Webinar Nasional Seri#218 “Perencanaan Wilayah Rawan Banjir” Sabtu (30/11/2024) 

Banjir yang melanda kawasan Bengawan Jero di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, merupakan salah satu contoh nyata tantangan dalam perencanaan wilayah kota di daerah rawan banjir. Bengawan Jero, yang menjadi daerah aliran sungai dengan kapasitas terbatas, sering kali tidak mampu menampung debit air yang tinggi saat musim hujan tiba. 

Kondisi ini diperparah oleh perubahan tata guna lahan, kerusakan ekosistem hulu, dan kurang optimalnya infrastruktur pengendalian banjir. Fenomena ini memberikan pelajaran penting bahwa perencanaan wilayah harus mempertimbangkan faktor-faktor risiko banjir secara komprehensif. 

Pemetaan Risiko Banjir menjadi langkah awal yang sangat penting dalam perencanaan wilayah rawan banjir. Pemetaan ini melibatkan identifikasi daerah dengan tingkat kerentanan tinggi terhadap genangan air, yang dipengaruhi oleh faktor topografi, curah hujan, pola aliran sungai, dan keberadaan infrastruktur pendukung. 

Di Bengawan Jero, pemetaan yang detail dapat membantu pemerintah menentukan prioritas intervensi, seperti pembangunan embung, peningkatan kapasitas drainase, atau rehabilitasi daerah resapan air. Dengan data spasial yang akurat, risiko bencana dapat diminimalkan, dan warga setempat dapat lebih siap menghadapi ancaman banjir. 

Namun, pemetaan risiko saja tidak cukup tanpa implementasi strategi adaptasi terhadap risiko banjir. Adaptasi melibatkan pengembangan pendekatan jangka panjang, seperti penerapan teknologi hijau dan pendekatan berbasis alam. 

Di kawasan Bengawan Jero, misalnya, restorasi hutan mangrove atau pembangunan taman resapan air dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi dampak banjir. Selain itu, adaptasi ini harus melibatkan masyarakat, baik melalui edukasi tentang pengelolaan lingkungan maupun pemberdayaan komunitas dalam menghadapi situasi darurat banjir. 

Aspek lain yang penting dalam adaptasi adalah desain infrastruktur yang tangguh dan berkelanjutan. Kota-kota rawan banjir dapat mengadopsi konsep infrastruktur hijau, seperti taman air atau kanal multifungsi, yang tidak hanya berfungsi sebagai pengendali banjir tetapi juga memberikan manfaat ekologi dan estetika. 

Di Bengawan Jero, pembangunan sistem kanal tambahan dengan kemampuan menahan air limpasan dapat mengurangi beban sungai utama. Kombinasi pendekatan infrastruktur keras dan lunak ini memungkinkan pengelolaan risiko banjir yang lebih efektif. 

Selain itu, koordinasi antar-instansi dan pemangku kepentingan menjadi kunci keberhasilan perencanaan wilayah rawan banjir. Dalam kasus Bengawan Jero, sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta sangat diperlukan untuk memastikan pelaksanaan strategi yang terintegrasi. 

Misalnya, program penghijauan di hulu sungai membutuhkan dukungan dari masyarakat lokal, sedangkan investasi dalam pembangunan infrastruktur besar dapat melibatkan sektor swasta. Perencanaan wilayah kota di daerah rawan banjir, seperti Bengawan Jero, bukan hanya tentang mitigasi bencana tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih adaptif dan berkelanjutan.

Dengan belajar dari pengalaman banjir, memanfaatkan pemetaan risiko yang akurat, dan menerapkan strategi adaptasi yang inovatif, wilayah-wilayah ini dapat lebih siap menghadapi tantangan perubahan iklim dan menjaga keselamatan serta kesejahteraan warganya.

Webinar Nasional Seri#218 “Perencanaan Wilayah Kota Rawan Banjir” digelar oleh Tunas Hijau bersama Forum Kota Surabaya Sehat dan Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota ITS Surabaya pada Sabtu, 29 November 2024 pukul 12.00 – 15.00 WIB melalui Zoom dan Live Chat Youtube “TunasHijauID”

Narasumber dan topik yang akan dibahas adalah:

1.  ⁠Ilman Harun, ST., MSc.  “Belajar dari Banjir Bengawan Jero, lamongan” 

2.  ⁠Dr. Anoraga Jatayu, ST., MSc. “Pemetaan Resiko Banjir”

3.  ⁠Dr. Cahyono Susetyo, ST., MSc. “Adaptasi Terhadap Resiko Banjir”

Sedangkan moderator webinar ini adalah belia produktif sebagai berikut:

Moderator:

1.⁠ ⁠Queen Anneysa Kabeer Lukito (Finalis Putri Lingkungan Hidup 2024 dan siswi SMPN 1 Surabaya) 

2.⁠ ⁠Bintang Putra Rachmaniarto (Finalis Pangeran Lingkungan Hidup 2024 dan siswa SMPN 8 Surabaya) 

Pendaftaran gratis melalui : https://bit.ly/perencanaan-wilayah-rawan-banjir

Setiap peserta terdaftar dan mengisi daftar hadir akan mendapatkan sertifikat.

Narahubung: Nizamudin 085854366508 (chat only) (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *