Pembinaan Lingkungan Hidup Bagi Pimpinan Dan Staf SMP 25
Surabaya- Pengelolaan kantin atau penjualan makanan dan minuman di sekolah cukup menjadi momok bagi banyak sekolah. Terutama bagi sekolah-sekolah yang ingin mengolah sampah yang dihasilkan secara tuntas. Seperti yang dirasakan oleh SMP Negeri 25 Surabaya. Kebingungan penanganan kantin ini disampaikan oleh Indinah, guru lingkungan hidup SMP Negeri 25 Surabaya, pada pembinaan lingkungan hidup yang dilakukan Tunas Hijau kepada 10 guru lingkungan hidup, staf dan pimpinan sekolah, Rabu (21/10) siang.
Keluh kesah Indinah tentang kantin sekolah itu berkaitan dengan banyaknya jajanan dan minuman berbungkus plastik yang dijual di kantin. Menanggapi keluh kesah Indinah, aktivis senior Tunas Hijau Mochamad Zamroni dan Akbar Wahyudono yang hadir pada pembinaan itu menyampaikan sikap wajar. “Untuk menciptakan kepedulian lingkungan hidup warga sekolah, penanganan sampah harus menjadi prioritas. Setidaknya sekolah mendorong warganya untuk tidak mengkonsumsi jajanan dan minuman dengan kemasan yang tidak dapat diolah dan tidak bernilai ekonomis,” kata Zamroni.
Lebih lanjut untuk penanganan masalah sampah, Tunas Hijau menyarankan sekolah bisa menjalin kemitraan dengan para pemulung yang banyak terdapat di dekat sekolah. Maklum, sekitar 10 meter dari gerbang sekolah ini adalah lahan pembuangan sampah sementara yang biasanya ada di tiap kelurahan. Pemulung bisa diminta bantuannya untuk memberikan pemahaman pada warga sekolah untuk mengidentifikasi jenis-jenis sampah yang bernilai ekonomis dan yang tidak. “Pemulung juga bisa diajak kerja sama untuk mengolah lebih lanjut sampah yang dihasilkan sekolah,” saran Zamroni.
Tentang SMP Negeri 25 Surabaya, Tunas Hijau menyampaikan bahwa sekolah ini sudah memiliki pijakan yang kuat untuk terus mengembangkan program peduli lingkungan hidup. Pijakan yang kuat ini didasari oleh adanya keputusan pimpinan sekolah yang dibuat pada September 2007. Keputusan tersebut sudah menunjukkan secara jelas bahwa salah satu tujuan proses pendidikan sekolah yang beralamat di Simomulyo 25 Surabaya itu adalah menciptakan kepedulian warga sekolah pada lingkungan hidup. Zamroni berkata, “Bila melihat pada visi dan misi sekolah yang dengan jelas berpihak pada lingkungan hidup, ini merupakan landasan kuat bagi sekolah untuk terus mengembangkan kepedulian lingkungan hidup warganya”. (roni)