Smong, Kearifan Lokal Aceh untuk Mitigasi Bencana

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam cukup tinggi. Berdasarkan data World risk report 2018, Indonesia menduduki urutan ke- 36 dengan indeks risiko 10,36 dari 172 negara paling rawan bencana alam di dunia.

Salah satu bencana alam terdahsyat yang terjadi di Indonesia adalah bencana tsunami Aceh pada 26 Desember 2004 silam. Gempa yang berkekuatan 9,3 skala richter (SR) ini mengakibatkan 128.645 korban jiwa, dan 37.036 orang hilang. Bencana ini telah menimbulkan kerusakan bangunan dan mengganggu aktivitas ekonomi, kegiatan pendidikan, dan kehidupan sosial masyarakat.

Namun, dari bencana tsunami ini, ada satu cerita menarik dari kabupaten di Aceh yang berada persis di tengah-tengah samudra, daerah itu adalah Pulau Simeulue.

Smong Menurut Bahasa Simeulue

Cerita menarik mengenai bencana tsunami dalam bahasa Simeulue disebut Smong. Smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut. Secara historis, Smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat Simeulue pada masa lalu terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.

Cerita Smong disampaikan kepada generasi muda termasuk anak-anak dalam berbagai kesempatan, seperti saat memanen cengkeh. Dulu Pulau Simeulue terkenal dengan cengkehnya, anak-anak seringkali ikut membantu orang tua mereka saat memanen cengkeh. Maka tidak heran jika setiap memanen cengkeh, kisah-kisah Smong jadi selingan di tengah kesibukan.

Smong membuat seluruh dunia berdecak kagum, pasalnya Tsunami 2004 lalu yang menyapu ribuah rumah penduduk Simeulue, hanya terdapat 3-6 orang yang meninggal dunia.

Alasan Smong diceritakan Turun-temurun

Masyarakatnya Simeulue menceritakan tentang peristiwa ini dalam nafi-nafi yang biasa diceritakan kepada anak-anak. SohIb perlu tahu, kalau nafi-nafi adalah budaya lokal masyarakat Simeulue berupa adat tutur atau cerita yang berisikan nasihat dan petuah kehidupan, termasuk Smong.

Nafi-nafi ini mengajarkan mengenai bentuk mitigasi bencana tsunami kepada masyarakat jika ada gempa kuat yang kemudian diikuti dengan air laut yang surut, segeralah lari agar selamat dari terjangan gelombang besar.

Media penyampaian Smong pun semakin berkembang kini. Kalau dulu hanya melalui nafi, namun sekarang, Smong juga diceritakan melalui Nanga-nanga dan kesenian Nandong masyarakat Simeulue. Tidak hanya itu, Smong pun disenandungkan melalui lagu dan puisi. Di saat penutur nafi-nafi sudah sedikit, media seni menjadi salah satu solusi agar kisah Smong tetap tersampaikan.

Istilah Smong bagi masyarakat Simeulue sama sekali tidak mengandung unsur menakutkan, melainkan pengajaran bagi masyarakat khususnya anak-anak terkait mitigasi bencana alam melalui nasihat dan petuah kehidupan.

14 thoughts on “Smong, Kearifan Lokal Aceh untuk Mitigasi Bencana

  • September 30, 2024 pada 13:14
    Permalink

    Selalu waspada ya teman-teman

    Wilda Al Aluf
    SDN Wonokusumo VI/45
    No urut = 566
    Judul Proyek = RANCA MANIK (Kerajinan Kain Perca Menarik dan Unik)

    CAPAIAN
    Kain perca : 1.568,3 kg
    Tas : 89
    Donasi tas ke pasar-pasar : 21
    Penghapus papan: 4
    Tempat tisu : 3
    Aksesoris rambut: 20
    Kain ukuran 1m : 1
    Topi : 1
    Bantal duduk: 36
    Donasi bantal duduk ke perpustakaan sekolah : 20
    Kain perca diolah : 100 kg
    Sosialisasi : 2 477 orang

    Balas
    • Oktober 1, 2024 pada 09:22
      Permalink

      Wah unik sekali smong!

      Nama : Naila Putri Divia
      Sekolah : SMP Negeri 16 Surabaya
      No. Peserta : 706
      Nama proyek : Leafy Elixir
      Leafy elixir adalah sebuah proyek budidaya dan pemanfaatan pada daun pegagan. Centella Asiatica ini akan di manfaatkan menjadi berbagai macam olahan produk yang memiliki beragam khasiat.

      Balas
  • Oktober 1, 2024 pada 08:19
    Permalink

    Semangat
    Tetap waspada dan tanggap bencana Sobat

    Rasyid Maulana Riffat
    Nomor peserta 241 SD
    SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
    Project budiros nyakman selalu di hati (Budidaya Rosella Banyak Manfaatnya)

    Balas
    • Oktober 2, 2024 pada 06:35
      Permalink

      Indonesia sebagai negara yang memiliki tingkat kerawanan bencana cukup tinggi, apalagi dengan adanya Tsunami Aceh pada 2004, Smong di Pulau Simeulue ternyata mampu menyelamatkan banyak warga, cerita tentang tsunami dan mitigasi bencana yang dapat dilakukan terbukti dapat menurunkan tingkat kerusakan.

      Intip juga proyek maggot BSF ku si pengurai sampah organik yang bernilai ekonomi sebagai pakan ternak bernutrisi.

      Dewangga Kasyafa Prestian
      No. urut : 001
      SD Al Hikmah Surabaya
      Proyek Maggot BSF by DW
      Si Pengurai Sampah Organik
      IG @dewangga.prestian

      Balas
  • Oktober 2, 2024 pada 21:25
    Permalink

    Baru tahu saya tentang Smong lewat artikel ini. Nenek moyang kita terkadang ingin menyampaikan ke anak cucunya generasi mendatang tentang hal penting selalu dijadikan cerita turun temurun.

    Nama: Abdullah Fattah Ghazali
    Asal sekolah: SDN PACARKELING V SURABAYA
    No Peserta: 207
    Judul proyek: Budidaya Cabe BUCA

    Balas
  • Oktober 3, 2024 pada 08:11
    Permalink

    Cerita turun temurun dari nenek moyang yang memperkaya budaya cerita rakyat dengan isi pesan yang disampaikan.
    Mitigasi Bencana alam ,dan tanggap bencana.

    FAKHRIE ZHAFRAN KHAIRY
    No Peserta: 153
    SDN Margorejo 1/403 Surabaya
    Proyek: “KOTA LISA” ( Kompos Takakura Limbah Sampah Organik)

    Balas
  • Oktober 3, 2024 pada 20:30
    Permalink

    Cerita menarik mengenai bencana tsunami dalam bahasa Simeulue disebut Smong. Smong diartikan sebagai hempasan gelombang air laut. Secara historis, Smong merupakan kearifan lokal dari rangkaian pengalaman masyarakat Simeulue pada masa lalu terhadap bencana gempa bumi dan tsunami.
    Aku Cecilia Farah Calysta siswi dari Smpn43 judul proyek Pjka peduli jelantah kita bisa dengan no peserta 980
    Mengapa minyak jelantah karna minyak jelantah bisa berdampak positif untuk pengurangan limbah B3 bahan bahaya beracun

    Balas
    • Oktober 11, 2024 pada 03:33
      Permalink

      Smong, salah satu kearifan lokal yg perlu dilestarikan. Para orang terdahulu sudah belajar dr pengalaman dan menghadirkan kearifan untuk menghindari bencana. Kita pun perlu belajar dari pengalaman mereka.

      By: Princess Zelda Ilmiah
      Sdn Kaliasin 1
      Pengolahan Limbah Minyak Jelantah

      Balas
  • Oktober 4, 2024 pada 20:56
    Permalink

    Ternyata banyak cerita menarik mengenai bencana tsunami yang ada di Aceh

    Nama : Melati Sekar Arum Berliana Damayanti
    Sekolah : SDN PLOSO 3/174 SBY
    No. Peserta : 454
    Proyek : BELING SIGAR (Bersih Lingkungan Dengan Sirih Gading Udara Jadi Segar)

    Balas
  • Oktober 7, 2024 pada 12:17
    Permalink

    Smong.. Bukan untuk menakuti tetapi mengedukasi masyarakat yang menjelaskan suatu kejadian alam yang bisa merusak tidak menyalahkan alamnya tetapi bagaimana menyikapi kejadian tersebut antara lain kesiagaan dan tindakan apa yang harus dilakukan.

    Nama : Areta Alfu Qomaroo Ulumuddin
    Sekolah : SDN Jemurwonosari I/417 Surabaya
    Nomer peserta : 100
    Judul Proyek Budidaya Bunga Telang. Menanam bunga Telang dobel manfaatnya, satu lingkungan menjadi hijau asri . Dua manfaat kesehatan karena kandungan flavonoid yang bersifat antioksidan.

    Pencapaian
    Sosialisasi = 3.459 orang
    Menanam = 25.293 benih
    Membagi = 2.092 bibit
    Menyiapkan benih = 34.431benih

    Balas
  • Oktober 14, 2024 pada 20:27
    Permalink

    Wahh teman teman kita harus waspada nih dan tanggap bencana

    Hai sobat hijau 🌱🌍

    Yuk semangat sobat hijau..

    Semangat Zero Waste 🌍🌱
    Salam Bumi Tetap Lestari 🙏

    Nama : Aulia Rahmania Ali
    Sekolah : SD kyai Ibrahim Surabaya
    No peserta : 1236
    Judul proyek : Pemanfaatan Minyak Jelantah Menjadi Sabun

    _____________________________________

    Balas
  • Oktober 15, 2024 pada 14:37
    Permalink

    Sebagai daerah yang rawan tsunami, memang perlu diedukasi sejak dini mitigasi bencana tsunami. Smong menjadi cara mudah untuk menjelaskan tentang tsunami kepada anak cucu sehingga bisa diterima penyampaiannya

    Raisa Azzahra Praminda
    SDN Pacarkeling V/186 Surabaya
    No. Peserta 400
    Budidaya sirih cina

    Balas
  • Oktober 16, 2024 pada 22:43
    Permalink

    Semakin banyak istilah-istilah kata baru yang saya pelajari dalam setiap materi webinar. Terima kasih Tunas Hijau

    Muhammad Aldo Suprapto
    SMP Negeri 1 Surabaya
    Nomor Peserta 359
    Judul Proyek: SICANGLUR
    ( Kreasi Cangkang Telur )

    Pada Tahun 2023 Saya masuk 10besar Finalis dengan Proyek LURCANGLUR (Lulur Cangkang Telur). Alhamdulillah di 2024 ini pencapaian Saya berhasil masuk 8 Finalis dengan proyek SICANGLUR ( Kreasi Cangkang Telur) . Beberapa produk juga bisa dibeli di Shopee. Saya berharap bisa mensosialisasikan kepada Masyarakat luas betapa pentingnya memisahkan sampah organik dan sampah anorganik.

    Balas
  • November 10, 2024 pada 09:39
    Permalink

    Kereen unikk sekali smongg

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *