Panduan Pendidikan Perubahan Iklim Perkuat Ketangguhan Murid dalam Merespons Perubahan Iklim

Krisis iklim merupakan masalah global yang perlu dihadapi bersama. Generasi muda yang paling merasakan dampaknya di masa depan harus dipersiapkan agar mampu merespons dan berkolaborasi menciptakan solusi terhadap tantangan ini.

Menjawab kekhawatiran ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) mengadakan giat bertajuk “Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka”. 

Panduan yang merupakan bagian dari Kurikulum Merdeka ini diharapkan bisa membantu satuan pendidikan dan pemerintah daerah dalam menerapkan pendidikan terkait kesadaran perubahan iklim dan langkah-langkah kecil yang bisa dilakukan oleh semua warga satuan pendidikan, termasuk guru, murid, dan orang tua.

Kepala BSKAP Kemendikbudristek, Anindito Aditomo menjelaskan pentingnya pemahaman dan kesadaran sejak dini terhadap isu perubahan iklim yang juga dapat terjadi karena aktivitas manusia (antropogenik). 

“Dengan kesadaran dan pemahaman yang ditanamkan sejak dini, anak-anak bisa mempersiapkan diri dan berperan aktif dalam merespons perubahan iklim. Krisis iklim yang sedang terjadi akan sangat dirasakan oleh anak-anak dan generasi muda di masa depan, yang nantinya akan berdampak sangat besar pada hasil belajar dan kesejahteraan hidup mereka,” ungkap Anindito, Selasa (27/8).

“Kita menggunakan prinsip dan pendekatan yang RAMAH dalam Kurikulum Merdeka pada penerapan pendidikan perubahan iklim: Relevan, Afektif, Merujuk Pengetahuan, Aksi Nyata, dan Holistik,” jelas Anindito.

Suyanti Supardi, Pendiri dan Kepala Sekolah Alam Pacitan, memaparkan bahwa ia bersama warga sekolah telah menyusun 18 program pembelajaran terkait lingkungan, yang dikembangkan dan dikemas secara menyenangkan. “Program pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat pendidikan perubahan menjadi menarik dan diharapkan mampu menumbuhkan minat anak murid,” jelasnya.

“Gerakan ini berangkat dari adanya kesadaran, selain itu langkah persuasif juga harus dilakukan ke berbagai pihak dengan memberikan contoh perilaku yang telah dilakukan. Gerakan ini tidak bisa dilakukan sendirian, harus ada dukungan dari keluarga, warga sekitar, dan pihak-pihak lain yang terkait yang juga bisa memberikan kontribusi besar dalam mengintegrasikan pendidikan perubahan iklim,” tutur Suyanti.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Barat, Lobu Ori, menjelaskan bahwa mereka berangkat dari kondisi lokal, karena dampak perubahan iklim ini terasa sekali di daerahnya yang ada di daerah 3T. Ia juga menjelaskan bagaimana daerahnya diterpa kondisi kemiskinan yang ekstrim. Oleh karena itu, menurutnya pendidikan perubahan iklim ini relevan bagi dalam menjawab berbagai tantangan yang dihadapi.

Ori juga menyampaikan pendidikan perubahan iklim tidak hanya meningkatkan capaian pembelajaran. “Anak-anak-bisa juga belajar tentang literasi dan numerasi. Contohnya, ketika mereka menulis nama pohon. Mereka belajar menulis nama pohon dalam bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa daerah, bahkan bahasa Latin. Tapi yang terpenting, murid juga lebih senang dan bahagia ketika mereka datang belajar ke sekolah. Kami sangat bersemangat melakukan hal ini dan kami harap pemerintah bisa terus membantu, mendukung, dan mengapresiasi kami dalam bentuk apa pun,” jelasnya.

Pembelajaran tentang perubahan iklim tentu memiliki tantangan karena warga sekolah terdiri dari orang-orang yang sangat beragam. Tapi, menurut Ori kemitraan yang daerahnya lakukan dengan berbagai mitra pembangunan terus mendorong beragam perjuangan dalam menanggulangi tantangan di daerahnya.

Siti Kamila, guru SMP Negeri 3 Putik, Kabupaten Kepulauan Anambas pada kesempatannya memaparkan latar belakang dari inisiasi penerapan pembelajaran yang dilakukan didasari oleh kondisi lingkungan dan pengaruh iklim di Kepulauan Anambas.  Berangkat dari kondisi tersebut, sebagai guru, Siti merasa pembelajaran yang dilakukan haruslah menciptakan solusi dari keterbatasan yang ada, sehingga mampu meningkatkan kemampuan anak murid. 

“Biasanya orang melihat sekolah kami sudah cantik dan rapi, kemudian merasa hal tersebut bisa terjadi karena harus beli banyak hal baru. Padahal, sekolah kami bisa cantik dan rapi karena pintar memanfaatkan sumber daya yang ada,” jelas Siti.

