah setiap hari banyak sampah dedaunan yang berjatuhan, oleh karena itu saya memanfaatkan daun kering sebagai penganti bahan bakar migas supaya lebih bermanfaat.

    Balas
  • Juni 20, 2024 pada 22:00
    Permalink

    Faqih Abdillah
    SDN Margorejo III (187)
    Budidaya SiMerLiA (Sirih Merah dan Lidah buaya)

    Tunas Hijau selalu mengadakan webinar yang inspiratif dan memberikan wawasan baru bagi seluruh peserta pangput LH dan semua yang mengikuti webinar ini

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *