Dua Finalis PangPut LH 2024 dari SMPN 38 Surabaya, Sama-Sama Olah Sampah Organik Tetapi Beda Metode
Proyek untuk Pangeran & Putri Lingkungan Hidup (PangPut LH) 2024, yang diselenggarakan Tunas Hijau bersama Pemerintah Kota Surabaya serta didukung oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Jawa Timur bebas memilih. Bahkan dari 1 sekolah pun juga boleh sama, seperti yang dilakukan perwakilan SMP Negeri 38 Surabaya.
Tahun ini SMPN 38 Surabaya berhasil mengantarkan 2 finalis yaitu Hafizzah Aprilia Putri Adjiva dan Verlita Gladys Samantha. Keduanya mengambil proyek pengolahan sampah organi, hanya saja beda metode pengolahannya.
Hafizzah yang mengambil proyek pemanfaatan komposter sebagai alternatif mengurangi sampah organik, karena ingin memanfaatkan sampah yang terbuang sia-sia di pasar ataupun di dapur rumah menjadi lebih bermanfaat.
Siswa kelahiran Surabaya 7 April 2010 ini mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos, pupuk cair (komposter aerob) dan pupuk organik cair (POC).
Lebih lanjut, siswi kelas 9 ini memaparkan pengomposan dengan metode komposter anaerob bisa menghasilkan kompos dan pupuk cair. Caranya, masukkan bahan coklat seperti (tanah, pupuk, daun kering) secukupnya, lalu tambah sampah organik (sisa makanan, kulit buah, dan sayuran) yang telah di cacah, kemudian tambah molase secukupnya,
Lalu diaduk sampai merata dan ditutup rapat, setiap minggu diaduk ulang dan 2-3 minggu pupuk sudah bisa dipakai. “Untuk hasil yang padat jadi pupuk kompos, sedangkan cairan atau air lindi yang ditampung dalam ember menjadi pupuk cair, ” ujar Hafizzah.
Sementara untuk menghasilkan POC siswi yang hobi memasak ini menjelaskan, caranya dengan memasukkan kulit buah secukupnya ke dalam galon yang sudah tidak terpakai atau ember yang diberi tutup. Lalu isi 1 setengah liter air leri/air cucian beras, tambah 10-15 ml EM4 dan molase 2 sendok makan.
Kemudian, isi galon atau ember dengan air hingga penuh, tutup rapat-rapat, setiap 2 hari sekali ember atau galon perlu dibuka dan diaduk. “POC siap digunakan sekitar 2 minggu setelah diproses,” tandas Hafizzah.
Proyek yang dimulai sejak 12 Januari 2024, kini telah mencapai 4.390 kilogram sampah organik. Capaian itu melebihi target hingga akhir proyek yaitu 3.500 kilogram.
Sedangkan Verlita Gladys Samantha mengambil proyek OSAMA METAK (Olah Sampah Organik Rumah Tangga Metode Takakura). Ini didasarkan banyaknya sampah, sekitar 1.600 ton sampah dibuang di TPA Benowo setiap hari.
“Untuk bisa membantu mengurangi sampah organik akhirnya, saya memilih untuk mengolahnya dengan metode kerangjang takapura,” ungkap siswi kelas 9.
“Kemudian saya menemukan metode mengolah sampah organik tersebut dengan keranjang takakura yang sangat mudah dan praktis, dari berbagai sumber,” tandas siswi yang hafal juz 30.
Lebih lanjut, siswi yang suka mendengarkan musik dan mengaji ini memaparkan, dengan keranjang takakura, sampah yang diolah akan menghasilkan pupuk kompos yang berkualitas bagus untuk tanaman.
Proyek yang dimulai sejak 12 Januari 2024, hingga sampai sekrang sudah mengolah sampah organik sebanyak 3.555 kg, dan menghasilkan pupuk kompos 371 kg.
“Dari pupuk kompos tersebut saya gunakan sebagai media tanam sambung nyawa, dan tanaman sambung nyawa sudah berkembang sebanyak 388 tanaman,” terang siswa kelahiran Surabaya 10 Desember 2009.
“Alhamdulillah proyek yang sudah saya lakukan sudah melebihi target, yang semula hanya sebanyak 3.000 kg sampah organik dan membudidayakan 200 tanaman sambung nyawa,” ungkap anak kedua dari pasangan Uman Suud dan Ana Iswandari.
Keberhasilan Hafizzah dan Verlita masuk finalis PangPut LH 2024, tidak lepas dari ketelatenan kesabaran pembimbingnya yang senantiasa memberikan dukungan, bimbingan dan pendampingan selama menjalankan proyek. Selain juga dukungan Kepala SMPN 38 Surabaya Enniek Dwi Nurhayati yang cukup besar.
Sebagaimana diakui Pramitha Rustyaningrum S.Pd sebagai pembimbing Verlita, tiap hari selalu komunikasi dan menanyakan apa yang telah dilakukan dan kendala dalam menjalankan proyek PangPut LH 2024, agar bisa mencapai target sebelum waktunya berakhir.
Begitu juga Ila Nihayati S.Pd yang bertugas mendampingi Hafizzah. Ila Nihayati tidak hanya memberikan arahan, tetapi juga membantu langsung baik dalam proses pembuatan atau mencari bahan. “Kita tidak canggung harus memberikan teladan dan langsung mempraktekan,” katanya pada Tunas Hijau.
Kepala SMP Negeri 38 Surabaya Dra Enniek Dwi Nurhayati berharap, dengan masuknya 2 finalis PangPut ini, bisa ditularkan pada siswa lainya sehingga secara berkesinambungan kader kader lingkungan di SMPN 38 tidak terputus.
Selain itu Enniek juga menginginkan agar proyek PangPut yang sudah dijalani berbulan bulan ini bisa bermanfaat buat siswi itu sendiri, baik sekarang hingga di masa yang akan datang. “Paling tidak semangat menjalani proses dan kepeduliannya terhadap lingkungan,” tutur Enniek.
Apalagi kebijakan sekolah untuk mendukung proyek PangPut LH cukup besar. Tidak hanya siswa, guru, tetapi semua warga sekolah dimintan membantu tenaga maupun pikiran untuk mengembangkan proyek kedua finalis putri lingkungan hidup 2024 ini. (*)
Keterangan foto utama: Verlita dan Hafizzah dengan sampah organik hasil grebek pasar tradisional.
Penulis: Sutejo
Wahh keren sekali Verlita dan Haffizah.
Melakukan aksi pengolahan sampah dengan pemanfaatan komposter sebagai alternatif mengurangi sampah organik dan OSAMA METAK (Olah Sampah Organik Rumah Tangga Metode Takakura).
Semangat Hafizah dan Verlita untuk proyeknya semoga konsisten dan melakukan terbaik untuk alam.keren sekali proyeknya pengomposan untuk mengurangi sampah organik yang hampir setiap hari masyarakat membuang makanan sisa.muda2an bisa belajar langsung sama kalian
Aku Cecilia Farah Calysta siswi dari Smpn43 judul proyek Pjka peduli jelantah kita bisa dengan no peserta 980
Mengapa minyak jelantah karna limbah minyak jelantah bisa berdampak positif terhadap pengurangan limbah B3 bahan bahaya beracun
Semangat kak Hafidzah dan kak Verlita dalam mengolah sampah organik. Proyek kakak sangat bermanfaat untuk mengurangi sampah organik.
Nama: Abdullah Fattah Ghazali
Asal sekolah: SDN PACARKELING V SURABAYA
No Peserta : 207
Judul proyek : Budidaya Cabe (BUCA)
Dengan proyek yang saya buat ini semoga warga sekitar menjadi terinspirasi untuk mengolah sampah organik agar tidak terbuang sia-sia dan menjadi barang yanv bermanfaat
~ Judul Proyek : Pemanfaatan Komposter Sebagai Alternatif Mengurangi Sampah Organik
– Nama : Hafizzah Aprilia Putri Adjiva
~ Asal sekolah : SMP Negeri 38 Surabaya
– No. Peserta : 892
Dengan proyek yang saya buat ini semoga warga sekitar menjadi terinspirasi untuk mengolah sampah organik agar tidak terbuang sia-sia dan menjadi barang yang bermanfaat. Saya juga berterima kasih untuk Tunas Hijau dan pemerintah kota Surabaya telah mengadakan acara PangPut ini.
~ Judul Proyek : Pemanfaatan Komposter Sebagai Alternatif Mengurangi Sampah Organik
– Nama : Hafizzah Aprilia Putri Adjiva
~ Asal sekolah : SMP Negeri 38 Surabaya
– No. Peserta : 892
Terima kasih Tunas Hijau, saya serta teman saya Hafizzah telah dibuatkan artikel ini.. saya sangat bersyukur sekali atas mengikuti Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2024 ini, dengan ini semoga saya selalu peduli dengan lingkungan di sekitar saya.. semoga dengan orang yang membaca artikel ini, mereka peduli atas lingkungan juga tahu tentang cara mengolah sampah organik agar tidak di sia-siakan begitu saja.. Saya sangat berterima kasih untuk Tunas Hijau telah mengadakan lomba Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup 2024. Terima kasih untuk semua orang yang telah mendukung saya, mendoakan kelancaran proses yang selama ini saya lakukan, dan telah membantu saya untuk melakukan aksi-aksi yang saya lakukan.
~Judul Proyek : OSAMA METAK (Olah Sampah Organik Rumah Tangga Metode Takakura)
~Nama : Verlita Gladys Samantha
~Asal Sekolah : SMP Negeri 38 Surabaya
~No. Peserta : 894
Yuk Semangat Bersama Mengolah sampah Organiknya untuk mengurangi penumpukan sampah di kota Surabaya.
Queen
SMPN 1 Surabaya
Pengolahan sampah organik dengan maggot BSF