Anindito mengapresiasi berbagai sekolah di Indonesia yang telah memulai inisiasi baik dalam menanggulangi dampak perubahan iklim. “Panduan Pendidikan Perubahan Iklim ini merupakan alat bantu dalam implementasi. Sekolah dapat menerapkan pendidikan perubahan iklim secara fleksibel dan menggunakan sumber daya yang ada. Kami berharap melalui panduan ini berbagai praktik baik yang sudah berjalan bisa menjadi inspirasi yang lebih masif lagi,” ujar Anindito. 

Panduan ini disusun melalui proses partisipatif dan kolaboratif. Dalam penyusunannya sejak Juni 2023, Kemendikbudristek telah melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Publik dapat mengakses dan mempelajari lebih lanjut Panduan Pendidikan Perubahan Iklim melalui laman kurikulum.kemdikbud.go.id. (*)

29 thoughts on “Panduan Pendidikan Perubahan Iklim Perkuat Ketangguhan Murid dalam Merespons Perubahan Iklim

  • Agustus 27, 2024 pada 21:08
    Permalink

    pendidikan yang saya alami sekarang adalah kurikum merdeka,siap dalam hal apapun
    verlita anggraini putri
    smpn 19 surabaya no 720
    Utilization Of Egg Shell Waste

    Balas
    • Agustus 28, 2024 pada 08:53
      Permalink

      Dalam perubahan iklim yang semakin mendesak, pendidikan ini bukan hanya sebuah opsi, melainkan kebutuhan yang harus segera dipenuhi, melalui kurikulum merdeka dan panduan pendidikan perubahan iklim siswa diharapkan tidak hanya memahami dampak perubahan iklim tetapi juga mampu mengambil tindakan nyata untuk mengurangi dan mengatasi dampak tersebut
      Nama : ABBAD AL-HABSY
      No. Peserta : 053
      SDN gayungan 1 Surabaya
      Peserta PANGPUT LH 2024
      Judul Proyek : SAVE THE PLANET WITH ECOBRICK
      Salam zero waste
      Salam Bumi Pasti Lestari

      Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 12:05
    Permalink

    Baca – pahami – terapkan
    Pangput LH 2024,
    Peduli
    Produktif
    Anti rebahan
    Mendunia

    Nama : Safiya Ramadhani Azzahra
    Asal sekolah: SDN Rangkah 6 SBY
    No.peserta : SD 466
    Proyek : Cangkang telur

    Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 13:29
    Permalink

    Agar siswa bisa memahami perubahan iklim, perlu diberikan panduan dan aksi nyata untuk mencegah dan mengatasi dampak perubahan iklim.

    Raisa Azzahra Praminda
    SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
    No. Peserta 400
    Budidaya sirih cina

    Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 14:20
    Permalink

    Kurikulum saat ini sudah kurikulum Merdeka. Jadi memang sangat perlu kesadaran dan pemahaman sejak dini tentang perubahan iklim, sehingga kita dapat mempersiapkan diri dan berperan aktif menghadapi perubahan iklim. Karena krisis iklim yang terjadi juga dirasakan oleh anak-anak dan generasi masa depan.

    Nama : Naura Novani
    Sekolah : SMP Negeri 5 Surabaya
    No. Peserta : 1032
    Judul Proyek : Budidaya Jamur Tiram

    Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 16:56
    Permalink

    Belajar tentang perubahan iklim bisa dari mana saja termasuk dalam Kurikulum Merdeka,
    Terimakasih Kemendikbudristek dengan panduan pendidikan perubahan iklimnya yang bisa diakses banyak orang.

    intip juga proyek maggot BSF ku sebagai pengurai sampah organik yang bernilai ekonomi sebagai pakan ternak bernutrisi.

    Dewangga Kasyafa Prestian
    No. urut : 001
    SD Al Hikmah Surabaya
    Proyek Maggot BSF by DW
    Si Pengurai Sampah Organik
    Instagram @dewangga.prestian

    Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 17:36
    Permalink

    Nama: Syamsa Arundina
    Sekolah: SDN Gayungan 1/422
    No. Peserta: 064
    Judul Proyek: Budidaya Bawang Dayak

    Dengan mempelajari perubahan iklim, kita dapat menjadi lebih siap untuk menghadapi bencana-bencana alam yang bisa jadi akan datang. Terimakasih Kemendikbudristek atas informasi yang bisa diakses banyak orang.

    Balas
    • Agustus 31, 2024 pada 06:50
      Permalink

      Saat ini memang harus diedukasi tentang Perubahan Iklim. Sehingga kita siap dalam menghadapinya. Terima kasih atas informasinya yang bermanfaat.

