Serunya Ibu dan Anak Berlatih Daur Ulang Sampah Saset Bersama Bank Mandiri

Pelatihan Pengolahan Sampah Saset yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau bersama Bank Mandiri di Balai RW 2 Kelurahan Kalijudan, Kota Surabaya, Selasa (19/11/2024) sore berlangsung cukup seru. 

Kondisi hujan cukup deras yang mengguyur kawasan Surabaya timur sore itu tidak menyurutkan semangat 50 orang peserta pelatihan ini untuk belajar mendaur ulang sampah saset menjadi produk bermanfaat dan bernilai jual.

Estetia Mustika Shani, Putri Lingkungan Hidup 2020 dan siswa kelas 12 SMA Wahid Hasyim 5 Surabaya menjadi master trainer pelatihan ini. Estetia telah mengembangkan proyek pengolahan sampah saset sejak tahun 2020. Ratusan produk dari anyaman sampah saset telah dia hasilkan.

Estetia yang pada Hari Sumpah Pemuda 2024 mendapatkan penghargaan “Pelajar Pelopor Lingkungan Hidup” dari Wali Kota Surabaya juga telah mengolah ribuan kilogram sampah saset menjadi beragam produk anyaman yang bernilai ekonomis.

Ibu-ibu kader Surabaya hebat RW 2 Kelurahan Kalijudan nampak serius berlatih melipat dan menganyam sampah saset

Pada Pelatihan Pengolahan Sampah Saset itu, Estetia dibantu oleh Aretha Humaira Nydia Santosa, finalis putri lingkungan hidup 2024 dari SDN Jemur Wonosari I Surabaya. Aretha sepanjang tahun 2024 ini mengembangkan proyek pengolahan sampah plastik khususnya saset. 

Di antara produk yang dihasilkan oleh Aretha adalah tas, dompet, dan gantungan kunci dari anyaman saset. Aretha, sebelumnya, juga pernah belajar khusus Teknik penganyaman sampah saset kepada Estetia Mustika Shani.

Mengawali pelatihan ini, Aktivis Senior dan Presiden Tunas Hijau Mochamad Zamroni menjelaskan bahwa semakin banyak produk makanan dan minuman yang dikemas dalam saset. “Kita seringkali tidak bisa menghindari untuk membeli produk itu. Jadinya kita menghasilkan sampah saset,” kata Mochamad Zamroni dalam pengarahannya.

Zamroni menjelaskan bahwa saset adalah jenis plastik yang multilayers. “Saset tidak murni plastik. Bahan penyusun kemasan saset meliputi Polietilena (PE), Polipropilena (PP), Poliester (PET), aluminium foil, nilon (PA), dan lapisan perekat atau adhesive,” terang Zamroni.

Haykal dan Rasyid, keduanya siswa SDN Pacarkeling V, bersama ibu mereka berlatih mendaur ulang sampah saset

Beberapa lapisan pembentuk saset itu menyebabkan sampah saset bernilai ekonomis sangat rendah atau bahkan tidak laku dijual meskipun dalam keadaan sudah bersih. “Masih belum ada industri pengolahan sampah saset. Maka, mendaur ulang menjadi produk cantik yang bermanfaat menjadi alasan penyelenggaraan pelatihan bersama Bank Mandiri ini,” tambah Zamroni.

Estetia Mustika Shani menjelaskan bahwa untuk mendaur ulang sampah saset perlu 5 tahapan. “Kita perlu mencuci bersih terlebih dahulu sampah saset agar sisa produk tidak tersisa di kemasannya. Lalu jemur di bawah sinar matahari sampai kering. Pencucian ini juga untuk menghindari munculnya jamur atau semut pada produk anyaman yang akan kita hasilkan,” Estetia menerangkan.

Langkah kedua, ungkap Estetia, adalah memilah sampah sasetnya sesuai dengan jenisnya. “Langkah ketiga pelipatan. Pada proses ini disesuaikan dengan besar/lebar saset lebih dahulu untuk bahan dasar penganyaman,” tutur Estetia Mustika Shani sambil mengangkat beberapa tas dan dompet anyaman berbahan saset karyanya.  

Langkah keempat adalah penganyaman. “Penganyaman saset bisa dilakukan setelah semua saset sudah terlipat dan memiliki lebar serta motif yang sama,” jelas Estetia, yang juga pemilik brand O’Saqu Olahan Sasetku. 

Estetia Mustika Shani, Putri Lingkungan Hidup 2020 dan trainer (kiri) bersama peserta pelatihan

Tahap kelima dalam pengolahan sampah saset yang harus dilakukan adalah finishing. “Pada tahap finishing, kita bisa menambahkan bahan lain seperti kain furing, handle untuk pembuatan tas atau resleting dan bahan lainnya,” terang Estetia Mustika Shani sambil menunjukkan kain furing, handle dan resleting pada produk karyanya.

Pada saat praktik membuat lipatan saset, Balai RW 2 Kelurahan Kalijudan dalam sekejap menjadi senyap. Seluruh peserta pelatihan yang didominasi oleh ibu-ibu orang tua siswa dan kader Surabaya hebat ini nampak aktif menggerakkan jari jemari mereka sambil melipat saset seperti yang dicontohkan oleh Estetia dan Aretha.

Setelah semua saset telah terlipat dan terpilah berdasarkan motifnya, para peserta lantas melanjutkan dengan membuat anyaman seperti yang dicontohkan oleh Estetia dan Aretha. Pada pelatihan itu, mereka membuat produk yang sama yaitu kotak tisu. Setelah tiga jam berselang praktik melipat dan menganyam, satu per satu karya anyaman kotak tisu dari peserta nampak.

Khomsatun, ibu rumah tangga Kader Surabaya Hebat peserta pelatihan ini menyambut sangat bersemangat mengikuti pelatihan ini. “Penggunaan kemasan saset kini semakin banyak, hal ini berdampak pada semakin banyaknya sampah saset yang dihasilkan,” kata Khomsatun, warga Kalijudan. 

Estetia dan Aretha, keduanya mengenakan selempang, mendampingi peserta praktik mendaur ulang sampah saset

Ditambahkan oleh Khomsatun, bahwa saset memiliki multi layers yang tidak mudah didaur ulang secara industri. “Pelatihan Pengolahan Sampah Saset oleh Tunas Hijau bersama Bank Mandiri bisa menjadi solusi,” tambah Khomsatun.

Mengakhiri pelatihannya, Estetia Mustika Shani berpesan bahwa langkah utama untuk mengolah sampah saset adalah dengan tidak menghasilkan. “Langkah utama mengolah sampah saset adalah dengan tidak menggunakan produk kemasan saset. Sebab mendaur ulangnya sangat butuh waktu dan energi,” pungkas Estetia.

Penulis: Mochamad Zamroni 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *