“Menjaga Kesehatan Mental Anak dengan Berinternet Sehat” Webinar Nasional #230 Sabtu (15/2/2025)
Di era digital saat ini, internet menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Akses informasi yang luas, kesempatan belajar, serta hiburan yang beragam menjadi daya tarik utama. Namun, di balik manfaat tersebut, internet juga membawa berbagai risiko bagi kesehatan mental anak jika tidak digunakan dengan bijak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memastikan bahwa anak-anak dapat berinternet dengan sehat dan aman.
Salah satu langkah utama dalam menciptakan internet yang sehat bagi anak adalah dengan membatasi usia penggunaan media sosial. Banyak platform media sosial sebenarnya telah menetapkan batas usia minimum, biasanya 12 tahun, namun masih banyak anak yang mengaksesnya lebih awal tanpa bimbingan orang tua. Paparan terhadap konten yang tidak sesuai usia, cyberbullying, serta tekanan sosial di dunia maya dapat berdampak buruk pada kesehatan mental anak.
Oleh karena itu, orang tua perlu lebih aktif dalam mendampingi, mengawasi dan menunda penggunaan media sosial bagi anak yang belum cukup umur. Selain pembatasan usia, lingkungan sekolah yang ramah anak juga memegang peran penting dalam menjaga kesehatan mental anak di era digital.
Sekolah harus menjadi tempat yang aman dan nyaman, di mana anak-anak diajarkan literasi digital serta cara mengelola emosi saat berinteraksi di dunia maya. Program anti-bullying, konseling psikologis, dan edukasi tentang etika berinternet perlu diperkuat agar anak-anak memiliki pemahaman yang baik tentang penggunaan teknologi secara sehat.
Untuk memastikan anak-anak dapat berinternet dengan aman, ada beberapa kiat yang bisa diterapkan oleh orang tua dan pendidik. Pertama, mendampingi anak saat mengakses internet dan berdiskusi secara terbuka mengenai manfaat serta risikonya.
Kedua, mengaktifkan fitur kontrol orang tua pada perangkat dan aplikasi yang digunakan anak. Ketiga, mengajarkan anak tentang pentingnya menjaga privasi, seperti tidak membagikan informasi pribadi secara sembarangan dan hanya berinteraksi dengan orang yang dikenal di dunia nyata.
Selain itu, orang tua juga harus menjadi contoh dalam penggunaan internet yang bijak. Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tuanya, termasuk dalam hal penggunaan teknologi.
Jika orang tua mampu menunjukkan kebiasaan berinternet yang sehat, seperti membatasi waktu layar, menghindari berita hoaks, dan mengelola media sosial dengan positif, maka anak akan lebih mudah mengikuti pola yang sama. Dengan pendekatan yang tepat, internet dapat menjadi sarana yang mendukung perkembangan anak tanpa mengorbankan kesehatan mental mereka. Kolaborasi antara orang tua, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan digital yang aman dan positif bagi anak-anak. Dengan demikian, mereka dapat tumbuh menjadi generasi yang cerdas, bijak, dan sehat dalam menghadapi era digital yang semakin berkembang.
—
Webinar Nasional Seri#230 “MENJAGA KESEHATAN MENTAL ANAK DENGAN BERINTERNET SEHAT”
Sabtu, 15 Februari 2025 pukul 08.30 – 11.30 WIB
melalui Zoom dan Live YouTube “Tunas Hijau Indonesia”
.
Pendaftaran GRATIS melalui https://bit.ly/webinar-safer-internet-day-2025
Narasumber:
1. dr. Nia Reviani, MAPS (Plt. Asisten Deputi Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia)
2. Irene R. Cuang, M.S.Ed (Pusat Penguatan Karakter, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia)
3. Dita Amalia (Direktur Plato Foundation)
Moderator:
1. Galang (Pangeran 2 Lingkungan Hidup 2023 dan Siswa SMPN 22 Surabaya)
2. Cecilia Farah Calysta (Eco Student 2 (Junior) of the Year 2024 dan Siswi SMPN 43 Surabaya)
3. Fildza Ghassani A. (Putri Lingkungan Hidup 2022 dan Siswi SMAN 6 Surabaya)
.
Setiap peserta terdaftar dan mengisi daftar hadir akan mendapatkan sertifikat.
Khusus guru bisa menukarkan 4 sertifikat webinar dengan 1 sertifikat 32JP.
Narahubung Nizamudin 0858-5436-6508 (WA chat only). (*)