Valda Aqila, Rutin Memilah Sampah *)

Saat istirahat sekolah adalah saat yang paling ditunggu oleh warga sekolah. Tidak terkecuali di SDN Pondok Labu 11 Jakarta Selatan. Makan dan minum adalah aktivitas yang umum dilakukan oleh para siswa dan guru. Namun, saat istirahat sekolah ini, ada aktivitas tambahan yang dilakukan oleh tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 yang diketuai oleh Valda Aqila, siswa kelas 5 sekolah yang berlokasi di Jl. Margasatwa, Komplek PT. Timah, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan.

“Saat istirahat sekolah, setelah makan dan minum secukupnya, saya dan delapan orang tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 berkeliling sekolah. Kami masuk dari satu kelas ke kelas lainnya untuk mengontrol sampah di tempat-tempat sampah yang telah disediakan di masing-masing kelas,” kata Valda Aqila, ketua tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 yang juga terpilih Eco Student of the Week. Bila saat pemeriksaan ada sampah yang belum dipilah dengan benar, maka pemilahan segera mereka lakukan.

Tidak hanya pengecekan secara fisik yang dilakukan oleh tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 setiap istirahat. Penyuluhan atau sosialisasi kepada para siswa di kelas-kelas juga mereka lakukan. “Terlebih kepada adik-adik kelas 1 dan 2 yang lebih banyak belum tahu cara melakukan pemilahan sampah kertas, plastik dan organik. Jadi adik-adik kelas kami beritahu kalau sampah kertas dibuang kemana, sampah plastik kemana. Demikian juga sampah organik dibuang kemana,” kata Valda Aqila.

Setiap hari Jumat pagi, setelah istirahat, Valda Aqila dan tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 juga menggelar bazar mainan bekas. “Mainan bekas yang dijual di bazar ini adalah mainan yang masih utuh. Mainan bekas ini berasal dari sumbangan para siswa yang sudah tidak dipakai di rumah. Waktu pengumpulan mainan adalah beberapa hari sebelum pelaksanaan bazar,” kata Valda yang pernah mengikuti kegiatan di negara Singapura. Dijelaskan Valda bahwa mulai pelaksanaan bazar kedua, hasil kreasi pemanfaatan sampah non organik karya siswa juga dijual melalui bazar itu. Semua hasil penjualan bazar itu digunakan untuk membiayai program Jakarta Eco School di sekolahnya.

Tentang kegiatannya di negara Singapura, Valda mengaku sangat kagum dengan negara kota itu. “Singapura dan Jakarta nampak berbeda. Di Singapura, bila kita membuang sampah sembarangan akan didenda. Peraturan itu diberlakukan dengan ketat,” ujar Valda Aqila yang mengaku bangga bisa terpilih sebagai tim 9 Jakarta Eco School di sekolahnya. Ditambahkannya bahwa membuang sampah pada tempat yang sesuai di Singapura sangat mudah. “Banyak tempat sampah secara terpilah yang disediakan di banyak tempat di Singapura. Sehingga, tidak ada alasan lagi membuang sampah sembarangan,” jelas Valda. (rian/ron)

*) Valda Aqila adalah siswa dan ketua tim Jakarta Eco School SDN Pondok Labu 11 Jakarta Selatan yang diselenggarakan oleh Tunas Hijau dan Freeport Peduli