      Nama: Rafandra Azka Pradipta
      Sekolah: SD Kyai Ibrahim Surabaya
      No Peserta: 003
      Judul Proyek: Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Budidaya Bayam Brazil sebagai upaya mendukung Program Ketahanan Pangan

      Tujuan proyek saya, untuk mengurangi limbah plastik di lingkungan, juga membudidayakan Bayam Brazil supaya masyarakat bisa mandiri mempunyai tanaman sayur yang selalu ada di rumahnya sebagai wujud program Ketahanan Pangan.

      Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 18:58
    Permalink

    Terima kasih informasinya sangat bermanfaat. Kita lebih siap menghadapi bencana. Badai pasti berlalu , bagaimana kita bisa bertahan disaat badai terjadi itu lebih penting. Semangat

    Muhammad Aldo Suprapto
    SMP Negeri 1 Surabaya
    Nomor Peserta 359
    Judul Proyek: SICANGLUR
    ( Kreasi Cangkang Telur )

    Pada Tahun 2023 Saya masuk 10besar Finalis dengan Proyek LURCANGLUR (Lulur Cangkang Telur). Semoga di 2024 pencapaiannya bisa lebih banyak dan lebih baik. Saya berharap bisa mensosialisasikan kepada Masyarakat luas betapa pentingnya memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.

    Ayo saling mendoakan, saling menjaga dan saling menguatkan.
    Peduli, Produktif, Anti Rebahan, Mendunia

    Balas
  • Agustus 28, 2024 pada 21:36
    Permalink

    Semoga kita semua bisa menghadapi bencana alam dan tetap ada dilindungi oleh Allah aamiin

    Nama : Farra Marizka Fiandi
    Nomor : 330
    Asal sekolah : SDN Mojo 6
    Judul proyek : budidaya bunga telang

    Balas
    • Agustus 29, 2024 pada 00:37
      Permalink

      Nama:Miftachul Amaliyah
      Asal Sekolah:Smpn 39 Surabaya No.Peserta:898
      Judul Proyek:BUDAYA(budidaya lidah buaya)
      Akun ig:@miftachul.amaliyahh

      Kurikulum yang saya anut pada kelas 8 ini adalah kurikulum merdeka,para pelajar kurikulum merdeka selalu siap dalam menghadapi segala bentuk tantangan

      Balas
  • Agustus 29, 2024 pada 13:42
    Permalink

    Kurikulum saya sekarang adalah kurikulum merdeka, pelajar kurikulum merdeka sangat siap menghadapi segala tantangan!

    Nama: Dzakira Zahra Atarahman
    Sekolah: SDN pacar kembang 1 Surabaya
    No peserta:408
    Proyek: budidaya sirih cina ????

    Balas
  • Agustus 29, 2024 pada 13:42
    Permalink

    Kurikulum saya sekarang adalah kurikulum merdeka, pelajar kurikulum merdeka sangat siap menghadapi segala tantangan!

    Nama: Dzakira Zahra Atarahman
    Sekolah: SDN pacar kembang 1 Surabaya
    No peserta:408
    Proyek: budidaya sirih cina

    Balas
  • Agustus 29, 2024 pada 19:30
    Permalink

    Belajar tentang perubahan iklim bisa dari mana saja termasuk dalam Kurikulum Merdeka.

    Balas
  • Agustus 30, 2024 pada 04:53
    Permalink

    Terima kasih kak sudah membuat artikel ini sangat bermanfaat sekali

    ~Judul Proyek : OSAMA METAK (Olah Sampah Organik Rumah Tangga Metode Takakura)
    ~Nama : Verlita Gladys Samantha
    ~Asal Sekolah : SMP Negeri 38 Surabaya
    ~Nomor Peserta : 894

    Balas
  • Agustus 30, 2024 pada 06:41
    Permalink

    artikelnya bermanfaat sekali.

    Nama : Hafizzah Aprilia Putri Adjiva
    Sekolah : SMP Negeri 38 Surabaya
    Nomer Peserta : 892
    Judul Proyek : Pemanfaatan Komposter Sebagai Alternatif Mengurangi Sampah Organik.

    Balas
    • Oktober 1, 2024 pada 09:26
      Permalink

      Informatif sekali!

      Nama : Naila Putri Divia
      Sekolah : SMP Negeri 16 Surabaya
      No. Peserta : 706
      Nama proyek : Leafy Elixir
      Leafy elixir adalah sebuah proyek budidaya dan pemanfaatan pada daun pegagan. Centella Asiatica ini akan di manfaatkan menjadi berbagai macam olahan produk yang memiliki beragam khasiat.

      Balas
  • Agustus 30, 2024 pada 14:29
    Permalink

    Betul sekali sebagai generasi muda harus aware terhadap perubahan iklim.
    Tindakan apa yang harus dilakukan dalam menghadapi perubahan iklim saat ini

    Nama : Areta Alfu Qomaroo Ulumuddin
    Sekolah : SDN Jemurwonosari I/417 Surabaya
    Nomer peserta : 100
    Judul Proyek Budidaya Bunga Telang. Menanam bunga Telang dobel manfaatnya, satu lingkungan menjadi hijau asri . Dua manfaat kesehatan karena kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan.

    Balas
  • Agustus 30, 2024 pada 22:32
    Permalink

    Nama : Bryan Muhammad Adam
    Nomer peserta : 095
    SDN KAPASARI I/292 Surabaya
    Proyek : Budidaya Lidah Buaya

    Kita sebagai generasi yang akan meneruskan perjuangan bangsa harus paham cara menanggulangi perubahan iklim.

    Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 11:19
    Permalink

    Artikel yang bagus

    Nama: Yuan Krisna Atmadja

    Sekolah: SMPN 19 Surabaya

    Nomor Peserta: 409

    Penjelasan singkat proyek lingkungan yang sedang ke kembangkan: minyak jelantah adalah minyak goreng sisa pemakaian rumah tangga. Proyek-proyek ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari pembuangan limbah minyak jelantah yang tidak dikelola dengan baik. Dengan demikian, limbah minyak jelantah dapat dikelola secara lebih berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi lingkungan dan masyarakat.

    Balas
    • Agustus 31, 2024 pada 12:21
      Permalink

      Belajar tentang perubahan iklim bisa dari mana
      Nama:Bryan muhammad adam
      Nomer peserta :095
      Sekolah :sdn Kapasari1/292
      Judul proyek :budi daya lidah buaya

      Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 13:02
    Permalink

    Benar sekali bahwa krisis iklim merupakan masalah global yang perlu dihadapi bersama. Terimakasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) yang sudah mengadakan giat bertajuk “Bergerak Bersama untuk Pendidikan Perubahan Iklim dalam Kurikulum Merdeka” dan meluncurkan Panduan Pendidikan Perubahan Iklim Perkuat Ketangguhan Murid dalam Merespons Perubahan Iklim.

    by: Princess Zelda Ilmiah

    Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 17:17
    Permalink

    Bersama menanam Pohon sebanyak-banyaknya
    Rasyid Maulana Riffat
    Nomor Peserta 241 SD
    SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
    Project budiros nyakman selalu di hati
    Budidaya Rosella Banyak Manfaatnya

    Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 18:25
    Permalink

    Banyak media dan tempat untuk belajar tentang perubahan iklim, tujuannya agar kita semua tetap siaga dan tanggap bencana. Serta dapat melakukan kiat-kiat yang bisa mengurangi efek dari perubahan iklim, seperti suhu sekitar semakin panas, bisa aksi bertanam pohon sebanyak-banyaknya

    Rasyid Maulana Riffat
    Nomor peserta 241 SD
    SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
    Project budiros nyakman selalu di hati (Budidaya Rosella Banyak Manfaatnya)

    Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 22:42
    Permalink

    Pendidikan saya adalah kurikulum merdeka yang baru saja masuk di sekolah saya

    Nama:Daneta Aurelia A
    Sekolah:SDN Dukuh Menaggal 1/424 Surabaya
    No.urut:050
    Proyek:Budidaya Tanaman Kunyit dijadikan minuman herbal

    Balas
  • Agustus 31, 2024 pada 23:41
    Permalink

    Faqih Abdillah
    SDN Margorejo III
    No. Peserta 187
    Budidaya SiMerLiA

    Semangat untuk memajukan pendidikan anak” Indonesia

    Balas
  • September 1, 2024 pada 13:00
    Permalink

    kurikulum kita adalah kurikulum Merdeka. Jadi memang sangat perlu kesadaran dan pemahaman sejak dini tentang perubahan iklim..

    By Raihan Jouzu Syamsudin dari SMP Negeri 57 Surabaya no peserta 571. Judul proyek ” Pemanfaatan Limbah Kulit Bawang putih Sebagai Pewarna Sintetis Dalam Pembuatan Tinta Spidol”

    Balas
  • September 28, 2024 pada 19:42
    Permalink

    Perubahan iklim tidak bisa kita hindari, kita harus siap, lingkungan kita harus siap. Kita tidak bisa belajar tanggap dan siap sendiri harus ada partisipasi masyarakat sekitar dan berkolaborasi dengan lingkungan sekitar.

    Nama : Mikhayla Fatymah Uruna Mawardi
    No peserta : 204
    Asal Sekolah : SDN Ketabang I / 288
    Proyek : Budidaya Daun Mint

    Balas
  • November 14, 2024 pada 05:12
    Permalink

    Belajar tentang perubahan iklim bisa dari mana saja dan membutuhkan dukungan sekolah, guru dan masyarakat salah satunya termasuk dalam Kurikulum Merdeka,

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *